Pilkada Kaltim 2024
Pengamat Ungkap Pemilih Cerdas Bisa Lawan Fenomena Kotak Kosong di Pilkada Kaltim 2024 dan Daerah
Pengamat ungkap pemilih cerdas bisa lawan fenomena kotak kosong di Pilkada Kaltim 2024 dan daerah
TRIBUNKALTIM.CO - Skenario kotak kosong berpotensi terjadi di Pilkada Kaltim 2024.
Tak hanya level provinsi, skenario serupa berpotensi terjadi di Pilkada Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
Potensinya terlihat di Balikpapan dan Kutai Kartanegara.
Dalam pandangan Pengamat Politik Ummul, Budiman Chosiah, meski di Pilkada 2024 ada kotak kosong juga bukan jaminan bagi lawannya langsung menang.
Baca juga: Kabinet Prabowo-Gibran Harus Hadapi Krisis Fiskal, Industri, Lapangan Kerja dan Rupiah Sekaligus
Baca juga: Ada Perpres Baru IKN Nusantara Diteken Jokowi, Otorita Langsung Gerak Cepat Buru Investasi Rp 100 T
Menyoroti Pilkada 2024 yang diprediksi akan ada kotak kosong, Budiman Chosiah pun membahas Pilkada empat tahun silam di mana ada kota dan kabupaten yang hanya ada satu calon melawan kotak kosong.
“Ketika kotak kosong itu ada yang merepresentasikan atau ada yang menggerakkan, maka otomatis kotak kosong mendapat suara lumayan banyak seperti di Balikpapan dan Kutai Kartanegara dulu, itu pasti akan terjadi,” katanya, Jumat (12/7/2024).
Ia menilai, jika potensi kotak kosong ada, pemilih cerdas bisa memberikan pelajaran kepada kandidat yang ada.
“Dalam artian jika programnya dianggap tidak membumi atau tidak bisa membawa ke arah kesejahteraan.
Pemilih cerdas akan menang suaranya,” katanya.
Ia menambahkan, konsep demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka kotak kosong itu otomatis menutup peluang figur–figur.
“Kalau bahasa saya, jika calon tunggal melawan kotak kosong, demokrasi kita di Kaltim tidak sehat sebenarnya,” katanya.
Baca juga: 3 Hasil Survei Terbaru Pilkada Banten 2024, Kaesang Optimis PSI Kalahkan Golkar yang Jagokan Airin
Baca juga: Pengamat Ungkap Anies Disandera PKS di Pilkada Jakarta 2024, Refly Harun Bocorkan Skema Penjegalan
Pengaruhi partisipasi
Angka keterlibatan pemilih diprediksi juga bakal menurun jika fenomena pasangan calon tunggal ini benar-benar terjadi.
Soal rendahnya antusiasme warga datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ditengarai akibat kotak kosong, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltim punya pengalaman.
Tepatnya di Pilkada 2020.
Kepala Badan Kesbangpol Sufian Agus membeberkan pada Pilkada 2020 lalu, tingkat partisipasi pemilih di Kaltim berada di angka 60 persen, berada di bawah target nasional yang seharusnya 77 persen.
Hal ini ditengarai karena kontestasi politik yang kurang kompetitif.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan.
Di Pilkada 2020, dua daerah tersebut hanya menampilkan hanya satu paslon.
Di Kukar, tak ada penantang calon petahana, yakni Edi Damansyah dan Rendi Solihin.
Sementara di Balikpapan, juga cuma ada satu pasangan calon yakni Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz.
Satu paslon melawan kotak kosong itu pun ditengarai berdampak pada rendahnya partisipasi pemilih.
Baca juga: Rudy Masud Borong NasDem, Isran Noor di Ujung Tanduk, Tersisa 3 Partai, Tandatangan Megawati Krusial
Baca juga: Jusuf Hamka Bakal Cawagub Kaesang di Pilkada Jakarta, Kisah Nasi Kuning dan Masa Kecil di Samarinda
Kota Balikpapan dengan angka partisipasi 60,13 persen dari 443.243 Daftar Pemilih tetap (DPT), kemudian Kutai Kartanegara 57 persen dari 488.055 DPT.
“Kehadiran paslon tunggal pada Pilkada cenderung menurunkan antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara," tegas Agus.
Karena itu, ia berharap Pilkada Serentak 2024 di Kaltim kompetitif dan tidak ada lagi pasangan calon (paslon) tunggal.
Calon tunggal atau melawan kotak kosong, akan mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih di wilayah yang ada di Kabupaten/Kota di Kaltim.
"Idealnya, sebuah daerah yang memiliki kompetisi politik yang sehat diikuti oleh setidaknya tiga pasangan calon.
Jika hanya melawan kotak kosong, masyarakat cenderung enggan ke TPS karena merasa calon tunggal tersebut pasti menang," kata Agus.
Baca juga: Nasdem Ikut Usung Rudy Masud di Pilkada Kaltim 2024, Rekomendasi Langsung Diserahkan Surya Paloh
Baca juga: Buka Juli-Agustus Seleksi CPNS 2024, Dari Kuota 40 Ribu ASN IKN Nusantara, 2 Ribu Buat Warga Kaltim
Koalisi Besar Rudy Masud - Seno Aji
Bergabungnya Nasdem menjadikan dukungan Rudy Mas’ud – Seno Aji makin gemuk dengan 42 kursi.
Partai yang mengusung adalah Golkar (15 kursi), Gerindra (10 kursi), PAN (4 kursi), PKB (6 kursi), PKS (4 kursi), dan NasDem (3 kursi).
Tersisa tiga partai di parlemen yang kini belum menuarakan dukungan resmi untuk bakal calon gubernur. Yakni PDIP (9 kursi), PPP (2 kursi), dan Demokrat (2 kursi), dengan total 13 kursi .
Jumlah ini masih cukup untuk mengusung satu calon gubernur.
Aturannya, minimal 11 kursi untuk mengusung Calon Kepala Daerah baik dari satu partyai ataupun gabungan partai. (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
3 Catatan Evaluasi Pelaksanaan Pilkada Kaltim 2024, KPU Ingin Data Faktual |
![]() |
---|
Ungkap Hasil Tes Kesehatan Bagus, Gubernur Kaltim Terpilih Rudy Masud Nyatakan Siap Bertugas |
![]() |
---|
20 Kasus Sengketa Pemilihan Gubernur 2024 yang Ditolak MK, Termasuk Isran-Hadi di Kaltim |
![]() |
---|
Pidato Rudy Mas'ud Usai Ditetapkan KPU Jadi Gubernur Terpilih, dari Takdir hingga PR Pemprov Kaltim |
![]() |
---|
Lengkap Pernyataan Isran Noor-Hadi Mulyadi Soal Putusan MK Sengketa Pilkada 2024 di Kaltim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.