Ramadhan 2024
Apakah Mengumpat di Media Sosial Dapat Membatalkan Puasa Ramadhan? Ini Jawabannya
Apakah mengumpat di media sosial dapat membatalkan puasa Ramadhan? Ini jawabannya.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Apakah mengumpat di media sosial dapat membatalkan puasa Ramadhan? Ini jawabannya.
Saat ini, umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa.
Sambil menunggu waktu berbuka biasanya banyak orang akan berselancar di media sosial.
Baca juga: Benarkah Mimisan Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Ustaz Ahmad Hawasyi
Baca juga: Bagaimana Hukum Melaksanakan Salat Tahajud Setelah Salat Tarawih dan Witir? Inilah Penjelasannya
Baca juga: Bagaimana Hukum Menelan Ludah atau Dahak Saat Melaksanakan Puasa Ramadan? Ini Penjelasannya
Namun, terkadang banyak hal dari internet yang memancing emosi hingga berkata kasar atau mengumpat.
Bahkan, tak jarang ada orang yang secara terang-terangan berkata kotor atau mengumpat saat berselancar di media sosial.

Lalu, apakah mengumpat di media sosial dapat membatalkan puasa Ramadhan?
Simak ulasan berikut ini.
Bagaimana Hukum Mengumpat di Media Sosial saat Sedang Berpuasa Ramadhan?
Kepala Kantor Kementerian Agama Surakarta Musta'in Ahmad menjelaskan, umpatan yang dilakukan di media sosial tidak akan membatalkan puasa.
Meski begitu, mengumpat baik yang dilakukan di media sosial maupun dunia nyata dapat mengurangi pahala puasa.
Baca juga: Bagaimana Hukum Menggunakan Obat Tetes Mata saat Berpuasa di Bulan Ramadhan 2024?
Musta'in menjelaskan, hal tersebut merupakan perbuatan yang haram untuk dilakukan, terlebih sedang menjalani ibadah puasa.
Rasulullah SAW dalam salah satu hadist bersabda: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan tidak meninggalkan perbuatan yang diakibatkan ucapan dustanya, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya terhadap perbuatannya meninggalkan makan dan minum (puasa)." (HR. Bukhari)
Hadist itu merupakan dalil bahwa orang yang menjalankan ibadah puasa sudah semestinya menahan diri dari perkataan kotor (seperti cacian maupun umpatan) dan perkataan dusta sebagaimana menahan diri dari makan dan minum.
Konsekuensinya, jika seseorang yang menjalankan ibadah puasa tetapi tidak bisa menahan diri dari ucapan kotor dan dusta, maka nilai ibadah puasanya menjadi berkurang.
Tindakan itu juga menyebabkan munculnya kebencian Allah SWT, bahkan bisa berujung pada tidak diterima puasanya.
Oleh karena itu, seorang muslim dilarang untuk mengucapkan umpatan dan cacian yang menyakitkan pihak lain.
Baca juga: Terjawab Kenapa Sebaiknya Tidak Minum Kopi saat Sahur, Dapat Menyebabkan Dehidrasi
Secara spesifik, Rasulullah SAW telah mengingatkan akan sikap dan tutur kata melalui salah satu sabdanya berikut ini:
"Apabila salah satu dari kalian sedang menjalankan ibadah puasa, maka janganlah berkata kotor, dan jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencelanya atau menyakitinya maka ucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa," (HR. Bukhari).
Musta'in mengatakan, orang-orang yang mengumpat tersebut tidak lebih mendapatkan lapar dan haus saja, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga," (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir).
Agar tidak melakukan umpatan, Musta'in memberikan tips yakni dengan melakukan pengendalian diri.
Selain itu, gunakan media sosial untuk lebih memperkuat ukhuwah atau persatuan antar anak bangsa.
Baca juga: Bolehkah Donor Darah saat Sedang Berpuasa di Bulan Ramadhan 2024? Ini Penjelasannya
Mengumpat Dapat Mengurangi Rasa Sakit
Selama ini kita diajarkan untuk tidak mengumpat atau menyumpah saat sedang emosi, namun penelitian justru menunjukkan bahwa mengumpat bisa mengurangi rasa nyeri.
Tim peneliti dari Keele University di Staffordshire, Inggris, melakukan penelitian selama 2 tahun dan menemukan bahwa orang-orang yang sedang merasakan nyeri cenderung berkurang rasa sakitnya bila mereka menyumpah-nyumpah.
Dalam penelitian tersebut, para partisipan diminta mencelupkan tangan mereka ke dalam air dingin yang diberi es dan dites berapa lama mereka bisa bertahan.
Pencelupan tangan merupakan metode tes yang umum dipakai untuk mengetahui ketahanan sakit karena dinilai tidak menimbulkan bekas luka atau menyakiti psikis.
Sambil menahan dinginnya air, para partisipan dipersilahkan untuk menyumpah-nyumpah atau mengucapkan kata-kata biasa.
Ternyata partisipan yang menyumpah mengaku rasa nyeri akibat dinginnya air lebih berkurang dibanding orang yang lebih menjaga ucapannya.
Menurut peneliti, mengumpat akan merangsang respon flight or fight, sebuah respon melawan atau menghindar yang muncul saat kita sedang stres.
Respon tersebut juga akan menghilangkan rasa takut akan sakit.
Walau begitu, efek mengumpat ini ternyata hanya efektif pada orang sebelumnya tidak biasa menyumpah.
Jadi, mengumpatlah pada saat yang tepat. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.