Berita Kukar Terkini

DBD di Kukar Terus Meningkat, Ini 3 Cara yang Dilakukan Dinkes untuk Mengatasi Lonjakan Kasus

kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur mengalami peningkatan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Penulis: Ata | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Fogging untuk memberantas sarang nyamuk guna mencegah kasus demam berdarah dengue (DBD) dikawasan permukiman penduduk. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, diprediksi terus meningkat hingga Mei 2024.

Lantas, bagaimana cara mencegah DBD?

Melansir kemkes.go.id, berikut beberapa langkah pencegahan sederhana yang dapat dilakukan agar terhindar dari DBD:

1. Memasang kelambu pada tempat tidur maupun jendela;

2. Menerapkan program 3M, yaitu menguras, menutup, serta mendaur ulang (gerakan pemberantasan sarang nyamuk);

3. Memperbanyak konsumsi vitamin C;

4. Memperoleh obat-obatan atau vaksin dengue setelah berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Polres Kukar Bongkar Kasus Residivis Pemalsuan SIM di Tenggarong

Upaya di atas diharapkan bisa meminimalisir kemungkinan seseorang terpapar DBD selama musim penghujan.

Namun, apabila mengalami gejala penyakit DBD seperti seperti demam tinggi, mual, dan muncul ruam atau bintik merah dalam tubuh, segera periksakan diri ke dokter atau tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Selain disebabkan oleh nyamuk, penyakit DBD juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan perubahan iklim.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kukar, Supriyadi kepada TribunKaltim.co.

"Yang kita antisipasi jangan sampai meninggal. Biasanya kasus DBD nanti akan naik, sampai bulan Mei, Juni, bahkan bisa sampai Agustus naik terus tren DBD," ujarnya, Senin (25/3/2024).

Sebagai informasi, kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur mengalami peningkatan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Data menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBD terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, tahun 2021 angka deman berdarah mencapai 186 kasus dengan jumlah 3 orang meninggal dunia.

Kemudian tahun 2022, mengalami kenaikan drastis mencapai 843 orang dan jumlah kematian sebanyak 5 orang.

Sedangkan tahun 2023, berjumlah 1.118 kasus deman berdarah dengan 4 angka kematian.

“Kasus DBD itu dari tahun ke tahun fluktuatif, karena memang wilayah geografis di Kukar sebagaian besar air,” kata Supriyadi.

Tiga Kecamatan Tertinggi

Ia menyebutkan, tiga kecamatan dengan angka DBD tertinggi pada 2023.

Ketiganya yaitu Sebulu, Muara Kaman, dan Tenggarong Seberang.

Berdasarkan analisis Dinkes Kukar, ketiga daerah tersebut berlokasi di wilayah perairan dan rawa.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan lokasi endemik nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Kesadaran masyarakat yang rendah mengenai kebersihan lingkungan turut menjadi persoalan.

Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah mencegah dan mengantisipasi penyebaran DBD.

Kebersihan lingkungan sekitar rumah dan pola hidup sehat sangat perlu diterapkan.

"Pencegahan DBD itu dimulai dari kesadaran masyarakat," tuturnya.

Masyarakat diimbau mengetahui gelaja DBD lebih dini. Demam tinggi selama dua hari berturut-turut adalah salah satu indikasinya.

Penderita DBD memerlukan penanganan cepat dan tepat. Jika tidak, berisiko fatal yang berujung kematian.

"Harus segera berobat ke fasilitas kesehatan," jelas Supriyadi.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara (Kukar) telah menyediakan :

1. Rapid Diagnostic Test (RDT) NS1 sebagai alat deteksi dini Demam Berdarah Dengue (DBD).

Supriyadi mengungkapkan, DT NS1 disiapkan Dinkes Kukar melalui puskesmas untuk mengatasi lonjakan DBD di kecamatan-kecamatan. Apalagi, kasus DBD sudah tembus angka 367 per Januari 2024.

2. Mengupayakan pemenuhan abate dan

3. obat fogging jika sewaktu-waktu diperlukan, utamanya bagi wilayah endemis.

Untuk mesin fogging, sudah difasilitasi Dinkes Kukar di setiap puskesmas yang ada di kecamatan dan desa.

RDT untuk deteksi dini supaya tidak lambat penanganannya. Kita back up abate dan foging, kalau memang kondisinya memerlukan.

"Karena memang kita anggap ini hal kritis yang perlu dilakukan,” kata Supriyadi.

Warga yang berada di wilayah endemis juga diminta untuk melakukan pemberantasan di media tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti.

Keberadaan telur-telur yang ada di genangan air harus segera diminamilisir, sehingga tidak terjadi peningkatan kasus DBD yang signifikan.

Warga yang demam atau sakit juga harus segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan.

Informasi ini diminta untuk disebarkan ke grup-grup WhatsApp warga di level RT. Jangan sampai berobat sendiri, sebab kebanyakan kasus DBD justru membeli obat sendiri atau pergi ke mantri.

Ia bersyukur hingga kini belum ada nyawa yang terenggut karena kasus DBD.

Harapannya, dengan berbagai antisipasi yang dilakukan Dinkes Kukar, maka bisa meminimalisir keburukan yang akan terjadi.

Begitu curah hujan tinggi pasti kasusnya akan naik, karena banyak genangan tempat berkembang biak.

"Tapi kita berharap dengan antisipasi seperti ini masyarakat yang sakit langsung ke faskes. Kita jamin ketersediaan RDT, tatalaksana pengobatan yang benar," pungkasnya.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cara Mencegah DBD, Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Program 3M, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved