Berita Kaltim Terkini

Pj Gubernur Akmal Malik Minta Inflasi di Kaltim Harus Ditekan Bersama

Kondisi Inflasi di Kaltim pada Februari 2024 mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang mencapai 3 persen

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
INFLASI - Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik meminta semua OPD agar bersama-sama untuk mengendalikan inflasi termasuk jajaran Kabupaten/Kota.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Kondisi Inflasi di Kaltim pada Februari 2024 mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang mencapai 3 persen.

Faktor tingginya harga tiket pesawat dan juga kenaikan harga beras yang terjadi merata diseluruh Bumi Etam.

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik juga telah mengungkapkan, terkait inflasi ia sudah meminta dalam suasana puasa Ramadhan sangat penting untuk memperkuat koordinasi antar daerah dan lintas sektor dalam pengendalian inflasi.

High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim juga disebutnya sudah digelar pada Kamis (14/3/2024) lalu.

"Kita semua telah berkomitmen menjaga stabilitas dan pasokan pangan maupun harga yang memadai di masyarakat," kata Akmal Malik, Sabtu (16/3/2024).

Menurut Akmal Malik, inflasi adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan tidak parsial yang menyesuaikan kondisi ekonomi dan kebijakan yang selalu berubah.

Baca juga: Tekan Inflasi, DTPHP Kutim Siapkan 9 Ribu Bibit Cabai untuk Poktan

Baca juga: Kios SIGAP Tekan Inflasi, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Sebut Upaya Penyeimbang Harga

Sesuai laporan Badan Pusat Statistik (BPS) di Kaltim pada Februari lalu terjadi inflasi (yoy) sebesar 3,28 persen.

Dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,92.

Sepuluh kabupaten dan kota di Kaltim, diakui Akmal Malik inflasi tertinggi terjadi di Berau sebesar 4,14 persen dengan IHK sebesar 106,32.

Sementara inflasi terendah terjadi di Samarinda sekitar 3,04 persen dengan IHK sebesar 105,5.

Akmal Malik kembali meminta seluruh daerah di Bumi Etam sesuai amanat Presiden agar menjaga tingkat inflasinya secara terukur.

Inflasi terjadi selama Februari, diantaranya dipicu tiket transportasi cukup tinggi dampak besarnya mobilitas orang dan jasa ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Turut adanya acara/peringatan hari besar keagamaan, kendala distribusi beras dari Pulau Jawa ke Kaltim, sehingga memicu kenaikan harga komoditi pokok ini.

“Kenaikan harga beras menjadi penyumbang inflasi dari kelompok makanan, minuman dan tembakau mencapai 6,95 persen,” ujarnya.

Pemprov Kaltim telah melakukan langkah penyiapan siaga bahan pokok penting selama Ramadhan.

Diantaranya pembentukkan toko penyeimbang kios siap jaga harga dan pasokan (SIGAP) penyiapan/ketersediaan Bapokting selama dua bulan kedepan oleh Disperindagkop.

Lalu panen lokal beras oleh Dinas Pangan TPH, yang juga meluncurkan Gerakan Pangan Murah, serta perbaikan/optimalisasi infrastruktur dasar pertanian, dan meningkatkan produksi lokal.

"Mari kita mengambil langkah-langkah yang straregis, terukur dan terintegrasi," tandasnya.

Baca juga: Pj Gubernur Akmal Malik Rapat Inflasi di Kukar, Waspadai Kenaikan Harga Beras

Turut menambahkan, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setdaprov Kaltim, Ujang Rachmad bahwa pentingnya peran semua pihak dalam pengendalian inflasi.

Tidak ada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) apapun yang menjadi tumpuan dalam pengendalian inflasi.

Semua OPD dinilai Ujang berperan masing-masing dalam pengendalian inflasi.

"Begitu juga dengan penguatan TPID di Kabupaten/Kota merekalah yang menjadi tumpuan kita dalam pengendalian inflasi," terangnya.

Ujang juga mengatakan bahwa pola inflasi sebenarnya sudah terbaca, hanya saja keseriusan dari kinerja yang ada perlu ditingkatkan.

"Ini yang harus kita pantau dengan baik," tandasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved