Tribun Kaltim Hari Ini
Kalimantan Makin Sering Gempa, Sudah Terjadi 153 Kali di 2024, Ada Potensi Megathrust di Kaltara?
BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan, yang mencakup Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara, melaporkan lonjakan aktivitas kegempaan
Pertama bagaimana mitigasi, seandainya jika terjadi gempa megathrust.
Kembali ia menjelaskan ini sebenarnya isu lama namun jika terjadi gempa megathrust di tempat lain itu akan membangkitkan ingatan ke masyarakat bahwa di Indonesia juga ada potensi gempa megathrust.
Untuk wilayah Kalimantan Utara, Sulam Khilmi memastikan tidak ada potensi gempa megathrust.
Baca juga: Gempa Baru Saja Magnitudo 4.9 di Maluku Barat Daya, Info BMKG: Pusat Gempa di Kedalaman 14 Kilometer
Demikian juga gempa yang diakibatkan sesar Tarakan, sangat kecil kemungkinan terjadi tsunami melihat jenis gempanya.
Namun yang perlu diwaspadai adalah di wilayah utara Sulawesi ada potensi gempa megathrust.
"Jika itu terjadi maka dampak tidak langsungnya bisa sampai ke Tarakan," tukasnya.
IKN Relatif Aman
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Rasmid memastikan IKN relatif aman dari gempa.
Baik gempa skala kecil, sedang, maupun skala raksasa yang popular dipahami sebagai megathrust atau gempa bumi lintas lempeng.
"Kalau untuk di IKN relatif aman. Ancaman megathrustnya tidak dekat. Dia jauh ada di utara Pulau Sulawesi. Sementara IKN ada di tengah-tengah Kalimantan, dan itu tidak akan terpengaruh," tegas Rasmid.
Sebaliknya, megathrust akan berpengaruh pada pantai timur Pulau Kalimantan seperti Tarakan, Berau, dan Bontang. Kalaupun ada dua sesar yang mengapit IKN, relatif kecil karena bukan terbentuk dari aktivitas bebatuan tektonik melainkan aktivitas fluida atau hidrokarbon yang tidak dieksplorasi (ditambang).
"Panjang kedua sesar ini pun tidak terlalu signifikan. Dan itu ditambah lagi IKN telah dibangun di atas standar rata-rata jadi tidak ada masalah sama sekali," imbuhnya.
Demikian halnya dengan keberadaa Sesar Meratus yang memicu gempa di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tidak tidak sampai menjalar ke atas dan tidak dirasakan di IKN.
Baca juga: Gempa Terkini Hari Ini Magnitudo 2.7 Guncang Poso Sulawesi Tengah, Berikut Info BMKG
Hal ini karena gelombang gempa berlalu dengan cepat dan amplitudonya kecil, sementara wilayah IKN dipenuhi bebatuan keras.
Rasmid mengungkapkan, sebelum IKN dibangun, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah berkoordinasi dengan Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan untuk melakukan mikro zonasi.
"Kami pun melakukan beberapa metoda untuk memikro-zonasikan wilayah IKN. Setiap jengkal wilayah IKN kami identifikasi, batuannya seperti apa model kecepatan di situ kalau gelombang gempa lewat seperti apa. Demikian juga top soil-nya seberapa tebal dan jenisnya apa, lembek, tanah kuat, atau keras," urai Rasmid.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.