Berita Nasional Terkini
Peluang Anies dan Ganjar Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Prediksi dan Penjelasan Gerindra
Peluang Anies dan Ganjar jadi Menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Prediksi dan penjelasan Gerindra.
TRIBUNKALTIM.CO - Presiden dan Wapres terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik Oktober 2024, bagaimana dengan calon menteri di kabinet pemerintahan yang baru.
Di Pilres 2019, Prabowo menjadi rival Jokowi, namun kemudian Ketua Umum Gerindra tersebut menjadi Menteri Pertahanan Jokowi, apakah Presiden terpilih di Pilpres 2024 juga akan melakukan hal yang serupa di kabinet Prabowo-Gibran?
Apakah nantinya Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo juga berpeluang menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga memprediksi, dua eks calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akan menolak jika ditawari masuk ke kabinet presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca juga: Indikasi Gibran Tidak Dilibatkan Susun Kabinet, Refly Harun: Dia Bicara Sama Bapaknya
Baca juga: Daftar 4 Nama Mantan Bankir yang disebut Berpeluang Jadi Menteri Keuangan di Kabinet Prabowo-Gibran
Baca juga: Kabinet Prabowo-Gibran - Siapa Ridwan Hisjam yang Diunggulkan Relawan Club 08 TKN Jadi Menteri ESDM?
"Kecil kemungkinan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo masuk kabinet Prabowo Subianto," ujar Jamiluddin kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2024).
Jamiluddin menilai, Anies hampir mustahil bergabung ke pemerintahan Prabowo karena sikapnya yang berseberangan dengan Prabowo.
Ia menyebutkan, pada Pilpres 2024 lalu, Anies berkomitmen untuk mencerahkan dan memperjuangkan perubahan di Indonesia.
Jamiluddin juga memandang Anies sebagai sosok yang punya komitmen dan pendirian yang kokoh.
"Jadi, misi yang ingin dibawa Anies dan Prabowo ibarat seperti air dan minyak.
Keduanya sangat sulit untuk menyatu," ucap dia.
Jamiluddin menilai, hal serupa juga dialami oleh Ganjar.
Apalagi, Ganjar sudah pernah menyatakan akan berada di luar pemerintah.

Ia menuturkan, peluang penolakan itu semakin besar apabila Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memutuskan PDI-P berada di luar pemerintahan.
"Karena itu, peluang Ganjar masuk ke kabinet Prabowo tampaknya sangat kecil.
Baca juga: Prediksi Kabinet Prabowo-Gibran, Selain Gerindra, Partai KIM yang akan dapat Jatah Menteri Terbanyak
Setidaknya untuk saat ini di mana Megawati bukan menjadi bagian dari koalisi Prabowo-Gibran," kata Jamiluddin seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Prabowo akan selalu mencari persamaan untuk bergotong-royong meski berbeda pilihan politik.
Hal ini ia sampaikan merespons pertanyaan soal kemungkinan Anies dan Ganjar masuk dalam kabinet Prabowo mendatang.
"Pak Prabowo adalah presiden terpilih yang akan dilantik tanggal 20 Oktober yang akan datang.
Beliau selalu mencari persamaan cara pandang yang bisa memperkuat persatuan dan persamaan gotong-royongan, meskipun pada pilihan politik yang berbeda," kata Muzani, Selaasa (25/6/2024).
Oleh karena itu, menurut Muzani, Prabowo tidak memiliki halangan untuk mengangkat siapapun menjadi 'pembantu' dalam kabinet ke depan.
Ia mencontohkan, Presiden Joko Widodo pada 2019 lalu juga mengangkat Prabowo sebagai menteri pertahanan meski keduanya bersaing pada Pilpres 2019.
"Itu sudah dicontohkan oleh Pak Jokowi di tahun 2019.
Situasi politik bisa menjadi reda, politik bisa menjadi adem, keguyuban, kebersamaan, kegotong-royongan, kerukunan bisa tercipta. Dan Pak Prabowo ingin menciptakan itu," ujar dia.
Namun, ia menegaskan bahwa masuk atau tidaknya Anies dan Ganjar ke kabinet mendatang adalah hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih.
Baca juga: Prediksi Kabinet Prabowo-Gibran, Risiko terlalu Banyak Menteri hingga Posisi Menteri Strategis
"Pertanyaannya, apakah Pak Prabowo juga akan mengangkat capres yang berbeda dengan beliau seperti Anies dan Ganjar?
Yang punya hak prerogatif adalah beliau, saya belum pernah mendengar," ujar Muzani.
Gerindra: Belum Ada Permintaan Bertemu
Sekjen Gerindra merespons mantan capres nomor urut 1, Anies Baswedan yang meminta waktu untuk bertemu Prabowo sebelum Pilkada Serentak 2024.
"Pak Prabowo tidak punya halangan untuk bertemu siapa pun. Selama ini Pak Prabowo bertemu sama yang berbeda pilihan, berbeda pandangan, bahkan berbeda politik," ujar Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Muzani mengatakan, Prabowo selalu merasa bahwa semua pemimpin adalah orang-orang yang memiliki potensi masing-masing.
Maka dari itu, kata dia, Prabowo tidak punya halangan tertentu dalam bertemu dengan seseorang.
Meski demikian, Muzani menegaskan, Anies belum berkomunikasi sama sekali kepada dirinya untuk bertemu Prabowo.
Bahkan, Prabowo tidak pernah bercerita soal rencana Anies menemui dirinya.
"Saya tidak tahu kalau Mas Anies minta waktu untuk ketemu Pak Prabowo.
Baca juga: Prediksi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Tantangan Berat Menkeu dan Sosok Penerus Tugas Sri Mulyani
Tapi sebelum ke sini saya terlambat karena bertemu Pak Prabowo, tapi Pak Prabowo tidak bercerita ada kehendak atau keinginan Mas Anies untuk bertemu Beliau," kata dia seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
"Kan tadi tanya soal Anies mau ketemu, nah Pak Prabowo tadi tidak bercerita ke saya bahwa ada permintaan Anies mau bertemu Beliau," ucap Muzani.
Sebelumnya, Anies Baswedan, bakal calon gubernur (cagub) pada Pilkada Jakarta 2024, bakal mengunjungi Prabowo Subianto dalam waktu dekat.
Ia mengatakan, pertemuannya dengan Presiden terpilih RI itu dalam rangka silaturahmi.
“Ya, tentu kami membangun komunikasi dengan semua. Insya Allah bisa bersilaturahmi dengan pimpinan-pimpinan partai politik, tak terkecuali Pak Prabowo,” ujar dia di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024).
Ia mengungkapkan, safari politik dilakukan karena partai-partai di Indonesia sedang menakar mempertimbangkan siapa sosok yang akan dijagokan dalam Pilkada.
Maka, menurut Anies, komunikasi dengan partai lain wajib dilakukan sebelum bertarung pada Pilkada Jakarta.
“Menjalin silaturahmi adalah sebuah keniscayaan, karena ini merupakan proses di mana partai-partai politik sedang mempertimbangkan dan menakar terkait Pilkada.
Walau begitu, kami saat ini sudah mendapatkan amanat dari Partai Kebangkitan (PKB),” ujar dia.
Baca juga: Peluang Jumlah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Bertambah, Revisi UU Kementerian dan Anggaran Terbatas
(*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
IKN Kaltim tak Perlu Digeber Siap Pakai saat Ganti Pemerintahan Baru, Eks Wamenlu: Jangan Utang Budi |
![]() |
---|
Jokowi Wariskan Utang Jumbo untuk Prabowo, Ekonom Ingatkan Jatuh Tempo Utang Besar di Tahun 2025 |
![]() |
---|
Beban Utang dan Defisit Anggaran jadi Beban di APBN Pertama yang Ditanggung Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Megawati Sindir Kabinet Gemoy Prabowo dan Utang Indonesia Rp 8.262 T, Bandingkan dengan Eranya Dulu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.