Tribun Kaltim Hari Ini

Penderita Diabetes di Kabupaten Berau Kalimantan Timur Mencapai 1.083 Jiwa

Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Berau, Lamlay Sarie mengimbau masyarakat Kabupaten Berau untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengatur pola makan

Penulis: Martinus Wikan | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Kadinkes Berau, Lamlay Sarie mengimbau masyarakat Kabupaten Berau menerapkan pola hidup sehat dan mengatur pola makan. 

TANJUNG REDEB, TRIBUN - Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Berau, Lamlay Sarie mengimbau masyarakat Kabupaten Berau untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengatur pola makan untuk menghindari penyakit diabetes melitus yang dapat menyerang di usia muda.

Disebutnya, hingga 3 Juni lalu penderita diabetes di Berau tercatat 1.083 jiwa atau 23 persen. Sementara, tahun lalu tembus hingga 3.394 jiwa atau 76,5 persen.

"Jika tidak menerapkan pola hidup sehat dan menjaga pola makan, pada usia muda bisa terserang penyakit diabetes," ungkapnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (18/6).

Baca juga: Dinkes Berau Sudah Carikan Spesialis Alat Cuci Darah agar Pasien Dapat Layanan BPJS Kesehatan

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis dan berlangsung jangka panjang dengan ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah atau glukosa hingga di atas nilai normal.

Penyakit tersebut bisa menyerang siapa saja, termasuk yang masih usia muda.

Makanya, penting juga untuk mengelola jam kerja, istirahat, dan olahraga. Juga mengelola tingkat stres agar tidak memengaruhi kesehatan.

Memang diakuinya, masalah tidak bisa dihindari namun, dengan pengelolaan diri yang baik menjadi salah satu cara dalam menjaga kesehatan.

Tidak sedikit orang yang kurang peduli dengan apa yang mereka konsumsi, dan seringkali mempunyai pola makan yang tidak sehat.

Baca juga: Soal Pemenuhan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Baru, Dinkes Berau Bakal Libatkan Banyak Instansi

Terlebih, saat ini lebih banyak makanan yang sudah diolah dan jarang sekali yang masih segar. Sehingga, banyak nutrisi yang hilang.

Padahal mengkonsumsi makanan segar jauh lebih penting. "Saat ini masalahnya kebanyakan yang dijual sudah diolah, jarang yang masih segar. Tidak sedikit juga yang lebih banyak protein, karbohidrat dan lemak saja," sebutnya.

Padahal makanan yang dikonsumsi haruslah gizi seimbang. Jangan hanya mengkonsumsi protein saja, tapi harus dilengkapi dengan serat dari sayur dan buah.

Menurutnya, perlu ada usaha secara kolaboratif mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

"Ayo kita bersama-sama belajar menyukai hidup sehat, sehingga kita punya hidup yang berkualitas," ajaknya.

Baca juga: Kasus DBD Diprediksi Meningkat, Dinkes Berau Kaltim Sebut karena Faktor Cuaca

Di tingkat masyarakat ada pos pembinaan terpadu (Posbindu) yang memiliki kegiatan pemeriksaan kesehatan dengan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan usia produktif. Di mana usia produktif itu dimulai dari 15-59 tahun.

Kemenkes Kesehatan (Kemenkes) saat rakornas juga telah meminta kabupaten/kota untuk lebih intensif mengelola program tersebut. Intervensi kesehatan harus dimulai pada usia produktif, bukan saat lanjut usia (Lansia). Ketika sudah lansia, banuak organ tubuh yang kondisinya sudah lemah bahkan tidak tertolong lagi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved