Berita Nasional Terkini
Akhirnya Terjawab Sikap PDIP akan Gabung atau Tidak ke Prabowo-Gibran, Tercermin dari Sikap Ganjar
Akhirnya terjawab sikap PDIP akan gabung atau tidak ke Prabowo-Gibran, tercermin dari sikap Ganjar Pranowo
PDI Perjuangan (PDIP) akan mengambil dan memutuskan sikap politiknya ke depan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang akan dilaksanakan 24-26 Mei 2024.
Di mana, bakal diputuskan bahwa partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini bakal di dalam atau mengambil sikap di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Politikus PDIP Masinton Pasaribu memahami bahwa sikap politik partai berlambang banteng moncong putih ini sangat ditunggu, terutama oleh parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) pendukung Prabowo.
Sebab, hal ini akan mempengaruhi pembagian kursi di kabinet pemerintahan.
“Sikap PDIP pasti ditunggu-tunggulah baik itu kalau buat teman-teman yang ada di dalam pendukung Pak Prabowo kemarin pastinya dag dig dug juga PDIP ini masuk enggak, ya.
Kalau masuk kursi kita berkurang enggak, ya. Kan, begitu," kata Masinton dalam diskusi Polemik Trijaya FM yang bertajuk ‘Demokrasi Tanpa Oposisi' secara daring, Sabtu (4/5).
Masinton pun meyakini, bahwa Prabowo sebagai presiden terpilih 2024 akan memilih perhitungan matang untuk menjaga stabilitas pemerintahannya ke depan.
Baca juga: Isu Kabinet Prabowo-Gibran akan Ada 40 Kementerian, Habiburokhman: Jumlah yang Banyak Itu Bagus
Baca juga: Jokowi Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Jangan Nimbrung Jika Tidak Dimintai Saran
Namun, dia menegaskan bahwa prinsip utama dari PDIP adalah mengutamakan kehendak rakyat dalam mengambil sikap politik.
"Pasti presiden punya pertimbangan lain stabilitas apa segala macam pasti dukungan parlemen dan sebagainya. Tentu bagi PDIP, politik enggak bisa lepas dari kehendak rakyat harus mengarusutamakan rakyat dalam seluruh aktivitas politik itu," terang Masinton.
Menurut Anggota DPR RI Komisi XI ini, jika berkaca pada proses Pilpres 2024, di mana kekuatan rakyat tidak menjadi arus utama.
Tapi justru, Masinton berpandangan Pilpres 2024 hanya menunjukkan pertemuan dan kesepakatan elite parpol.
"Nah kalau kita lihat hiruk pikuk hari ini, kan, enggak ada itu rakyat di dalamnya semuanya silaturahmi ngomong demi kepentingan bangsa demi ini, ya, oke-oke saja masih tataran normatif.
Maka bagi kita demokrasi bukan sekadar menang kalah, tapi demokrasi bukan berjalan dalam prosedural.
Tetapi demokrasi yang kita perjuangkan tahun 1998 lalu melalui reformasi dan demokrasi yang kita perjuangkan demokrasi yang substantif," jelasnya.
Sementara itu, Masinton pun punya keyakinan bahwa sikap Ketum Megawati Soekarnoputri merupakan orang yang konsisten dalam bersikap.
Baca juga: Sosok Toxic Berpeluang Gabung Kabinet yang Dimaksud Luhut Mulai Terjawab, Zulhas Yakin Prabowo Tahu
Baca juga: Profil Eko Patrio, Eks Pelawak yang Jadi Politisi, Disiapkan PAN Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
'Indonesia Belum Merdeka dari Korupsi,' Sorotan Sudirman Said atas Bebas Bersyaratnya Setya Novanto |
![]() |
---|
Benar Naik Rp 3 Juta Per Hari? Puan Maharani Ungkap Fakta Baru Gaji Anggota DPR RI dan Rumah Dinas |
![]() |
---|
5 Fakta Buku Jokowi’s White Paper: Isi, Daftar Penulis, Kontroversi Ijazah Palsu, dan Laporan Polisi |
![]() |
---|
Situasi Ekonomi Indonesia, Pemerintah Gali Lubang Tutup Lubang, Tarik Utang Baru Rp 781,9 T di 2026 |
![]() |
---|
Reaksi Erick Thohir saat Ditanya soal Tantiem BUMN yang Disinggung Prabowo, Nilai Tantiem Komisaris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.