Berita Kaltim Terkini
IPB dan BPDPKS Gelar Workshop, Ingatkan Pemanfaatan Tankos Sawit untuk Industri dan Rumah Tangga
IPB dan BPDPKS gelar workshop, ingatkan pemanfaatan tandan kosong sawit untuk industri dan rumah tangga.
Penulis: Nevrianto Hardi Prasetyo | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM. CO, SAMARINDA - Institut Pertanian Bogor (IPB) bersinergi dengan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Workshop Sosialisasi Karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah pada Perkebunan Sawit.
Kegiatan itu digelar mengingat tandan kosong (tankos) sawit bisa dimanfaatkan untuk aneka kebutuhan industri maupun rumah tangga.
Di antaranya, tankos bisa digunakan sebagai bahan baku kertas hingga energi yani menjadi arang briket untuk menggantikan bahan bakar gas rumah tangga.
Baca juga: Guru Besar IPB Sebut Bansos Jelang Pilpres 2024 adalah Bantuan Terselubung Jokowi untuk Gibran
Guru Besar IPB Prof. Dr. Erliza Hambali menekankan pentingnya upaya dalam membantu petani sawit.
Hal itu mengingat 80 persen biaya perkebunan kelapa sawit merupakan biaya pemupukan.
Dengan pemanfaatan tandan kosong sawit sebagai soil conditioner, maka akan mampu menghemat penggunaan pupuk sehingga lebih efisien dalam penurunan biaya atau cost perkebunan.
Erliza juga menyebut bahwa efektivitasnya akan turut meningkat.
“Sebagaimana kita ketahui, 80 persen dari biaya perkebunan adalah biaya pupuk. Harga pupuk saat ini mahal dan langka. Ini adalah salah satu cara kita membantu petani sawit dan menurunkan biaya tersebut melalui pemanfaatan tandan kosong yang dilakukan proses karbonisasi,” tuturnya pada workshop yang digelar di Hotel Bumi Sendiri Samarinda, Kamis (11/7/2024).
Baca juga: Jadi Saksi Ahli 03 di MK Guru Besar IPB Sebut Tingkat Literasi Politik Penerima Bansos Jokowi Rendah
Prof. Erliza menambahkan, banyak usaha telah dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah di industri kelapa sawit.
Salah satunya adalah penelitian terhadap biochart.
Sebagai seorang akademisi dan peneliti, dirinya berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dalam industri perkebunan kelapa sawit.
Tandan kosong kelapa sawit sering menjadi masalah di pabrik karena tidak boleh dibakar.
Selain itu, juga ada wacana untuk melarang penggunaannya di perkebunan.
Prof. Erliza menyampaikan, solusi harus dicari dan diperebutkan oleh perusahaan yang mengumpulkan tandan kosong ini.
“Jika terjadi perang dan harga pupuk naik, kita harus mencari solusi lain. Dengan sumber daya yang ada di Kalimantan dan Sumatera, kita dapat mensosialisasikan dan mengimplementasikan solusi ini untuk membantu petani sawit Kita harus terus berusaha menyelesaikan satu per satu masalah di sawit,” jelasnya.
Baca juga: Ramadhan di Balikpapan, Alumni IPB Beri Santunan dan Iftar ke 4 Panti Asuhan
Sementara Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergy IPB, Meika Syahbana Rusli mengingatkan
pentingnya industri sawit bagi ekonomi Indonesia.
Tidak hanya dari segi ekonomi, ia juga menjelaskan pentingnya kelapa swait dari segi lapangan pekerjaan dan lingkungan.
"Oleh karena itu kita harus memaksimalkan termausk tandan kosong kelapa sawit yang jadi masalah harus dimaksimalkan. Maka mengolahnya kita mengembalikan dan memanfaatkan bahan organik disana ke lahan juga memgembalikan karbon.Harapannya dari. sosialisasi kita banyak masyarakat luas yang paham, juga banyak petani sawit yang paham sehingga bisa diimplementasikan karena tanpa pemahaman yang baik implementasinya tak jalan walaupun secara kenyataan jumlahnya," jelasnya.
"Jadi diharapkan sosialisasi menyebarkan pemahaman sehigga muncul motivasi kuat dari stakeholder untuk melaksanakannya. Kami bersyukur, berterim akasih didukung BPDPKS melaksanakan sosialisasi.
Harapannya daya saing industri sawit lebih kuat,petani sejahtera linkungan lebih aman, " tambahnya.
Selain diambil minyaknya, ampas tandan kosong masih sangat bernilai sebagai bahan organik dan biomassa.
Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka ini akan menjadi masalah.
Salah satu cara memanfaatkan yang baik adalah dengan karbonisasi pirolisis yang menjadikan biochar untuk memperbaiki tanah, meningkatkan efisiensi pupuk, dan mengembalikan karbon ke tanah sehingga tidak dirilis ke atmosfer.
Baca juga: Komitmen Tingkatkan Keberkahan, BSI Gelar Program “Jumat Berkah” Perdana di Masjid IPB
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI ) Kaltim, Rahmat Perdana Angga sangat mendukung sosialisasi dari BPDPKS,I PB, Unmul dan nantinya meningkatkan produktivitas dan daya saing industri sawit.
"Dari produktifitasnya dan dari biayanya.Biaya terbesar pemupukannya dari 60-80 persen dari biaya sawit.
Dengan tantangan ini dari pengusaha sangat butuh inovasi arahnya ke penekanan biaya produksi supaya sawit produktivitasnya naik, biaya terkontrol," ujar Rahmat Perdana Angga.
"Supaya sawit dengan minyak punya daya saing agr minyak sawit nabati yang masih mempunyai nilai daya saing. Jangan sampai nilai produksinya tinggi produktivitas rendah akhirnya kita tidak mampu bersaing maka dengan penemuan inovasi sangat dibutuhkan nyata segi petani supaya pemupukan lebih efiisien lebih tepat guna," ucapnya.
Guru Besar Fakultas Pertanian Unmul, Prof. Bernatal Saragih mengungkapkan, workshop ini sangatlah bermanfaat.
"Banyak informasi yang kita peroleh rIset yang di indonesia maupun IPB maupun riset Unmul jadi sharing yang informasi bagus untuk masyarakat. Saya kira kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Selanjutnya peluang yang kita peroleh dari Unmul harus mempercepat kselerasi untuk pencapaian sejumlah riset bisa dimanfaatkan masyarakat. Simbiosis bersama dalam riset saya kira dalam perguruan tinggi ke depan diperlukan harus dilakukan dalam membangun institusi. Kita tak bisa berdiri sendiri harus bekerjasama dalam membangun riset yang utuh," katanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.