Berita Balikpapan Terkini

Belasan Tahun Warga Perumahan Balikpapan Baru Kesulitan Dapat Air, Mengeluh ke Kantor Sinar Mas

Ketidakpuasan sejumlah warga di Komplek perumahan Balikpapan Baru, seperti Kluster Somerset, San Francisco.

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN
KRISIS AIR BERSIH - Sejumlah warga dari berbagai kluster di Komplek Balikpapan Baru, mendatangi kantor PT Sinar Mas Wisesa di komplek Grand City, Jumat (30/8/2024). Mereka mengeluhkan masalah pasokan air yang tak tentu dan tak layak pakai. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ketidakpuasan sejumlah warga di Komplek perumahan Balikpapan Baru, seperti Kluster Somerset, San Francisco, dan Orlando di Komplek Balikpapan Baru memuncak.

Mereka mendatangi Kantor Sinar Mas di Grand City Balikpapan, Kalimantan Timur untuk menyampaikan keluhan terkait kualitas air yang distribusikan, Jumat (30/8/2024). 

Para penghuni mengeluhkan bahwa air yang disuplai memiliki kualitas buruk dan tidak dapat digunakan.

Sudah begitu, mereka kerap mendapati pasokan air yang sering tidak mengalir secara baik.

Baca juga: Krisis Air Bersih Masih jadi Persoalan Balikpapan, DPRD Dorong Pemkot untuk Menuntaskan

Ketua RT 21, Momo, mengungkapkan, persoalan air ini sudah berlangsung selama sekitar 17 tahun, dari total kurang lebih 20 tahun mereka bermukim disana.

"Airnya berlumpur, bau sedimen, dan tidak layak konsumsi. Kami sudah banyak mengajukan komplain, namun tidak ada perbaikan," ujar Momo. 

Bahkan beberapa warga mengalami masalah kesehatan akibat air kotor, khususnya bagi warga perempuan. 

"Dokter kulit menyimpulkan bahwa air yang kami gunakan memang tidak layak," kata Momo, didampingi warga Kluster Somerset, Roni dan Aina. 

Menurut Momo, komplain yang diajukan selama ini hanya ditanggapi secara personal tanpa ada solusi yang jelas. 

Warga telah berusaha menyampaikan keluhan melalui berbagai audiensi. 

"Kami akhirnya memutuskan untuk mengumpulkan tanda tangan dan melakukan audiensi ke berbagai pihak, termasuk Sinar Mas," papar Momo. 

Dia menyesalkan, akibat masalah ini, warganya harus merogoh biaya yang tinggi untuk air kotor dengan tagihan listrik dan air kisaran Rp 500ribu-1,5 juta per bulan. 

Pasalnya mereka terpaksa membeli perangkat penyaring air dengan harga yang tak murah, belum dengan perawatan berkala. 

Baca juga: Distribusi Air Bersih di Balikpapan Normal Usai Perbaikan Kebocoran Pipa di Km 5 Balikpapan Utara

"Air yang kotor mengharuskan kami mengganti filter sering kali dan membayar lebih untuk listrik karena pompa air bekerja lebih berat," tambah Momo. 

Menurutnya, masalah ini mempengaruhi sekitar 1.600 kepala keluarga di kluster tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved