Tribun Kaltim Hari Ini

Malinau Berpotensi Dilanda Anomali Iklim Kemarau yang Mengakibatkan Persediaan Air Bersih Berkurang

BPBD Malinau menganalisa dampak perubahan cuaca terasa mulai Mei 2024 di Malinau, Kalimantan Utara.

Penulis: Geafry Necolsen | Editor: Nur Pratama
DOK TRIBUN KALTARA
KARHUTLA - Ilustrasi, BPBD Malinau mengambil langkah antisipasi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) jika kekeringan melanda tahun ini. DOK TRIBUN KALTARA 

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malinau (BPBD Malinau) menganalisa dampak perubahan cuaca terasa mulai Mei 2024 di Malinau, Kalimantan Utara.

Anomali atau kelainan cuaca berdampak pada bencana dan musibah meteorologis. Termasuk cuaca kering tanpa hujan di beberapa wilayah bagian.

Kepala Pelaksana BPBD Malinau, Iwan Darma Yuana mengatakan anomali cuaca terjadi pada wilayah bagian Malinau bagian Utara dan Selatan.

"Kalau kita melihat kecenderungan kondisi cuaca saat ini di luar kebiasaan sebenarnya. Karena berdasarkan kebiasaan musim, Malinau seharusnya masuk kondisi basah saat ini.

Baca juga: Bupati Malinau Kalimantan Utara Wempi W Mawa Minta Pekerja Mampu Berbahasa Mandarin

Namun kondisi khususnya di kota panas terik saat ini," ungkapnya saat ditemui Wartawan, Selasa (28/5/2024).

BPBD Malinau bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Harapan telah menganalisa potensi bencana meteorologi.

Malinau berpotensi dilanda anomali iklim kemarau, yakni kemarau normal dan kemarau basah yang juga berpotensi melanda seluruh wilayah Indonesia.

Iwan Darma Yuana menyampaikan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI telah menerbitkan peringatan dini kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan meteorologis.

"Dampak iklim kering diantaranya persediaan air bersih berkurang, kebakaran seperti yang banyak terjadi akhir-akhir ini dan juga kebakaran lahan dan hutan," katanya.

BMKG merilis perkiraan iklim kering awal musim kemarau mulai April hingga Juni 2024.

Puncak Musim Kemaran diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus 2024 meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua.

Di sisi lain, sebagian kecil wilayah Kaltara juga diperkirakan akan dilanda kemarau basah dari normal yakni 40 persen dari zona musim.

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved