Sejarah
Sejarah 11 Maret: COVID-19 Ditetapkan Sebagai Pandemi Global oleh Organisasi Kesehatan Dunia
Berikut informasi terkait sejarah 11 Maret dimana COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Berikut informasi terkait sejarah 11 Maret dimana COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yang pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan bahwa COVID-19 telah menjadi pandemi global.
Baca juga: Penjelasan Lengkap Tentang Penyakit Ain, Mulai dari Penyebab, Dampak Hingga Cara Mengatasinya
Baca juga: 10 Gejala Umum Penyakit Tipes, Kenali Apa Penyebabnya, Makanan yang Tidak Dimasak dengan Sempurna
Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi, dari Konsumsi Asam Folat hingga Konsultasi Prenatal
Pengumuman tersebut mencerminkan peningkatan pesat dalam jumlah kasus dan penyebaran penyakit di luar Tiongkok ke berbagai negara di seluruh dunia.
Dalam pengumuman tersebut, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa keputusan untuk mengklasifikasikan COVID-19 sebagai pandemi global diambil berdasarkan peningkatan jumlah kasus, penyebaran geografis, dan tingkat keparahan penyakit.
Pengumuman tersebut juga menggarisbawahi perlunya respons global yang koordinatif dan terkoordinasi untuk mengatasi penyebaran virus dan dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkannya.
Dengan ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi global oleh WHO, negara-negara di seluruh dunia mulai mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih serius.
Langkah-langkah pencegahan seperti membatasi perjalanan, memberlakukan lockdown, dan menggalakkan praktik-praktik kesehatan masyarakat seperti mencuci tangan dan menjaga jarak fisik.
Selain itu, pengumuman ini juga memperkuat upaya-upaya internasional untuk mengembangkan vaksin, menguji obat-obatan, dan meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan untuk menangani pandemi ini.
Baca juga: Sejarah 9 Maret: Boneka Barbie Dijual Pertama Kali di Pameran Mainan Internasional, New York City
Sejarah COVID-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yang disebut Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Virus ini pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019.
COVID-19 dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari gejala ringan seperti batuk dan demam hingga gejala yang lebih parah seperti pneumonia dan kesulitan bernafas.
Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 juga dapat mengalami gejala yang lebih serius, termasuk kematian.
Virus ini menyebar melalui percikan air liur yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara, dan dapat menular dari orang ke orang.
Penularan juga dapat terjadi melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi oleh virus dan kemudian menyentuh wajah, terutama mata, hidung, atau mulut.
Sejak penyebarannya yang cepat di seluruh dunia, COVID-19 telah menyebabkan pandemi global yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, perekonomian, dan sistem kesehatan di seluruh dunia.
Upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini termasuk langkah-langkah pencegahan seperti menjaga jarak fisik, mencuci tangan secara teratur, memakai masker, serta vaksinasi massal.
Penelitian dan pengembangan vaksin serta pengobatan terus dilakukan untuk mengatasi pandemi ini.
Meskipun vaksin telah tersedia dan banyak negara telah melakukan program vaksinasi massal, tantangan dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 masih terus ada, terutama dengan munculnya varian-varian baru dari virus ini.
Oleh karena itu, upaya-upaya pencegahan dan mitigasi terus diperlukan untuk melawan pandemi ini.
Baca juga: Sejarah 6 Maret: Klub Real Madrid Asal Spanyol Didirikan Para Mahasiswa, Tepat 122 Tahun yang Lalu
Kondisi Pasca COVID-19
Saat ini, beberapa negara telah berhasil mengendalikan penyebaran virus dengan melakukan program vaksinasi massal, menerapkan langkah-langkah pencegahan yang ketat, dan meningkatkan kapasitas sistem kesehatan mereka.
Namun, di beberapa wilayah, terutama di mana varian baru virus telah muncul atau di mana tingkat vaksinasi masih rendah, penyebaran COVID-19 masih menjadi masalah yang serius.
Beberapa negara menghadapi gelombang infeksi baru atau lonjakan kasus yang disebabkan oleh varian baru yang lebih menular atau kurang responsif terhadap vaksin.
Selain itu, ada juga tantangan dalam hal distribusi vaksin secara merata di seluruh dunia, sehingga beberapa negara masih berjuang untuk mendapatkan akses yang cukup terhadap vaksin untuk memvaksinasi populasi mereka dengan cepat.
Kondisi COVID-19 juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepatuhan masyarakat terhadap pedoman pencegahan, kebijakan pemerintah, ketersediaan perawatan medis, dan kemampuan untuk mendeteksi, melacak, dan mengisolasi kasus-kasus baru.
Secara keseluruhan, meskipun ada kemajuan dalam pengendalian pandemi di beberapa wilayah, COVID-19 masih menjadi tantangan global yang signifikan, dan upaya terus dilakukan untuk mengatasi penyebarannya dan melindungi kesehatan masyarakat.
Baca juga: Sejarah 28 Februari: Nilon Ditemukan oleh Wallace Carothers, Seorang Pengidap Gangguan Jiwa
Dampak COVID-19 Bagi Dunia
COVID-19 telah memiliki dampak yang luas dan mendalam terhadap dunia dalam berbagai aspek.
Berikut adalah beberapa efek utama dari pandemi COVID-19:
1. Kesehatan Masyarakat
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit, meningkatnya beban pada sistem perawatan kesehatan, serta peningkatan jumlah kematian.
Hal ini juga telah menyebabkan lonjakan permintaan akan peralatan medis, seperti ventilator dan peralatan pelindung diri (PPE), serta meningkatkan kebutuhan akan tenaga medis.
2. Ekonomi
COVID-19 telah menyebabkan goncangan ekonomi global yang signifikan.
Banyak negara menghadapi resesi ekonomi sebagai akibat dari penutupan bisnis, penghentian aktivitas ekonomi, dan gangguan dalam rantai pasokan global.
Jutaan orang kehilangan pekerjaan atau mengalami pemangkasan gaji, dan banyak usaha kecil dan menengah mengalami kesulitan finansial.
3. Pendidikan
Pandemi ini telah mengganggu pendidikan di seluruh dunia dengan penutupan sekolah dan perguruan tinggi, pembatalan ujian, dan peralihan ke pembelajaran jarak jauh.
Ini telah menimbulkan tantangan bagi siswa, guru, dan orang tua dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran online dan menjamin kelangsungan pendidikan.
Baca juga: Sejarah 26 Februari: Timnas Indonesia Menjadi Juara Piala AFF U-22 untuk Pertama Kalinya
4. Sosial dan Psikologis
Pembatasan sosial, penutupan tempat-tempat hiburan, dan isolasi telah menyebabkan peningkatan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan kesepian.
Pandemi ini juga telah menyebabkan ketegangan sosial dan meningkatkan ketidaksetaraan, termasuk ketidaksetaraan dalam akses terhadap perawatan kesehatan dan pendidikan.
5. Perubahan Gaya Hidup
COVID-19 telah mengubah cara kita bekerja, berbelanja, berkomunikasi, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Banyak perusahaan telah beralih ke model kerja jarak jauh, sementara konsumen telah beralih ke belanja online dan aktivitas hiburan di rumah.
6. Perubahan Lingkungan
Beberapa efek positif telah terlihat pada lingkungan alam selama pandemi, seperti penurunan polusi udara dan peningkatan kualitas air.
Namun, penggunaan masker dan perlindungan diri yang tidak tepat juga telah meningkatkan limbah plastik dan limbah medis, serta mengakibatkan peningkatan penggunaan produk berbasis kimia.
Efek COVID-19 ini telah melampaui batas-batas nasional dan merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan global, mempengaruhi cara kita bekerja, belajar, berkomunikasi, dan hidup.
Dampaknya mungkin akan terasa dalam jangka waktu yang panjang, bahkan setelah pandemi berakhir. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.