Kiper Timnas Gagal PPDB
4 Fakta Kiper Timnas Putri U-17 Edelweizz tak Lolos PPDB Balikpapan, Tanggapan Disdikbud Kaltim
Sosok Edelweizz Auradiva Achmad adalah atlet sepak bola putri berbakat yang telah membela Timnas Indonesia U-17 Putri.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Heriani AM
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Edelweizz Auradiva Achmad adalah atlet sepak bola putri berbakat yang telah membela Timnas Indonesia U-17 Putri.
Beritanya sempat viral karena atlet berbakat asli Kalimantan Timur ini tak diterima bersekolah di Balikpapan yang menjadi incarannya.
Padahal, keinginannya untuk bersekolah di Balikpapan, agar lebih dekat dari rumah dan tempat latihan.
Teranyar setelah gagal dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Balikpapan, Atlet sepak bola putri berbakat akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Samarinda, tepatnya SMK Medika , Jalan Padat Karya, Kelurahan Sempaja Timur, Kota Samarinda.
Simak fakta-fakta viralnya Edelweizz Auradiva yang gagal di PPDB Balikpapan berikut ini:
Tanggapan Disdikbud Kaltim
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Muhammad Kurniawan mengatakan persoalan tersebut telah selesai sebab siswa tersebut telah diterima di salah satu SMK di Samarinda.
Ia menekankan bahwa Pemprov Kaltim melalui Disdikbud terbuka menyambut atlet putra-putri terbaik yang telah berprestasi mengharumkan nama Benua Etam.
Ia menjelaskan proses PPDB melewati tahap satu dan dua.
Edelweizz Auradiva sendiri telah mengikuti tahap pertama untuk penilaian non-akademik atau prestasi.
Saat itu sekolah yang dipilih adalah SMKN 3 Balikpapan jurusan DKV, SMKN 1 Balikpapan jurusan BKP dan SMKN 4 Balikpapan jurusan Perhotelan.
Menurutnya, alasan tidak diterimanya Edelweizz Auradiva di sekolah-sekolah pilihannya itu karena nilai akhirnya kalah bersaing dengan pendaftar lainnya.
"Nilai dia itu berada di bawah kuota dari pelamar yang lainnya dan yang menyeleksi itu sistem," kata Kurniawan.
Ia kembali menegaskan bahwa mereka siap membuka pintu bagi para atlet putra-putri terbaik Kaltim untuk melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah favorit yang mereka inginkan.
"Harus ada komunikasi. Saya senang menerima atlet-atlet yang berprestasi, Mungkin ada previllage yang bisa kita beri untuk anak-anak berprestasi agar bisa bersekolah sesuai dengan sekolah tujuannya," ujarnya.
Kendati demikian, tambahnya hal tersebut tentu perlu disesuaikan dengan kuota yang ada pada setiap jalur yang dibuka.
"Artinya biarlah sistem yang bermain dan semua mengikuti proses," pungkasnya.(*)
Respons Ayah Edelweizz
Menurutnya, sebelum berita terkait anaknya ini viral, Edelweizz sudah memutuskan bersekolah di Samarinda dari bulan lalu.
Kepada TribunKaltim.co, Dedi bercerita, tadinya putrinya sebenarnya ingin bersekolah di Balikpapan agar lebih dekat dengan tempat latihan.
"Awalnya saya hanya ingin mendaftarkan di sekolah terdekat dari rumah, agar bisa banyak waktu berlatih intens. Tetapi pilihannya adalah sekolah yang menurut dia terbaik," ujar Dedi Achmad kepada TribunKaltim.co, Minggu (14/7/2024).
Namun, kegagalan dalam PPDB membuatnya harus mencari alternatif lain.
Dedi juga menjelaskan bahwa Edelweizz tidak mendaftar di tiga sekolah sekaligus pada hari terakhir pendaftaran PPDB.
Lanjut Dedi, pada hari terakhir pendaftaran, karena hanya mendaftar di satu sekolah kemudian gagal, barulah mencoba mendaftar online di sekolah lain.
Prestasi Edelweizz sebagai atlet sepak bola putri ternyata tidak menjadi jaminan dalam PPDB.
"Tapi sudah menjadi regulasi nilai piagam juara olahraga beregu harus dibagi, berbeda dengan juara perorangan," jelas Dedi Achmad.
Dia meyakini, putrinya bukan tidak mampu bersaing secara nilai akademik, tapi saat siswa lain fokus belajar menjelang ulangan atau ujian Edelweizz tidak ikut belajar karena harus pemusatan latihan.
Di antaranya di U-15 Kaltim piala ASWBI di Jakarta selama sebulan, TC PRA PON KALTIM 2 bulan menuju KALTENG dan lanjut TC Pelatda jangka panjang 7 bulan menuju PON Aceh-Medan.
"Termasuk seleksi dan TC TIMNAS U-17 PIALAASIA hampir dua bulan di Jakarta dan Bali," imbuh Dedi.
Edelweizz sendiri dikenal sebagai pemain muda berbakat yang telah bersaing di berbagai kompetisi nasional.
Dedi membeberkan, putrinya sudah bersaing di seluruh Kaltim, menjadi pemain termuda dengan usia 14 tahun di team PON Kaltim senior.
Tanggapan PSSI
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi turut berkomentar mengenai hal yang terjadi kepada Edelweizz Auradiva, kiper Timnas Putri Indonesia U-17 asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Diketahui, Edelweiz Auradiva ramai diperbincangkan setelah dinyatakan gagal saat mengikuti PPDB jalur prestasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Balikpapan.
Mengenai hal ini, Yunus Nusi menyebutkan bahwa dirinya sempat kaget mendapatkan informasi mengenai Edelweiz Auradiva ini.
Pasalnya, pada waktu lalu, kiper Timnas U-17 ini salah satu yang direkomendasikannya.
"Saya juga kaget menerima berita ini dari pelatih termasuk dari media. Karena memang waktu itu saya merekomendasi anak ini karena anak ini juga pemain Timnas," ujarnya kepada TribunKaltim.co, Minggu (7/7/2024).
Baca juga: Sekjen PSSI Yunus Nusi Bawa 2 Pelatih Timnas Coaching Clinic, Harap Pemain PPU bisa Gabung Timnas
Padahal, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sangat apresiasi terhadap para pemain Timnas Indonesia.
Bahkan, Yunus menyebut juga terdapat ada beberapa pemain Timnas Indonesia yang kini sedang dalam proses untik menjadi pegawai negeri.
"Mereka pemain-pemain tersebutlah yang telah mengharumkan nama bangsa kita, telah memperjuangkan sepak bola Indonesia," tegasnya.
Dirinya pun mengaku tak mengerti, mengapa sekolah tersebut tidak menerima Edelweiz Auradiva sang kiper Timnas Putri U-17 asal Balikpapan untuk masuk dalam sekolah yang diinginkannya itu.
"Mungkin perlu belajar bagaimana berterima kasih kepada anak-anak bangsa yang telah memperjuangkan kepentingan bangsa," tuturnya.
Baca juga: Profil Yunus Nusi: Tokoh Pemuda Asal Kaltim yang Jadi Wakil Erick Thohir di PSSI Bareng Ratu Tisha
Maka dari itu, Yunus yang juga selaku warga Kaltim sangat menyesalkan akan adanya perihal seperti ini terjadi di Benua Etam—julukan Kalimantan Timur.
Yunus mengharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) ataupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) bisa mengambil langkah dan juga mengevaluasi sekolah seperti ini.
"Ini tidak baik bagi anak-anak bangsa yang memperjuangkan nama harum bangsa ke depan," ujarnya.
Yunus pun mengharapkan hal seperti ini tidak pernah terulang kembali lagi dan bisa menjadi pelajaran berharga untuk ke depannya.
Dari informasi yang dihimpun TribunKaltim.co, kini Edelweizz Auradiva masuk ke sekolah di salah satu SMK yang ada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Sekolah di Samarinda dengan Beasiswa Penuh
Meskipun gagal PPDB di Balikpapan, Edelweizz tetap bersemangat melanjutkan pendidikan dan karier sepak bolanya.
Ia telah diterima di sebuah sekolah di Samarinda dengan beasiswa penuh.
"Masalah berarti selesai dan pasti ini yang terbaik pilihan dari Allah," jelas Dedi.
Perhatian dari Anggota Dewan yang mempertanyakan mengapa Edelweizz sekolah di Samarinda dan bukan di Balikpapan, menurut Dedi, adalah hal yang wajar.
Pasalnya, Dedi memaklumi bahwa tugas anggota dewan mengaspirasi wilayah warganya, dan menganggap tampungan keluhan susahnya daftar sekolah saat ini.
"Biarlah prestasi dia cukup untuk kebanggaan diri dan keluarganya, bukan berarti tidak mampu bersaing,
mungkin saja 'dia hanya salah tempat'," pungkas Dedi.
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.