Berita Samarinda Terkini
Terungkap Pengasilan per Bulan Ojek Online di Samarinda, Pahitnya Saat Ada Orderan Fiktif
Di Kota Samarinda, ojek online bisa dibilang jadi satu di antara alat angkutan umum andalan masyarakat dan keberadaannya sudah banyak.
Penulis: Ilo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kali ini terungkap pengasilan rata-rata para ojek online atau ojol yang beredar di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Di Kota Samarinda, ojek online bisa dibilang jadi satu di antara alat angkutan umum andalan masyarakat dan keberadaannya sudah banyak.
Saking banyaknya persaingan ojek online, bagaimana dengan pendapatan mereka untuk bertahan hidup sehari-hari?
Kali ini TribunKaltim.co berkesempatan bersua dengan satu di antara ojek online di Kota Samarinda, Selasa (12/3/2024).
Baca juga: Ceruk Manis Ojek Online di Sangatta Kala Akhir Pekan, Banyak Order Antar ke Gereja
Dialah, Aldic Rachman Valentino, pemuda asal Samarinda yang tekuni pekerjaan sebagai ojek online.
Dirinya sudah enam tahun berkecimpung sebagai penunggang kuda besi, memberikan jasa transportasi umum masyarakat Kota Samarinda.
Soal pendapatan, kata Aldic, omzet tidak menentu.

Tapi, ujar dia, sebulan itu bersih bisa sekitar Rp 3 sampai 4,5 juta sudah dipotong dari perusahaan.
"Tapi kalau ditekuni bisa lebih dari itu,” ungkapnya.
Baca juga: Kisah Ojek Online Samarinda Nonton Piala Dunia 2022, Guntur Agus Salim: Bisa Healing ke Qatar
Meski lelah dan terbesit ingin menyerah, Aldic memilih untuk bertahan menjadi ojek online lantaran menganggap pekerjaan yang ia geluti ini dirasa lebih fleksibel.
Tekadnya untuk bertahan hidup menjadi kekuatannya untuk terus melaju. Terlebih, dirinya telah hidup mandiri usai lulus dari SMKN 5 Samarinda.
“Pernah terpikir untuk berhenti karena lelah dan jenuh. Tapi, saya alihkan dengan istirahat, liburan, dan hiburan. Saya harus bersyukur atas pekerjaan ini,” tutupnya.
Pahitnya Orderan Fiktif
Enam tahun sudah, Aldic Rachman Valentino, pemuda asal Samarinda mengaspal sebagai pengemudi ojek online.
Sejak tahun 2018, pemuda 27 tahun ini menapaki jalanan kota, mengantarkan penumpang dan barang, merasakan suka dan duka yang mewarnai profesinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.