IKN INSIGHT

Lebaran dan Gaya Hidup Minim Sampah

Urusan sampah akan lebih berhasil ketika sudah dapat membentuk gaya hidup minim sampah. Sanksi hanyalah instrumen antara untuk memaksa masyarakat...

Editor: Fransina Luhukay
HO
Myrna Safitri, Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN 

Oleh: Myrna A. Safitri

Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam

Otorita Ibu Kota Nusantara

 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini cuti bersama menyambut Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriyah dimulai. Mereka yang merayakan tentu menyambut dengan sukacita. Terlepas apakah dapat mudik ke kampung halaman atau tidak. Saudara-saudara yang berkeyakinan di luar Islam tampaknya juga akan dapat menikmati waktu libur panjang ini.

Idulfitri adalah perayaan hari kemenangan terhadap keberhasilan menahan hawa nafsu selama bulan Ramadan. Karenanya perayaan Idulfitri identik dengan suguhan makanan dan minuman selama waktu silaturahmi. Hal yang pasti terjadi namun acap tidak diperhatikan adalah peningkatan timbulan sampah. Demi kepraktisan, banyak suguhan disajikan dengan menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Yang sering kita lihat misalnya gelas-gelas plastik berisikan air mineral. Digunakannya waktu libur lebaran untuk berlibur, seperti ke pantai, juga membawa serta kebiasaan penggunaan produk dalam kemasan plastik sekali pakai ini. Akibatnya, tumpukan sampah plastik di pantai meningkat dan sering berujung hingga ke laut.

Data pemerintah menyebut bahwa proyeksi timbulan sampah plastik pada 2025 akan mencapai 9,9 juta ton, juga setara 13,98 persen dari total volume timbulan sampah yang ada pada tahun tersebut. Di tengah masih belum optimalnya teknologi pengolahan sampah, tentu ini menambah beban lingkungan tersendiri.

Di luar itu, sampah organik juga tentunya akan meningkat. Bertambahnya kuantitas dan frekuensi memasak selama bulan Ramadan dan hari raya menjadi faktor penting dalam peningkatan sampah organik rumah tangga. Ironisnya, ketika libur panjang, pengangkutan sampah banyak juga yang terganggu karena banyak petugas yang libur.

Pengolahan dari Sumber
Jika saja kita membiasakan mengolah sampah dari sumber dengan baik maka sebagian masalah sampah ini akan bisa diatasi. Pengolahan dari sumber yang dimaksud di sini utamanya di tingkat rumah tangga. Kebiasaan memilah sampah, paling tidak memilah sampah organik dan anorganik sangat penting.

Sampah organik tidak perlu diangkut ke tempat penampungan sampah, tetapi diolah menjadi kompos di setiap rumah atau lingkungan permukiman seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, dan sebagainya. Kemudian sampah-sampah lain seperti plastik dan kertas dikumpulkan dan diangkut ke tempat-tempat penampungan seperti bank sampah atau TPS3R.

Sayangnya, banyak dari kita tidak membiasakan hal itu. Cara pandang yang masih dipegang adalah semua jenis sampah harus diangkut ke TPA. Akibatnya ketika pengangkutan tidak berfungsi maksimal seperti halnya pada hari libur maka banyak sampah terutama sampah organik rumah tangga yang tidak terangkut.

Gaya Hidup
Yang juga tidak kalah pentingnya dalam urusan sampah ini adalah soal gaya hidup 3R (reduce, reuse, recycle). Pengurangan sampah bisa dengan mudah dilakukan jika kita misalnya membiasakan diri membawa peralatan makan dan minum, kotak penyimpanan, tas belanja guna ulang.

Mungkin saat ini masih terasa janggal membawa tumbler ketika bersilaturahmi. Tetapi, jika itu adalah gaya hidup maka semestinya tidak menjadi masalah. Atau, ada baiknya jika tuan rumah juga mulai mengubah cara penyajian suguhan. Tidak lagi menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Tampaknya, kita perlu memikirkan lagi untuk kembali pada kebiasaan di masa lampau dimana suguhan menggunakan piring dan gelas yang bisa dicuci lagi, atau hantaran tidak menggunakan plastik dan sterefoam.

Gaya hidup seperti dicontohkan di atas adalah bentuk dari gaya hidup minim sampah. Karena disebut gaya hidup maka ini adalah pilihan bebas yang muncul dari kesadaran. Sesungguhnya urusan sampah akan lebih berhasil ketika sudah dapat membentuk gaya hidup minim sampah. Sanksi hanyalah instrumen antara untuk memaksa masyarakat beralih kepada gaya hidup minim sampah.

Selamat menyambut Idulfitri 1445 Hijriyah. Tidak hanya dengan baju baru, tetapi juga dengan gaya hidup baru yaitu gaya hidup minim sampah. Semoga ibadah di bulan suci Ramadan diterima-Nya. Maaf lahir dan batin.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Maraknya Fenomena Sound Horeg

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved