Berita Penajam Terkini
Tempuh Balikpapan-Penajam, Orang Tetap Pilih Jalur Laut Ketimbang via Jembatan Pulau Balang
Rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk merealisasikan jembatan tol Teluk Balikpapan.
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk merealisasikan jembatan tol Teluk Balikpapan, disambut baik pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU).
Asisten I Pemkab Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang mengatakan bahwa hal itu sudah lama dinanti-nanti masyarakat Penajam Paser Utara.
Sebab selama ini, terkendala rintangan lautan, bila tempuh jalur darat harus memakan waktu banyak apabila pergi ke Kota Balikpapan.
Kata dia, tertundanya pembangunan dalam waktu yang cukup lama juga sempat menjadi pertanyaan, apakah akan dilanjutkan atau tidak.
Baca juga: Kementerian PUPR Kaji Ulang Pembangunan Jembatan Tol Penghubung PPU-Balikpapan, Perlu Penyesuaian
“Masyarakat sangat berharap ada akses yang masuk ke area inti Penajam Paser Utara,” ungkapnya pada Selasa (20/8/2024).
Kata Nicko, Penajam Paser Utara akan sangat tertinggal apabila jembatan tol penghubung Penajam Paser Utara - Balikpapan tidak direalisasikan.
Memang saat ini ada jembatan Pulau Balang yang eksisting, tetapi itu hanya mendekatkan Balikpapan dengan IKN Nusantara di Kecamatan Sepaku.

Sementara untuk warga Penajam Paser Utara lainnya yang ingin ke Balikpapan menggunakan jalur tersebut, tetap harus memutar dan membutuhkan waktu 1 sampai 2 jam perjalanan.
“Meskipun ada jembatan Pulau Balang, orang tetap akan memilih jalur laut karena itu lebih cepat dari pada harus memutar ke Pulau Balang,” sambungnya.
Rencana pembangunan jembatan Teluk Balikpapan sempat mati suri selama 10 tahun, meski pada saat itu sudah ada desainnya.
Nicko membeberkan bahwa anggaran yang dibutuhkan pun sudah terhitung pada saat itu, yakni mencapai Rp26 triliun.
Baca juga: Jembatan Pulau Balang Dibuka Jelang HUT Ke-79 RI, Tidak Diperuntukkan bagi Masyarakat Umum
Itu untuk membangun jembatan sepanjang 7,9 kilometer, dengan ketinggian ruang bebas jembatan 65 meter.
Jembatan penghubung itu direncanakan dari titik Nipah-nipah Kabupaten Penajam Paser Utara tembus ke Melawai Kota Balikpapan.
Dalam proses pembangunannya nanti, pemerintah daerah berharap agar anggarannya tidak hanya dibebankan kepada swasta.
Perlu ada kontribusi anggaran dari pemerintah pusat, agar meringankan tarif operasional bagi masyarakat, saat jembatan tol digunakan nantinya.
“Tanpa ada pendanaan pemerintah tentunya akan jadi persoalan juga karena berkaitan dengan tarif, itu akan sangat berpengaruh,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.