Breaking News

Ramadhan 2024

Cerita Atlet Panahan asal Samarinda saat Ramadan, Ngabuburit sambil Asah Kemampuan

Cerita atlet panahan asal Samarinda Lailatul Fatmanarida saat Ramadan, ngabuburit sambil asah kemampuan.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
HO
Lailatul Fatmanarida dengan selendang kuningnya saat mengikuti kejuaraan panahan tradisional di Kota Samarinda, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu ngabuburit selama bulan Ramadan.

Salah satunya dengan bermain panahan, seperti yang dilakukan Lailatul Fatmanarida.

Gadis berusia 26 tahun dari Samarinda, Kalimantan Timur, itu memilih olahraga panahan tradisional.

Laila, begitu ia disapa, telah bergabung dengan klub panahan Samarinda Archery Squad (SAS) sejak pertengahan tahun 2021.

Baca juga: Walikota Samarinda Pastikan Stok Pangan Aman hingga Juni, Imbau Pedagang Tak Permainkan Harga

Dirinya mengaku tertarik dengan panahan sejak kecil dan baru mulai menekuninya secara serius beberapa tahun terakhir.

"Awalnya tertarik karena sering nonton atlet panahan di TV dari kecil. Dan saat dicoba, panahan itu asyik banget. Melatih fokus, sabar, dan mental. Terganggu sedikit saja, tembakan bisa meleset," ungkapnya pada TribunKaltim pada Senin (18/3/2024).

Baginya, panahan bukan sekadar olahraga biasa.

Sebagai seorang muslimah, ia menjalankan panahan sesuai dengan sunnah yang dianjurkan dalam Islam.

"Selain bermain, kita juga mendapat pahala. Menarik busur, melepaskan anak panah, dan mencabutnya dari target, semua itu berpahala," terangnya.

Meskipun terbilang baru, Laila sudah mengemban berbagai prestasinya dalam beberapa kejuaraan panahan tradisional hingga tingkat kota.

Baca juga: Tips DPRD Samarinda, Cara Entaskan Permasalahan Kemiskinan Ekstrim di Ibu Kota Kaltim

Meski demikian, Laila mengakui ada beberapa tantangan dalam menekuni panahan tradisional.

Salah satunya adalah menjaga fokus, terutama saat bulan Ramadan karena energi sedikit melemah lantaran berpuasa.

"Tapi panahan itu candu. Sekali nembak, rasanya pengen terus. Jadi main seberapa lama pun ga terasa, sekalian ngabuburit," tuturnya.

Di satu sisi, Laila senang karena bisa mendapatkan banyak teman dan relasi.

Di sisi lain, ia harus disiplin latihan agar teknik dan fokusnya tidak menurun.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved