Berita Nasional Terkini

Kabinet Prabowo-Gibran, Ketika Parpol Ribut Jatah Menteri, Sindiran Megawati dan Jawaban Gerindra

Kabinet Prabowo-Gibran, ketika parpol ributkan jatah menteri, sindiran Megawati dan jawaban Gerindra.

Editor: Amalia Husnul A
Tangkap layar YouTube Kompas TV
KABINET PRABOWO-GIBRAN - Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Kabinet Prabowo-Gibran, ketika parpol ributkan jatah menteri, sindiran Megawati dan pembelaan Gerindra. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kabinet Prabowo-Gibran kembali menjadi sorotan setelah disindir Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat penutupan pidato di Rakernas V PDIP. 

Di penutupan pidato Rakernas V PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku mendengan rebutan kursi menteri, diketahui sejumlah parpol mulai menyinggung jatah di kabinet Prabowo-Gibran.

Setelah pidato Megawati yang menyindir rebutan kursi Menteri di mana sejumlah partai mulai menyinggung jatah di kabinet Prabowo-Gibran, Gerindra pun memberi jawaban atas pernyataan Ketua Umum PDIP tersebut.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman menyebut diskusi-diskusi terjadi dalam pembentukan kabinet pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca juga: 10 Fakta Menarik Listyo Sigit, Isu Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Sosok Istri, Pecahkan Rekor Tito

Baca juga: Makan Siang Gratis Diubah, Sinyal Kementerian Makan Bergizi Gratis di Kabinet Prabowo-Gibran Menguat

Baca juga: Prediksi Kabinet Prabowo-Gibran, dari Titipan Jokowi hingga PKB - Nasdem dapat 2 Menteri, PAN?

"Menurut kami adalah pernyataan yang sangat normatif dan tidak tendensius.

Sebagai orang yang pernah menjabat Presiden, Ibu Mega paham sekali dinamika pembentukan kabinet di awal pemerintahan baru pasti ada pembicaraan, diskusi-diskusi yang cukup dinamis soal siapa yang menjabat apa dalam kabinet," kata Habiburokhman.

Habiburokhman menilai hal yang wajar jika banyak pihak ingin jadi menteri.

Sebab, kursi menteri kabinet menjadi bagian empuk.

Meski begitu, keinginan itu harus tetap ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Tentu banyak pihak ingin jadi menteri atau menginginkan kadernya menjadi menteri.

Yang terpenting meluruskan niat bahwa menjadi menteri bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok saja tetapi untuk kepentingan mengabdi kepada rakyat, bangsa, negara secara maksimal dan kita tahu paham tentu Pak Prabowo akan menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat," lanjutnya.

Sebelumnya, Megawati menyindir mengenai perebutan kursi menteri saat pindati di penutupan Rakernas PDIP, Minggu (26/5/2024) kemarin.

PIDATO MEGAWATI - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berpidato di Rakernas V PDIP. Tonton live streaming pidato Megawati Soekarnoputri di acara Rakernas, penentuan sikap PDIP.
PIDATO MEGAWATI - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berpidato di Rakernas V PDIP. Kabinet Prabowo-Gibran, ketika parpol ributkan jatah menteri, sindiran Megawati dan pembelaan Gerindra. (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

"Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik, begitu banyak tarik menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang ibu dengar nih, sekarang ini sudah mulai woah... pada rebutan deh," ujar Megawati dalam pidato politiknya.

PAN tak Ingin Partai yang Baru Dukung dapat Jatah 3 Menteri

Baca juga: Kabinet Prabowo-Gibran, PAN Resah Jatah Menteri Berkurang, Demokrat Serahkan pada Presiden Terpilih

Sejumlah partai politik Kursi Menteri di kabinet pemerintahan meributkan jatah kursi menteri pada pemerintahan selanjutnya yang akan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Parpol yang sudah lebih dulu mendukung Prabowo-Gibran enggan jika parpol yang baru mendukung Prabowo-Gibran belakangan mendapat jatah menteri sampai 3 kursi.

Adapun partai yang baru bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran setelah Pilpres 2024 adalah Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Partai Amanat Nasional (PAN) yang sejak awal mendukung Prabowo-Gibran tidak ingin jika partai yang baru bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah Pilpres 2024, mendapatkan jatah menteri sampai tiga kursi.

Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menilai, tidak tepat apabila partai politik yang baru bergabung meminta jatah kursi menteri lebih banyak dibandingkan partai yang sudah mendukung Prabowo sejak awal.

"Yang kurang tepat itu yang tidak mendukung malah dapat tiga (Menteri). Kemarin dalam pilpres enggak ikut (dukung Prabowo), tiba-tiba dapat 3 (menteri). Itu kan engggak tepat, benar enggak?" kata Saleh di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Nasdem: Bisa lebih dari 3 Menteri 

Pernyataan PAN tersebut ditanggapi santai oleh Partai Nasdem.

Bendahara Umum (Bendum) Partai Nasdem Ahmad Sahroni berpandangan, bisa saja partai-partai yang baru bergabung justru mendapat lebih dari tiga menteri.

"Menarik untuk ditanyakan balik ke partai PAN ya. Memang benar ya partai yang baru gabung dapat 3 menteri? Rasanya malah dapat lebih deh," ujar Sahroni saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (24/5/2024).

Sahroni menyampaikan, sejauh ini belum ada pembicaraan antara Prabowo dan Nasdem terkait berapa kursi menteri yang akan mereka dapatkan.

Rasanya Lebih...

Baca juga: Ada Tim Khusus Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, 2 Kriteria harus Dipenuhi

Menurut dia, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh hanya menyampaikan bahwa Nasdem akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran tanpa pamrih.

Tanpa mendapat jatah menteri pun, kata Sahroni, Nasdem akan tetap mensukseskan pemerintahan selanjutnya.

"Iya itu prinsip Ketua Umum Surya Paloh, dukungan ke Pak prabowo untuk negara makin hebat, makin maju ke depannya," ucapnya.

PKB minta PAN tak baper

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda mengatakan PAN tidak perlu 'terbawa perasaan' atau baper terkait jumlah menteri yang nantinya didapat partai-partai yang baru bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.

Adapun PKB telah menyatakan dukungannya kepada Prabowo-Gibran, setelah berjuang untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024.

"PAN saya kira enggak perlu baper. Enggak perlu baperan lah," ujar Huda saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Huda menjelaskan, PKB menyerahkan sepenuhnya jumlah menteri kepada Prabowo selaku presiden terpilih.

Lagipula, kata dia, Prabowo memiliki hak untuk mengulurkan tangan kepada semua kekuatan partai politik.

"Jadi kita serahkan kepada presiden terpilih terkait jumlah dan postur kabinetnya," ucapnya.

Huda menegaskan, PKB belum menyodorkan portofolio menteri apapun kepada Prabowo.

Dia menekankan PKB siap bekerja sama dengan Prabowo, meski belum membahas soal menteri sama sekali.

"Jadi soal kekhawatiran teman-teman PAN sampai hari ini kurang relevan, karena kami sendiri yang menyatakan siap untuk kerja sama dengan presiden terpilih.

Belum ngomongin sama sekali soal portofolio kabinet," imbuh Huda.

Baca juga: Prediksi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Didominasi Kader Partai, Ada Jatah untuk Parpol di Luar KIM

Gerindra minta tak jadi polemik

Sementara itu, Partai Gerindra meminta agar persoalan jatah menteri di Kabinet Prabowo-Gibran tidak sampai menjadi polemik di media.

Hal ini disampaikan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad merespons pernyataan Nasdem soal peluang mendapatkan lebih dari tiga Menteri.

“Saya rasa tidak perlu ada polemik di media soal jatah menteri,” kata Dasco saat dihubungi, Sabtu (25/5/2024).

Wakil Ketua DPR RI ini menyampaikan, komunikasi antara Nasdem dengan Gerindra selama ini mengalir dengan baik.

Ia berpandangan, Partai Nasdem sama seperti partai koalisi lainnya telah menyatakan untuk menghormati hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Bahwa komitmen mendukung pemerintah Pak Prabowo itu sudah disampaikan dengan lugas dan tegas oleh Pak Surya Paloh (Ketum Partai Nasdem).

Tanpa kemudian ada ngomong soal berapa menteri berapa menteri,” kata Dasco.

“Nasdem itu sama dengan partai koalisi yang lebih dahulu ada, yang menyatakan menghormati bahwa persoalan kabinet adalah hak prerogatif dari presiden terpilih atau Pak Prabowo Subianto,” ucapnya.

Prediksi Pengamat

Partai Nasdem dan PKB diprediksi akan mendapat dua jatah kursi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, kemungkinan itu didasarkan dari kekuatan Nasdem dan PKB di parlemen yang cukup kuat.

"Tergantung jumlah kekuatan di parlemennya, kalau Nasdem dan PKB ini kan menengah ke atas.

Saya melihat proporsional, bisa saja dapat jatah dua kursi masing-masing, Nasdem 2, PKB 2 mungkin," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu.

Dia menilai, PKB dan Nasdem akan mengalami kerugian jika hanya mendapatkan satu kursi menteri saja.

"Karena dua partai ini menengah ke atas, karena kekuatan di parlemen besar," kata dia.

Ujang juga menilai, Prabowo akan mempertimbangkan asas proporsional dalam bagi-bagi kursi menteri.

Khusus untuk partai politik yang baru bergabung, perhitungan kekuatan politik di parlemen adalah indikator yang paling jelas.

"Jadi saya melihat proporsionalitas yang akan dilakukan Prabowo untuk membagi partai-partai dilihat dari kekuatan jumlah kursi di parlemen," ucap dia.

Baca juga: Daftar 4 Nama yang Dititipkan Jokowi ke Kabinet Prabowo, Refly Harun sebut Keterlibatan Gibran Minim

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Katim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di KompasTV dan Kompas.com.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved