Ramadhan 2024

Bagaimana Hukum Melaksanakan Salat Tahajud Setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah Penjelasannya

Bagaimana hukum melaksanakan Salat Tahajud setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah penjelasannya.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Pinterest/@m.youtube.com dan @Ahmed Kasem
Ilustrasi. Bagaimana hukum melaksanakan Salat Tahajud setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah penjelasannya. 

Salat Witir dilakukan setelah salat Isya', baik langsung setelah salat Isya' atau dikerjakan pada waktu-waktu tertentu sepanjang malam sebelum waktu Subuh tiba.

Jumlah rakaat Salat Witir biasanya adalah ganjil, seperti satu, tiga, lima, tujuh, atau sembilan rakaat. 

Jumlah yang paling umum adalah tiga rakaat, yang dilakukan sebagai satu rangkaian tanpa duduk di antara rakaat-rakaatnya.

Pada rakaat terakhir Salat Witir, beberapa umat Islam seringkali membaca doa Qunut, di mana mereka memohon perlindungan, petunjuk, dan keberkahan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan Salat Witir sebagai salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan di malam hari. 

Salat Witir juga dipandang sebagai penutup ibadah malam dan merupakan kesempatan terakhir untuk berkomunikasi dengan Allah SWT sebelum waktu Subuh.

Meskipun bersifat sunnah, melaksanakan Salat Witir secara rutin dapat mendatangkan banyak manfaat.

Baca juga: Inilah Surat yang Sering Dibaca Rasulullah SAW saat Mengerjakan Shalat Tahajud

Komunikasi dengan Allah SWT Lewat Salat Tahajud

Salat Tahajud adalah salat sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah seseorang telah tidur sejenak setelah Isya' (salat malam terakhir). 

Ini adalah salah satu salat sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Tahajud berasal dari kata Arab "hajada", yang berarti "berusaha" atau "bangun".

Salat Tahajud dilakukan setelah seseorang telah tidur sejenak setelah salat Isya' hingga menjelang waktu salat Fajr. 

Namun, waktu yang paling utama untuk melaksanakannya adalah di sepertiga malam terakhir.

Salat Tahajud dapat dilakukan dalam jumlah rakaat yang berbeda-beda, tetapi jumlah yang paling umum adalah dua rakaat. 

Namun, bisa juga dilakukan dalam jumlah yang ganjil, seperti satu rakaat atau tiga rakaat, dan bisa juga lebih banyak, sesuai dengan kebiasaan atau kesempatan yang dimiliki.

Salat Tahajud seringkali diisi dengan banyak doa dan dzikir, karena merupakan waktu yang diberkahi untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. 

Banyak orang memanfaatkan waktu ini untuk berdoa, memohon ampun, meminta keberkahan, dan mengekspresikan rasa syukur kepada Allah SWT.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved