Ibu Kota Negara

Alasan Ekonom Senior sebut Program Makan Siang Gratis Lebih Penting dari Bangun IKN Nusantara

Alasan ekonom senior dan mantan Gubernur BI menyebut program makan siang gratis lebih penting dari IKN Nusantara.

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER
LEBIH PENTING - Ilustrasi, pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, berlanjut ke Tahap II. Alasan ekonom senior dan mantan Gubernur BI menyebut program makan siang gratis lebih penting dari IKN Nusantara. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan IKN Nusantara terus menjadi sorotan jelang akhir masa pemerintahan Jokowi.

Kini, pernyataan ekonom senior sekaligus mantan Gubernur Bank Indonesia periode 1993-1998, Prof. Soedrajad Djiwandono menyebut program andalan Prabowo-Gibran, makan siang gratis lebih penting dari IKN Nusantara.

Soedrajad Djiwandono, petinggi Gerindra dan kakak ipar Prabowo Subianto ini juga menyoroti urgensi pemindahan ibu kota ke IKN Nusantara.

Apakah makan siang gratis dan IKN Nusantara ini bakal menjadi konflik antara Prabowo Subianto dan Jokowi?

Baca juga: Ahok, Djarot dan Risma Masuk Bursa Pilkada Kaltim 2024, PDIP All In Amankan Wilayah Penyangga IKN?

Baca juga: Anggaran untuk IKN Nusantara Tahun 2024 disebut akan Ditambah, Sri Mulyani tak Sebut Nominalnya

Baca juga: TNI Petakan Kerawanan di IKN Nusantara Jelang Upacara 17 Agustus, Singgung Surat Pembongkaran Rumah

Di Pemilu 2024, Prabowo tak segan-segan mengakui akan melanjutkan program Jokowi.

Pernyataan Mantan Gubernur BI, Soedrajad Djiwandono yang menyinggung soal makan siang gratis dan IKN Nusantara ini disampaikan di acara ROSI, Kompas TV, Kamis (28/3/2024) pun jadi sorotan.

Di acara ROSI Kompas TV, Soedrajad Djiwandono mengatakan pandangannya terkait sejumlah program yang akan dikerjakan pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka seperti makan siang gratis hingga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Menurut Soedrajad, program makan siang gratis adalah program yang penting untuk menyelesaikan masalah gizi di Indonesia seperti stunting.

"Saya kira iya, masalah stunting itu sesuatu yang benar-benar terjadi di masyarakat kita dan kita tidak bisa memperbaikinya jika sudah terlambat," kata Soedrajad dalan program ROSI Kompas TV, Kamis (28/3/2024).

Seperti yang diketahui, makan siang gratis merupakan program unggulan dari Prabowo-Gibran.

Nantinya, program ini akan memberikan makan gratis bagi lebih 80 juta masyarakat Indonesia.

Dan setiap tahunnya akan memakan dana sebesar Rp450 triliun.

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto berkesempatan melihat menu makan siang gratis di sekolahan di China.
MAKAN SIANG GRATIS - Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto berkesempatan melihat menu makan siang gratis di sekolahan di China. (Gerindra)

Dengan dana yang cukup besar dan ada program lain yang dikerjakan seperti IKN Nusantara, tentu akan membebani keuangan negara.

Saat ditanya tentang program IKN ini, Soedrajad menjawab, "Ya kalau belum mampu, jangan dulu."

Baca juga: Sri Mulyani Tak Masuk 4 Kandidat Menkeu Era Prabowo-Gibran, Rocky Gerung Singgung Makan Siang Gratis

Menurutnya, Indonesia belum mampu untuk membangun IKN karena banyak yang harus dibangun.

"Ya kalau untuk itu ya belum dong, karena yang harus dibangun begitu banyaknya, mulai dari nol, kok," lanjutnya.

"Memang kondisi Jakarta makin enggak enak dan seterusnya, cuman kita harus mampu hidup di sana sebelum betul-betul punya kemampuan membangun IKN sampai selesai," imbuhnya.

Lebih lanjut, Soedrajad mengatakan bahwa memindahkan ibu kota ke IKN merupakan proyek yang tidak ada urgensinya untuk saat ini.

Selain itu, Indonesia juga sebenarnya dalam kondisi belum mampu untuk membangun IKN karena dibangun dari nol.

Meskipun kondisi Jakarta yang memprihatinkan, tetapi target IKN yang diselesaikan dalam waktu dua tahun dinilai kurang realistis.

“Kalau saya enggak mau punya target untuk membangun IKN seperti itu,” ungkapnya.

Menurut Soedrajad, program makan siang gratis lebih penting untuk dikerjakan demi membangun generasi Indonesia yang akan datang.

"Kalau diberi pilihan, saya nggak ragu untuk memilih makan siang gratis,” kata Soedrajad.

"Makan siang gratis lebih penting untuk saya, karena ini (untuk) generasi yang akan datang membangun Indonesia, kok.

Kalau punya penduduk banyak tapi bodoh-bodoh kan sebuah masalah," jawabnya.

"Saya sangat yakin soal itu," tegas Soedrajad. 

Baca juga: Usulan Airlangga Program Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Ditolak Perhimpunan Guru dan Fraksi PKS

Diketahui, Soedjrajad adalah suami dari Bianti Miderawati Djojohadikusumo, anak Soemitro Djojohadikusumo.

Bianti Miderawati Djojohadikusumo adalah kakak perempuan Prabowo Subianto. 

Awal Konflik Prabowo - Jokowi

Menurut Rocky Gerung,  Prabowo Subianto, sebagai calon Presiden RI terpilih bisa berpeluang melawan Presiden Jokowi setelah masa kepemimpinan di Indonesia berganti.

Pertengakaran antara Jokowi dan Prabowo pasti terjadi antara prioritas makan siang gratis dan IKN Nusantara. 

"Presiden Jokowi menginginkan Prabowo menjadi presiden supaya IKN bisa dilanjutkan agar Jokowi bisa meresmikan IKN itu," kata Rocky Gerung dalam acara bersama Pemuda Muhammadiyah NTT, Sabtu 30 Maret 2024 di Kupang. 

Saat ini Indonesia sedang diganggu oleh dunia internasional.

Kemampuan Prabowo Subianto sebagai pemimpin selanjutnya republik ini, menjamin APBN agar tidak dominan digunakan dari sisi konsumtif. 

Belakangan petinggi Gerindra sekaligus mantan Kepala Bank Indonesia, Sudrajat Djiwandono menyebut Gerindra memprioritaskan makan siang gratis ketimbang mengurus IKN Nusantara. 

Menurut Rocky Gerung, narasi itu sedang memberi teguran ke Jokowi.

Baginya ketika kekuasaan berpindah dari Jokowi ke Prabowo Subianto, berpeluang dibatalkan. 

"Artinya ada potensi terjadi persaingan lagi, pertengkaran antara Jokowi dan Prabowo.

Baca juga: Deretan Proyek Baru 2024 di IKN Nusantara Senilai Rp 34 Triliun, Sri Mulyani Bakal Tambah Dana IKN

Pasti akan terjadi," ucap Rocky Gerung di resto Celebes Kota Kupang. 

Sebab, ambisi Jokowi itu akan dihalangi APBN sebagai sumber pembiayaan untuk segala program yang dijalankan.

Kebutuhan untuk melanjutkan IKN, makan siang gratis hingga membayar utang negara akan terlihat. 

Secara makro ekonomi, akan sangat tidak mungkin.

Prabowo Subianto, pasti tidak melanjutkan IKN bersamaan dengan program makan siang gratis.

Hal itu akan sangat tidak logis.

Berbagai dinamika yang terjadi belakangan ini, baginya merupakan ambisi Jokowi.

Sisi lain, ujar dia, Prabowo menyimpan amarah untuk melawan. 

Pada permenungan hari-hari ini, ia menyebut, oposisi sebagai bagian dari perwujudan perubahan.

Dalam kerangka ini memerlukan batin yang lebih kuat menjadi oposisi.

"Kalau APBN hancur, bangsa ini akan tercerai-berai.

Karena berebut makan siang gratis, BLT dan segala macam," sebut Rocky Gerung. 

Nyaris setara bangun IKN

Anggaran makan siang gratis Rp 450 triliun dalam setahun tentunya merupakan biaya yang sangat besar.

Bahkan nilainya nyaris setara dengan total investasi untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Presiden Joko Widodo pernah menyebut, pembangunan IKN di Penajam Paser Utara, Rp 460 triliun.

Dana itu nantinya berasal dari berbagai sumber, salah satunya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Hitungan sementara 466 triliun rupiah, itu kurang lebih 19-20 persen itu nanti berasal dari APBN," kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan, pembangunan IKN Nusantara adalah sebuah pekerjaan yang besar dan rumit.

Selain butuh dana yang banyak, diperlukan pula waktu yang tidak sebentar.

Menurut dia, butuh waktu 15-20 tahun untuk dapat menyelesaikan megaproyek ini. Oleh karenanya, infrastruktur harus segera dibangun.

Presiden pun berharap pembangunan IKN Nusantara ke depan berjalan dengan baik.

Hitungan TKN

Sebelumnya, Tim pemenangan sekaligus Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Panji Irawan mengatakan, biaya untuk program tersebut dapat mencapai ratusan triliun.

"Tentu saja itu perlu biaya, kami sudah menghitung jadi memang angkanya bisa mencapai ratusan triliun, tetapi kami juga sudah menghitung bahwasanya di dalam kami punya koleksi dari tax masih banyak kebocoran," kata dia beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, untuk memaksimalkan penerimaan pajak, Prabowo-Gibran juga akan memiliki program prioritas untuk membentuk badan penerimaan negara.

Harapannya, lembaga tesebut dapat menghimpun sumber-sumber pajak baru.

"Ini masih banyak yang bisa diotak-atik dari sisi revenue, tidak hanya tax, tetapi juga penerimaan nonpajak jadi kami akan otak-atik di situ," imbuh dia.

Untuk itu, pihaknya akan membangun badan penerimaan negara untuk mendapatkan pajak yang belum optimal masuk ke negara.

"Di lain sisi tentu saja perlu intensifikasi dan tentu saja kami perlu menaikkan tax ratio," timpal dia.

Lebih lanjut, Panji menilai banyak pelaku ekonomi sektor informal yang perlu dukungan untuk dapat menjadi sektor formal.

Dengan begitu, pelaku ekonomi tersebut dapat menjadi obyek pajak.

"Jadi yang tadinya sektor informal bisa digeser ke sektor formal, ini potensi buat pajak syaratnya mereka bisa dapat untung," tandas dia.

Baca juga: Beda Jokowi dan Para Menteri Soal Polemik Pembahasan Program Makan Siang Gratis Menurut Mahfud MD

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di kompas.comKompasTV dan Tribunflores.com dengan judul Rocky Gerung, Perkelahian Jokowi dan Prabowo, Prioritas Makan Siang Gratis dan IKN

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved