Berita Kaltim Terkini
IPB dan BPDPKS Gelar Workshop, Ingatkan Pemanfaatan Tankos Sawit untuk Industri dan Rumah Tangga
IPB dan BPDPKS gelar workshop, ingatkan pemanfaatan tandan kosong sawit untuk industri dan rumah tangga.
Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo | Editor: Diah Anggraeni
Sementara Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergy IPB, Meika Syahbana Rusli mengingatkan
pentingnya industri sawit bagi ekonomi Indonesia.
Tidak hanya dari segi ekonomi, ia juga menjelaskan pentingnya kelapa swait dari segi lapangan pekerjaan dan lingkungan.
"Oleh karena itu kita harus memaksimalkan termausk tandan kosong kelapa sawit yang jadi masalah harus dimaksimalkan. Maka mengolahnya kita mengembalikan dan memanfaatkan bahan organik disana ke lahan juga memgembalikan karbon.Harapannya dari. sosialisasi kita banyak masyarakat luas yang paham, juga banyak petani sawit yang paham sehingga bisa diimplementasikan karena tanpa pemahaman yang baik implementasinya tak jalan walaupun secara kenyataan jumlahnya," jelasnya.
"Jadi diharapkan sosialisasi menyebarkan pemahaman sehigga muncul motivasi kuat dari stakeholder untuk melaksanakannya. Kami bersyukur, berterim akasih didukung BPDPKS melaksanakan sosialisasi.
Harapannya daya saing industri sawit lebih kuat,petani sejahtera linkungan lebih aman, " tambahnya.
Selain diambil minyaknya, ampas tandan kosong masih sangat bernilai sebagai bahan organik dan biomassa.
Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka ini akan menjadi masalah.
Salah satu cara memanfaatkan yang baik adalah dengan karbonisasi pirolisis yang menjadikan biochar untuk memperbaiki tanah, meningkatkan efisiensi pupuk, dan mengembalikan karbon ke tanah sehingga tidak dirilis ke atmosfer.
Baca juga: Komitmen Tingkatkan Keberkahan, BSI Gelar Program “Jumat Berkah” Perdana di Masjid IPB
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI ) Kaltim, Rahmat Perdana Angga sangat mendukung sosialisasi dari BPDPKS,I PB, Unmul dan nantinya meningkatkan produktivitas dan daya saing industri sawit.
"Dari produktifitasnya dan dari biayanya.Biaya terbesar pemupukannya dari 60-80 persen dari biaya sawit.
Dengan tantangan ini dari pengusaha sangat butuh inovasi arahnya ke penekanan biaya produksi supaya sawit produktivitasnya naik, biaya terkontrol," ujar Rahmat Perdana Angga.
"Supaya sawit dengan minyak punya daya saing agr minyak sawit nabati yang masih mempunyai nilai daya saing. Jangan sampai nilai produksinya tinggi produktivitas rendah akhirnya kita tidak mampu bersaing maka dengan penemuan inovasi sangat dibutuhkan nyata segi petani supaya pemupukan lebih efiisien lebih tepat guna," ucapnya.
Guru Besar Fakultas Pertanian Unmul, Prof. Bernatal Saragih mengungkapkan, workshop ini sangatlah bermanfaat.
"Banyak informasi yang kita peroleh rIset yang di indonesia maupun IPB maupun riset Unmul jadi sharing yang informasi bagus untuk masyarakat. Saya kira kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Selanjutnya peluang yang kita peroleh dari Unmul harus mempercepat kselerasi untuk pencapaian sejumlah riset bisa dimanfaatkan masyarakat. Simbiosis bersama dalam riset saya kira dalam perguruan tinggi ke depan diperlukan harus dilakukan dalam membangun institusi. Kita tak bisa berdiri sendiri harus bekerjasama dalam membangun riset yang utuh," katanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.