Breaking News

Tribun Kaltim Hari Ini

Sisi Negatif Tren FOMO Dinilai Mengurangi Kinerja dan Mengganggu Konsentrasi Belajar

Anda pasti pernah mendengar istilah Fear of Missing Out (FOMO) saat ini. Istilah ini populer di media sosial belakangan waktu.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
HO-FREEPIK
Ilustrasi seseorang sedang memeriksa sosial media. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Anda pasti pernah mendengar istilah Fear of Missing Out (FOMO) saat ini. Istilah ini populer di media sosial belakangan waktu.

Terutama saat ‘suporter dadakan’ membela pemain Timnas Indonesia di ajang internasional beberapa waktu lalu. Sontak para netizen seringkali mencap para suporter yang rata-rata masih ABG itu sebagai suporter FOMO.

Para netizen menduga para suporter tersebut hanya mengikuti tren pemain timnas yang sedang ramai di media sosial. Tidak hanya itu, tren FOMO di media sosial seringkali merambah di dunia kuliner.

Baca juga: FOMO Makin Marak di Era Digital, Dosen Psikologi Unmul Ini Beberkan Penyebab dan Dampak Negatifnya

Adanya kuliner baru pasti masyarakat langsung mendatangi tempat itu. Biasanya para pengunjung tidak hanya tertarik dengan cita rasa makanan tersebut.

Pengunjung yang FOMO biasanya sering untuk mengupdate informasi terkini di media sosial. Ternyata, tren FOMO ini juga mendapat perhatian para ahli.

Tren ini merupakan fenomena psikologis yang semakin marak di kehidupan serba modern seperti saat ini. Dengan memicu ketakutan melewatkan momen, pengalaman, atau aktivitas yang sedang populer di lingkungannya.

Dosen program studi psikologi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Ayunda Ramadhani, M.Psi mengatakan, hal ini tak lepas dari fenomena meningkatnya akses teknologi dan media sosial yang semakin mudah didapatkan.

Sehingga, arus informasi yang semakin cepat dan diiringi kemudahan membuat seseorang tanpa sadar memicu keinginan untuk melihat banyak postingan dan informasi setiap hari.

Baca juga: Beli Skincare Viral, Kebutuhan atau Terjebak FOMO? Begini Penjelasan Ahli

Perlahan, hal ini akan memicu perasaan insecure saat ketinggalan informasi ataupun tak bisa mengikuti tren.

"Akan muncul ketakutan untuk kehilangan moment yang dirasakan orang lain. Ini dipicu oleh perasaan yang tidak cukup baik dibanding orang lainnya. Sehingga, butuh validasi dari orang lain," ucapnya.

Dengan begitu, seseorang akan tak segan melakukan tantangan atau kegiatan apapun yang viral kemudian menggunggahnya. Seseorang rela melakukan itu demi mendapat like dan komen dari orang lain.

Tak ayal, hal ini dapat memberikan pengaruh negatif pada kualitas hidup. Ayunda mengatakan, seseorang yang FOMO akan berobsesi untuk terus mengikuti tren.

Bahkan, lebih parahnya FOMO akan memicu rasa khawatir dan cemas yang berlebih saat ketinggalan informasi ataupun tren terkini.

Baca juga: Arti Kata FOMO, Simak Penyebab dan Dampaknya untuk Kesehatan Mental, Medsos Berpengaruh

Selain itu, FOMO juga akan membuat seseorang menjadi haus validasi. Sebab, mereka akan selalu menginginkan atensi dan perhatian dari orang lain pada postingan yang diunggah di media sosial.

"Saat tidak mendapatkan atensi dari postingan yang dibuat, akhirnya cemas karena kebutuhan validasinya akan terus meningkat, produktifitasnya terganggu," ucapnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved