Tribun Kaltim Hari Ini

Pemprov Kaltim Berupaya Menuju Kaltim Bersih 2025, Masyarakat Harus Buang Sampah Sesuai Jenisnya

Mulai dari kebiasaan 'nyampah' di sembarang tempat yang harus diminimalisir hingga kemauan setiap rumah tangga untuk bijak dalam mengelola sampah.

Penulis: Geafry Necolsen | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
BERSIHKAN SAMPAH - Ilustrasi, petugas Hantu Banyu Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda bersihkan lumpur sampah yag mengotori parit kawasan Kota Samarinda Kalimantan Timur 2023. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk meraih mimpi Kalimantan Timur bersih dari sampah pada 2025.

Mulai dari kebiasaan 'nyampah' di sembarang tempat yang harus diminimalisir hingga kemauan setiap rumah tangga untuk bijak dalam mengelola sampah.

Hal itu ditekankan oleh gerakan besar World Clean Up Day (WCD) Indonesia dalam kegiatan bebersih Sungai Mahakam Samarinda minggu lalu.

Baca juga: Pemkot Samarinda Membutuhkan 71 Titik Lampu untuk Terangi Akses ke TPA Sambutan

Leader WCD Indonesia wilayah Kaltim, Fatur Rahman menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda, pada 2023 timbunan sampah Kaltim mencapai 841.286 ton dengan angka sampah terkelola 87,63 persen dan 12,37 persen masih dibuang ke lingkungan sekitar.

"Kemarin kami aksi membersihkan sampah di Sungai Mahakam. Hanya dalam waktu 1 jam kami sudah mengangkat 700 kilogram sampah.

Itu baru di area tepian," beber Fatur kepada Tribunkaltim.co. dari pendataan dan gerakan aksi bebersih yang sering mereka lakukan, Samarinda dan Bontang menjadi wilayah di Kaltim dengan tonase sampah terbanyak.

"Selain karena kepedulian masyarakat masih kecil, wilayah ini cukup rendah dan sering mendapat sampah kiriman saat banjir dan lain sebagainya," ungkapnya.

Pihaknya bahkan gerah dengan pihak-pihak yang mengatakan persoalan sampah adalah masalah umum. "Kalau masalah umum harusnya sudah selesai. Nyatanya sampai saat ini tidak selesai," ucapnya.

Oleh sebab itu, menurutnya untuk memerangi sampah di Kaltim dan daerah lainnya, selain semua pihak harus memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga lingkungan, masyarakat juga harus pandai dalam mengelola sampah.

Pihaknya menyaksikan Pemprov Kaltim terus berupaya mencapai Benua Etam bersih 2025 dengan mengajak masyarakat memilah sampah.

Berperan mengurangi tumpukan sampah dan tidak membuang sampah di sembarang tempat terutama sungai.

Ia mengatakan istilah buang sampah pada tempatnya sudah terlalu sederhana. Tetapi gerakan Worl Cleanup Day mengajak masyarakat untuk mulai membuang sampah sesuai jenisnya.

Ia mengungkap sampah terbanyak di Kaltim adalah sisa makanan disusul plastik.

"Masyarakat harus mau memulai untuk buang sampah sesuai jenisnya. Yang bikin petugas kewalahan adalah saat sampah basah dan kering sudah bercampur," lanjutnya.

"Jadi ayo mulai dari keluarga masing-masing menuju Kaltim bersih 2025. Juga kalau tidak mau membersihkan, jangan jadi salah satu yang mengotori," tegasnya.

Sebagai tambahan informasi, WCD mencatat Indonesia kini memegang posisi kedua penghasil sampah terbesar di dunia.

Untuk menyelamatkan alam yang akan diwariskan kepada anak cucu, WCD sering melaksanakan kegiatan sosialisasi bagi usia dini dan masyarakat untuk tidak mencemari lingkungan.

Ada juga sosialiasi pengelolaan sampah, gotong-royong hingga program menanam pohon untuk mengembalikan citra Indonesia sebagai Paru-paru Dunia.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved