Berita Nasional Terkini
Ramai Gunung Marapi Kembali Erupsi, Ternyata Ini Mitologi dari Letusan Gunung Berapi
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus pada Rabu (27/3/2024) pukul 00.13 WIB dinihari.
Penulis: Nisa Zakiyah | Editor: Briandena Silvania Sestiani
TRIBUNKALTIM.CO - Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus pada Rabu (27/3/2024) pukul 00.13 WIB dinihari.
Teguh Purnomo, seorang Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, melaporkan kolom abu vulkanik teramati mencapai ketinggian sekitar 1.500 meter di atas puncak atau 4.391 meter di atas permukaan laut.
Selain itu, menurut seorang warga setempat, dikabarkan bahwa sejak Marapi erupsi pada Desember 2023 lalu, warga sudah sering mendengar suara gemuruh ketika Marapi erupsi serta munculnya hujan abu vulkanik.
Baca juga: Komet Setan Langka Seukuran Gunung Everest Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang Pada Bulan April Besok
Hingga Rabu malam sekitar pukul 22.20 WIB, dikabarkan pula erupsi masih terjadi.
Lalu, bagaimana gunung berapi bisa meletus?
Simak penjelasan berikut hingga selesai.
Artikel ini juga dilengkapi dengan sejarah gunung berapi menurut mitologi setempat.
Gunung Marapi, Sumatera Barat
Dikutip dari situs web Britannica, Gunung Marapi merupakan gunung berapi aktif yang terletak di Dataran Tinggi Padang, Sumatera Barat, Indonesia.
Gunung ini merupakan bagian dari Cincin Api - sabuk seismik aktif berbentuk tapal kuda yang panjang dan melingkari Samudra Pasifik.
Sebagai puncak tertinggi di antara beberapa gunung berapi di dataran tinggi, Gunung Marapi memiliki ketinggian 9.485 kaki (2.891 meter) di atas permukaan laut.
Baca juga: Sejarah 16 Maret: Gunung Agung Mengalami Erupsi di Bali, Tepat 61 Tahun yang Lalu
Puncaknya memiliki kaldera Bancah-yang memiliki diameter 0,9 mil (1,4 km)-dan ditandai dengan serangkaian kawah yang tumpang tindih.
Gunung Marapi sering disalahartikan sebagai gunung berapi aktif yang sama, yaitu Gunung Merapi, yang terletak di dekat pusat pulau Jawa, Indonesia.
Sejarah letusan Gunung Marapi tercatat sejak tahun 1770, dengan periode 1910-30 dan 1999-2023 sebagai periode yang paling aktif.
Gunung Marapi telah meletus sebanyak 11 kali pada awal abad ke-21, termasuk satu letusan yang menewaskan sekitar dua lusin orang pada bulan Desember 2023.
Peristiwa tunggal paling mematikan di gunung berapi ini, yang mengakibatkan kematian 60 orang, terjadi pada tahun 1979 setelah hujan lebat membanjiri wilayah dengan abu longsor (yang disebut lahar) di lereng yang tersisa dari letusan sebelumnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.