Tudingan Dinasti Politik Bontang
Gaduh Dinasti Politik Jelang Pilkada Bontang 2024, Neni Moerniaeni Laporkan Udin Mulyono ke Polisi
Gaduh dinasti politik jelang Pilkada Bontang 2024. Bakal calon walikota, Neni Moerniaeni laporkan Udin Mulyono, Timses Basri Rase-Chusnul Dhihin
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Amalia Husnul A
"Bayangkan 5 orang jadi anggota DPRD semua mau jadi apa,"
"Kalau nanti sampai bu neni maaf saja, jadi walikota. Bisa saja main mata dengan anaknya Ketua DPRD (Andi Faizal Sofyan Hasdam-red),"
"Makanya saya pindah lebih baik saya dukung pak Basri,"
"Keserakahan ini yang saya nggak mau. Kasian nanti masyarakat,"
"Bukti dulu waktu jadi walikota (red Neni), gaji honorer dikurangi. Ada kongkalikong anggaran. Pada saat itu dia Walikota, Andi Faiz Ketua Dewan,"
"Kenapa saya pindah. Saya tidak mau nantinya masyarakat Bontang menyesal 5 tahun,"
"Bayangkan pak 5 orang jadi anggota DPRD berapa uang yang habis. Ini harus dikembalikan dulu, bayangkan. Bukan sedikit itu saya tahu persis,"
Baca juga: Beda Basri Rase dan Neni Moerniaeni Daftar Pilkada Bontang 2024, Naik Rubicon vs Jalan Kaki
"Sebetulnya kalau saya mau berbuat jahat saya bisa penjarakan pak Sofyan (suami Neni), bu Neni, saya bisa penjarakan Andi Faiz. Kenapa nggak?,"
"Saya sebenarnya di Pilkada ini mau bertanding secara baik. Tapi bayangkan, kesadaran ini,"
"Dipikir baik-baik, pertimbangkan baik-baik. Jangan sampai menyesal,"
"Anak tiga-tiganya jadi anggota DPRD. menantu,"
"Sebetulnya yang paling bagus itu, bu Neni mendapampingi suaminya di Jakarta."
Udin Mulyono: Saya Sampaikan Fakta
Dikonfirmasi terpisah Udin Mulyono yang merupakan Ketua Timses Basri Rase dan Chusnul mengaku tidak masalah namanya dilaporkan.
Ia menyatakan bajal menghadapi laporan Andi Sofyan Hasdam dan Neni Moerniaeni.
Disinggung soal ucapannya, Udin Mulyono mengaku hal itu dilakukan secara pribadi dan atas inisiatif dari dirinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.