Berita Balikpapan Terkini
Kebebasan Berpendapat di Era Prabowo-Gibran Bakal Lebih Ketat? Begini Prediksi Rocky Gerung
Sejumlah hal menarik terungkap dalam takshow Tribun Kaltim yang menghadirkan filsuf dan akademisi di Tanah Air, Rocky Gerung, Jumat (14/6/2024).
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah hal menarik terungkap dalam takshow Tribun Kaltim yang menghadirkan filsuf dan akademisi Tanah Air, Rocky Gerung, Jumat (14/6/2024).
Talkshow yang dipandu langsung Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim Ibnu Taufik Juwariyanto sendiri mengusung tema "Restart Akal Sehat".
Salah satu hal yang mengemuka adalah seputar prediksi Rocky Gerung tentang kebebasan berpendapat, atau Freedom of speech di era Prabowo-Gibran, yang notabene adalah Presiden dengan latar belakang militer.
Apakah akan lebih longgar, atau menjadi otoriter seperti di masa pemerintahan Presiden Soeharto, yang juga berlatar belakang militer.
Baca juga: Dari Skeptis Jadi Penggemar, Cerita Amongk di Balikpapan Terpikat Gaya Berpikir Rocky Gerung
Rocky Gerung mengatakan, bila melihat dari aturan, saat ini ada sedang disiapkan Undang-Undang yang mengatur hal tersebut, yakni yang berkaitan dengan Prajurit TNI-Polri bisa mengisi jabatan sipil.
"Dengan kata lain ada upaya untuk mengendalikan opini publik. Ada upaya untuk mengembalikan manajemen efisiensi militer ke dalam birokrasi sipil. Jadi di situ masalahnya itu," ujar Rocky Gerung.
Di era Presiden Soeharto, kata Rocky Gerung, kebebasan berpendapat memang diatur, karena saat itu memang ada Trilogi pembangunan terdiri dari 3: Stabilitas Nasional yang dinamis; Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan; Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya.
"Itu era ketika militer memerintah. Maka ya masuk akal, karena di seluruh waktu itu, dunia ketiga, sistemnya begitu," kata Rocky Gerung.
Di era itu, untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi, 'kecerewetan' masyarakat sipil memang harus dikendalikan.
"Kalau sekarang, tidak mungkin. Tetapi kalau Prabowo mengambil risiko untuk mengendalikan opini publik, pengendalian kritik, dia akan kehilangan legitimasi. Dan dilema itu ada pada Prabowo sekarang. Legitimasinya kurang karena soal Gibran di MK. Kalau dia masih mau melakukan hal yang menghalangi ekspresi masyarakat sipil, legitimasinya akan turun terus. Kan indeks ini dibaca dunia internasional, pasti akan mengalami defisit lagi. Pasti dia nggak mau melakukan itu," ujar Rocky Gerung.
Selengkapnya bisa ditonton di video di bawah ini:
Profil Rocky Gerung
Nama Rocky Gerung sudah tidak asing atau sudah familiar bagi masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini.
Alasannya, Rocky Gerung dikenal dengan karakter yang sangat vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah Indonesia.
Rocky Gerung lahir pada 20 Januari 1959, dan ia adalah seorang filsuf dan akademisi di Tanah Air.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.