Ramadhan 2024

Hukum Melaksanakan Puasa Ramadhan bagi Musafir atau Pemudik, Ini Penjelasan Buya Yahya

Hukum melaksanakan puasa Ramadhan bagi musafir, pemudik, atau orang yang sedang menempuh perjalanan jauh, ini penjelasan Buya Yahya.

SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Buya Yahya di sebuah ruangan dalam Kompleks Masjid Haji Keuchik Leumiek - Hukum melaksanakan puasa Ramadhan bagi musafir, pemudik, atau orang yang sedang menempuh perjalanan jauh, ini penjelasan Buya Yahya. 

Ketika menjalankan ibadah puasa yang hukumnya wajib, ada opsi yang diperbolehkan untuk tidak mengikuti puasa tapi wajib menggantinya pada hari-hari lain setelah kembali ke tempat asal.

Buya Yahya memberikan penjelasannya tentang saat dalam perjalanan jauh, lebih baik puasa atau tidak.

Buya Yahya mencontohkan seseorang sementara bepergian yang jaraknya melebihi 84 km.

lalu orang tersebut merasa kuat untuk menjalankan ibadah puasa dan merasa tidak tersiksa, maka ia harus tetap berpuasa.

Baca juga: Hukum Mandi Wajib Setelah Imsak, Apakah Puasanya Sah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad

"Mana yang lebih bagus berpuasa atau tidak, jawabannya adalah mana yang paling enak buat dia. Paling enak kalau puasa merasa berat, jangan berpuasa, kalau dia puasa merasa nyaman, sebaiknya berpuasa." ujarnya.

Pendapat ini mengacu pada kebebasan yang diberikan dalam agama Islam untuk memilih antara berpuasa atau tidak berpuasa dalam kondisi-kondisi tertentu. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Ini Hukum Melaksanakan Puasa Ramadhan saat Perjalanan Jauh, Berikut Ulasan Buya Yahya

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved