Berita Kutim Terkini

Kutim Berpotensi Industri Hilirisasi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Kabupaten Kutai Timur yang memiliki luas wilayah sekitar 31 ribu kilometer persegi menyimpan berbagai sumber daya alam (SDA) yang berlimpah

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
ilustrasi - Sektor Perkebunan Kelapa Sawit di Kutim potensi bangun hilirisasi industri.TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kabupaten Kutai Timur yang memiliki luas wilayah sekitar 31 ribu kilometer persegi menyimpan berbagai sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.

Mulai dari sektor pertambangan, perkebunan, perikanan, hingga pertanian.

Saat ini, Kutai Timur masih banyak bergantung kepada sektor pertambangan batu bara yang kemungkinan beberapa puluh tahun ke depan akan berhenti.

Sebagai upaya agar tidak bergantung dengan batu bara, Kutim memiliki potensi menjadi insudtri minyak kelapa sawit.

"Sektor perkebunan (sawit) menjadi salah satu paling potensial, sebab Kutim memiliki luas perkebunan kelapa sawit 529.586 hektare dengan produksi pada tahun 2023 mencapai 7,759 juta ton," ujar Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, Selasa (11/6/2024).

Baca juga: Kelapa Sawit Penyumbang Terbesar Industri Pengolahan, Kontribusi PDRB Kaltara 7,67 Persen

Baca juga: Gapki Kaltim dan ILO Beri Pelatihan Penilaian Resiko K3 untuk Pelaku Perkebunan Kelapa Sawit

Tak hanya itu, produksi crude palm oil (CPO) di Kabupaten Kutai Timur juga tinggi pada tahun 2023 mencapai 4,599 juta ton sehingga Kutim menjadi penghasil CPO tertinggi di Kaltim.

Dengan demikian, Ardiansyah meyakini Kutai Timur siap melangkah menuju membangun hilirisasi industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Menurutnya, produk turunan dari kelapa sawit cukup terbuka untuk dikembangkan.

"Pemerintah membutuhkan peran serta dari pihak swasta untuk mengembangkan hilirisasi industri kelapa sawit ini," imbuhnya.

Ditambah Kutai Timur memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy yang digadang-gadang bisa menjadi kawasan strategis dalam pengembangan ekonomi penyangga ibu kota nusantara (IKN).

Saat ini, banyak program yang menarik investor di KEK Maloy, seperti biaya sewa yang terjangkau, ada pemanfaatan sewa gratis selama 4 tahun pertama, sistem operasional dan regulasi yang kondusif.

Baca juga: Peneliti Fakultas Pertanian Unmul Sebut Perkebunan Kelapa Sawit Kaltim Dorong Transformasi Ekonomi

"Dukungan pengelola KEK Maloy yang semakin mudah dan efisien memberikan dukungan tak terbatas bagi pengusa dan investor," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved