Berita Samarind Terkini

Anggota DPRD Samarinda Prihatin Generasi Muda tak Berminat Jadi Guru, Nuryadin: Banyak Stok Guru

Prihatin dengan fenomena minimnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Kadisdik Samarinda Asli Nuryadin.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gempuran teknologi dan peluang karir yang beragam, minat generasi muda untuk menjadi tenaga pendidik dinilai mengalami penurunan.

Fenomena ini memicu kekhawatiran akan kelangsungan masa depan pendidikan dan kualitas generasi penerus bangsa.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sani Bin Husain mengatakan prihatin dengan fenomena minimnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik.

Menurut Sani, pergeseran minat ini disebabkan oleh daya tarik profesi lain yang menawarkan penghasilan tinggi. Kenyataan ini membuat profesi guru terkesan kurang menjanjikan secara finansial.

“Karena kalau generasi muda terus enggan menjadi guru, siapa lagi. Tinggal bagaimana pemerintah mau melihat kondisi ini yang seperti ini,” ungkap Sani.

Baca juga: Disdikbud Balikpapan Bakal Tambah Waktu Layanan Verifikasi dan Validasi PPDB 2024

Baca juga: Proses Verifikasi dan Validasi PPDB 2024 Dibuka, Disdikbud Balikpapan Layani 330 Orang Per Hari

Kekhawatiran ini disampaikan oleh Mawar, salah satu sarjana pendidikan di Samarinda.

Ia mengaku enggan menjadi guru karena khawatir tidak dapat menanggung beban tanggung jawab dan gaji yang dianggap kecil sehingga memilih untuk beralih profesi.

"Makanya saya beralih profesi ke lain saja," ungkapnya.

Namun, tidak semua sarjana pendidikan memiliki pemikiran yang sama. Ida, salah satu sarjana pendidikan di Samarinda, memilih menjadi guru. Meski sudah memiliki pengalaman selama empat tahun, Ida masih berstatus honorer.

"Saya masih belajar terus, karena untuk bisa jadi PPPK itu susah gampang, tapi tergantung orangnya lagi, kalau memang giat dan berusaha pasti bilang gampang, tapi kalau belum ada persiapan pasti susah, setidaknya kita ada gambaran dulu, bukan yang belajar satu malam langsung paham," ungkapnya.

Sebelumnya, ia berpengalaman menjadi guru honorer di kabupaten Paser. Ida mengaku bahwa gaji honorer di kabupaten Paser sebelumnya lebih besar dibandingkan di Kota Samarinda.

"Lumayan bedanya, bahkan ada juga dengar ada yang di rapel tiap 3 bulan," ungkap Ida.

Ida berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada guru honorer, terutama dalam hal administrasi dan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Sementata itu, Kepala Disdikbud Samarinda, Asli Nuryadin, membantah anggapan bahwa gaji rendah menjadi penyebab utama minimnya minat generasi muda menjadi guru.

"Bekerja kan ibadah, kalau orang berpikir sejauh itu saya pikir guru adalah profesi yang mulia," ujar Asli saat dihubungi TribunKaltim hari ini, Senin (1/7/2024).

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved