Berita Viral

4 Fakta Kepala Bayi Tertinggal di Rahim, Kronologi, Penjelasan Dokter Forensik hingga Lapor Polisi

4 fakta kepala bayi tertinggal dalam rahim ibu, kronologi, penjelasan dokter forensik hingga lapor ke polisi.

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Mukarromah, ibu di Bangkalan mengungkap sosok bidan yang menangani proses kelahirannya hingga bayinya meninggal dunia karena kepalanya tertinggal di rahim. 4 fakta kepala bayi tertinggal dalam rahim ibu, kronologi, penjelasan dokter forensik hingga lapor ke polisi. 

TRIBUNKALTIM.CO – 4 fakta kepala bayi tertinggal dalam rahim ibu, kronologi, penjelasan dokter forensik hingga lapor ke polisi.

Kisah bayi meninggal dan kepalanya tertinggal di rahim ibu di Bangkalan, Jawa Timur menjadi perhatian.

Ibu bayi, Dinas Kesehatan Bangkalan, dan dokter forensik pun bicara soal kasus tersebut.

Ini 4 fakta kepala bayi tertinggal di dalam rahim ibu.

Baca juga: Nasib Bidan Mega Bikin Kepala Bayi Putus Tertinggal dalam Rahim Ibu di Bangkalan, Penjelasan Dinkes

Baca juga: Viral Kasus Kepala Bayi Tertinggal di Rahim saat Melahirkan, Pengakuan Ibu, Kata Kadinkes Bangkalan

Baca juga: Viral Pengakuan Ibu di Madura, Saat Lahiran Kepala Bayi Putus dan Tertinggal di Rahim, Kronologinya

Seorang ibu di Desa Panpajung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur bernama Mukarromah (25) melapor ke Kepolisian Resor (Polres) Bangkalan.

Laporan tersebut dibuat setelah Mukarromah melahirkan seorang bayi perempuan dalam keadaan kepala terpisah dengan tubuh di Puskesmas Kedungdung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, pada Senin (4/3/2024).

Penuturan sang ibu

Mukarromah menjelaskan, dirinya datang ke Puskesmas Kedungdung dalam kondisi sudah pembukaan empat.

Mukarromah mengaku saat itu dirinya didampingi oleh bidan desa setempat.

Setelah menunggu beberapa jam kemudian, pembukaan meningkat menjadi enam.

VIRAL - Pengakuan Mukarrohmah, ibu di Bangkalan, Madura yang saat lahiran, kepala bayi putus dan tertinggal di rahim. Video pengakuannya menjadi viral.
VIRAL - Pengakuan Mukarrohmah, ibu di Bangkalan, Madura yang saat lahiran, kepala bayi putus dan tertinggal di rahim. Video pengakuannya menjadi viral. (Tangkap Layar Kompas TV)

Setelah itu, Mukarromah menolak untuk melahirkan di Puskesmas.

Mukarromah meminta rujukan kepada dokter Puskesmas agar dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamrabu Bangkalan.

Namun permintaan itu ditolak oleh pihak Puskesmas.

“Kata dokter Puskesmas, pihak dokter RSUD Syamrabu Bangkalan tidak merespons sehingga harus ditangani di Puskesmas,” terang Mukarromah saat ditemui di rumahnya di Desa Panpajung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Selasa (12/3/2024).

Kondisi bayi mengenaskan

Mukarromah kemudian pasrah untuk persalinan di Puskesmas.

Saat melahirkan, dirinya sudah berjuang keras untuk tidak menjalani operasi sesar.

Namun setelah melahirkan, ternyata kepala bayinya putus dengan badannya.

“Saat kepala bayi saya terputus, saya minta agar dioperasi saja. Namun saya diintimidasi bahwa kalau dirujuk ke rumah sakit tidak akan dioperasi dan kepala bayi yang tertinggal akan ditarik menggunakan tangan. Yang menangani juga bukan perempuan, melainkan laki-laki bertubuh kekar,” ungkap Mukarromah.

Setelah Mukarromah mendesak agar dirujuk ke rumah sakit, akhirnya Mukarromah dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Kabupaten Bangkalan.

Kepala bayi yang tertinggal akhirya ditangani dengan operasi sesar.

Keluarga kemudian melaporkan pihak Puskesmas ke Polres Bangkalan.

Baca juga: Bayi yang Dibuang di Samarinda Diasuh Negara, Keluarga Harus Ikut Prosedur Adopsi

Penjelasan Kadinkes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Hotiba dalam konferensi pers pada Selasa (12/3/2024) menjelaskan, pasien atas nama Mukarromah datang ke Puskesmas Kedungdung dalam keadaan pembukaan empat dengan usia kandungan delapan bulan.

Dokter berkesimpulan, bahwa bayi dalam kandungan Mukarromah mengalami keracunan.

Nur Hotiba, Kepala Dinkes Bangkalan, Jawa Timur saat konferensi pers di kantornya, Selasa (12/3/2024) tentang kejadian persalinan yang terpisah antara kepala dan tubuh bayi.
Nur Hotiba, Kepala Dinkes Bangkalan, Jawa Timur saat konferensi pers di kantornya, Selasa (12/3/2024) tentang kejadian persalinan yang terpisah antara kepala dan tubuh bayi. (KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN)

“Bayi dalam kandungan kondisinya sudah meninggal dunia antara 7 sampai 10 hari akibat keracunan kehamilan. Saat dilakukan persalinan, kepala bayi terputus karena kondisi tubuh bayi sudah mengalami pembusukan,” terang Nur Hotiba.

Hotiba menambahkan, posisi bayi dalam kandungan dalam keadaan sungsang.

Saat bayi sudah di depan pintu rahim, yang keluar pertama kali bagian bokongnya.

“Tidak mungkin dirujuk ke rumah sakit kalau kondisi persalinan sudah tampak. Standar operasional prosedur (SOP) persalinan demikian. Jadi tidak bisa kemudian disebutkan salah penanganan,” ungkapnya.

Edy, salah satu dokter forensik RSUD Syamrabu Bangkalan mengatakan, kondisi bayi yang dilahirkan dalam usia delapan bulan dengan panjang 40 sentimeter dan berat 1,150 gram.

Adapun warna kulit putik kecoklatan. Dengan kondisi tubuh bayi yang demikian, maka dipastikan bayi sudah meninggal antara tujuh hari sampai 10 hari.

“Sudah terjadi pembusukan dalam kandungan. Sangat rentan saat ditangani menggunakan persalinan normal. Konsekwensinya adalah, ada bagian tubuh yang akan terlepas,” terang Edy.

Edy menambahkan, bagian kepala yang sudah putus dengan badan, rencananya akan disambung untuk menghormati jenazah si bayi.

Namun pihak keluarga menolak tindakan itu. Jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga.

Nasib Bidan Mega

Nasib Bidan Mega bikin kepala bayi putus tertinggal dalam rahim ibu di Bangkalan, Jawa Timur,  keluarga korban tak tinggal diam.

Bidan Mega kini menjadi sorotan.

Ia merupakan bidan yang membantu proses ibu hamil yang akan melahirkan, Mukarrohmah.

Kini, Mukkarromah dan sang suami telah melaporkan bidan Puskesmas Kedungdung Bangkalan ke Polres Bangkalan atas dugaan malapraktik.

"Saya pingin pihak polisi beri keadilan, dan bertindak tegas dan beri saya keadilan," ungkap Mukkarromah terisak tangis,.

Mukkarromah menuturkan pihak kepolisian sudah meminta keterangan darinya dan pihak keluaga.

Baca juga: Bayi yang Dibuang di Samarinda Diasuh Negara, Keluarga Harus Ikut Prosedur Adopsi

"Ada saya, suami, dan tante dari suami saya," ujarnya.

Pihak Puskesmas Kedungdung sendiri belum menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf kepada keluarga Mukkarromah.

"Dari puskesmas tidak ada satu pun datang, mereka datang ke rumah sakit ada si bidan Mega itu," sambungnya.

"Gak ada permintaan maaf, tidak ada juga (tanggung jawab)," katanya.

Di sisi lain, wanita asal Desa Panpajung ini mengungkapkan kondisinya hingga kini masih belum stabil secara fisik maupun psikologis.

"Iya, masih sakit," kata Mukkarromah. (*)

Ikuti berita menarik lainnya di saluran whatsapp dan google news Tribun Kaltim

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribun Medan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved