Berita Nasioal Terkini

Terjawab Alasan Gus Yahya Percaya Diri Kabinet Prabowo-Gibran akan Didominasi Para Kader NU

Terjawab alasan Gus Yahya percaya diri kabinet Prabowo-Gibran akan didominasi para kader NU

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kompas.com/Slamet Priyatin
Gus Yahya yang bernama lengkap KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU yang terpilih dalam Muktamar ke-34 NU hari ini, Jumat (24/12/2021). Simak biodata Gus Yahya yang pernah jadi Wantimpres Jokowi dan kakak Menag Yaqut Cholil Qoumas. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU percaya diri sebagian besar komposisi kabinet Prabowo-Gibran akan diisi kader-kader NU.

Diketahui, sampai saat ini Presiden Terpilih Prabowo Subianto belum mengumumkan komposisi kabinetnya.

Tak hanya partai politik pendukung, salah satu organisasi keagamaan seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bahkan menyebut bahwa setengah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran bakal diisi oleh warga NU.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, para kader NU tidak harus disiapkan untuk mengisi jabatan menteri.

Baca juga: Biaya Pembangunan IKN Nusantara Selama Ini Setara dengan Setahun Anggaran Makan Gratis Prabowo

"Nggak usah disiapkan, sudah siap sendiri banyak itu, banyak yang sudah siap dengan sendirinya, ndak usah disiapkan," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jln Kramat Raya, Jakarta, Jumat (7/6/2024).

Gus Yahya menyebut bahwa NU adalah fakta demografis di Indonesia.

Menurut Gus Yahya, selama ini NU bukan salah satu faksi politik di Indonesia.

"Kalau saya bilang NU ini fakta demografis, realitas demografis, bukan faksi politik, itu aja," kata Gus Yahya.

Sehingga, Gus Yahya mengatakan saat kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran terbentuk bakal banyak warga NU.

Bahkan dirinya mengatakan bisa-bisa seluruh menteri pada Kabinet Prabowo-Gibran akan diisi seluruhnya oleh warga NU.

"Nanti kalau sudah jadi kabinet, sampean tanyain satu-satu, Insya Allah ada.

Nah paling dak separuh NU, kalau dak malah NU semua," pungkas Gus Yahya.

Baca juga: Meutya Hafid Berharap Ada Menteri Perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran, Tapi Belum Tentu Saya

Siapkan Tim Asistensi

Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan bahwa tidak ada yang namanya tim transisi. Menurut Prabowo yang ada adalah tim Asistensi.

"Gak kita tidak mengatakan transisi. Tidak ada tim transisi, yang ada tim asistensi," kata Prabowo usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Selain itu kata Prabowo, pihaknya juga membentuk tim sinkronisasi.

Untuk diketahui sinkronisasi diperlukan untuk memastikan transisi dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf ke Prabowo-Gibran berjalan dengan lancar.

10 tahun lalu, Presiden Jokowi juga membentuk tim transisi untuk memastikan proses peralihan dari pemerintahan SBY berjalan dengan lancar.

"Ada juga kita bentuk tim sinkronisasi," kata Prabowo.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari mengatakan bahwa Presiden Jokowi dan Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto merupakan sebuah tim yang solid.

Sehingga, dia meyakini bahwa akan ada sinkronisasi dalam penyusunan kabinet menteri di era pemerintahan Prabowo-Gibran, mendatang.

Qodari juga menilai, istilah transisi tak akan digunakan oleh pemerintahan Jokowi kepada pemerintahan Prabowo.

Baca juga: Peluang Anies dan Ganjar Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Prediksi dan Penjelasan Gerindra

Sebab, banyak hal yang membuat pembangunan atau kerja presiden terpilih dimulai dari nol atau awal ketika dimulai dilakukan transisi.

Hal itu disampaikan M Qodari saat ditanya oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra terkait pengaruh dari Presiden Jokowi dalam konfigurasi kabinet ke depan.

"Ini bukan transisi. Ini sinkronisasi. Kenapa? Karena Pak Jokowi dan Pak Prabowo satu tim. Mereka nggak bermusuhan. Bahkan sangat berkawan, bertemanan. Yang kedua, Pak Jokowi akan membantu Pak Prabowo," kata Qodari saat sesi wawancara khusus di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

"Saya perbedakan sinkronisasi dengan transisi. Transisi ya. Transisi itu adalah putusnya satu episode dengan episode yang lain. Ya. Contohnya, 2004, Ibu Mega. Putus. Putus seputus-putusnya. Sampai sekarang (dengan SBY)," sambung dia.

Qodari juga memuji tim sinkronasi yang dipimpin oleh Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmmi Dasco Ahmad.

Dimana, tim tersebut telah bertemu dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Apalagi, Stafsus Presiden Jokowi, Grace Natalie turut dalam mengawal tim sinkronisasi.

"Nah nanti kalau bayangan saya, antara Grace dengan Pak Dasco ini akan komunikasi dengan intens. Bukan tabrakan loh ya. Kan ada yang bilang tabrakan. Enggak, menurut saya justru ini bagus. Karena masing-masing ada inisiatif," ucap Qodari.

"Pak Prabowo ada inisiatif. Kalau memang sinkronisasi itu inisiatif Pak Prabowo. Dari Pak Jokowi juga ada inisiatif," jelasnya.

Baca juga: Indikasi Gibran Tidak Dilibatkan Susun Kabinet, Refly Harun: Dia Bicara Sama Bapaknya

Gerindra-Golkar Dapat Banyak

Partai Gerindra dan Golkar diprediksi menjadi parpol yang paling banyak mendapat jatah kursi di kabinet Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.

Diketahui, Golkar menjadi pemenang kedua di Pileg 2024 di bawah PDIP yang sepertinya kini memilih berada di luar pemerintahan.

Sementara, Gerindra merupakan partai yang dipimpin langsung Prabowo Subianto.

Sehingga, kedua partai ini diprediksi akan mendapat banyak kursi di kabinet Prabowo-Gibran.

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin memprediksi kabinet yang nantinya dibentuk Prabowo-Gibran akan banyak diisi oleh tokoh-tokoh partai politik (parpol).

Menurutnya, kabinet ini nantinya akan membagi jatah kursi kabinet secara proporsional bagi parpol-parpol pendukung maupun yang baru bergabung ke koalisi setelah penetapan. 

Ujang memprediksi parpol yang akan memperoleh banyak jatah menteri yakni Gerindra dan Golkar. 

Baca juga: Tanggal Presiden dan Wapres 2024-2029 Mulai Kerja dan Prediksi 61 Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

"Bicara soal partai mana yang mendapat jatah paling banyak, ya proporsional saja.

Misalnya Gerindra mungkin bisa besar karena capres-nya terpilih, lalu Golkar mungkin banyak juga karena memang jadi pemenang di Pileg dan kursi terbanyak di Koalisi Indonesia Maju," terang Ujang kepada Kontan, Senin (29/4). (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Berapa Jatah Menteri dari Parpol Pendukung Prabowo-Gibran? NU Yakin Dapat Separuh, PAN & Demokrat?

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved