Teras Samarinda Dibuka
9 Fakta Teras Samarinda, Kritik DPRD soal Keamanan, Rencana Pemkot hingga Sampah yang Sempat Viral
Berikut ini 9 fakta Teras Samarinda yang baru dibuka. Mulai dari kritik DPRD soal keamanan, rencana Pemkot hingga sampah yang sempat viral.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Proyek Teras Samarinda baru saja resmi dibuka Senin (9/9/2024) malam.
Proyek Teras Samarinda diinisiasi Pemkot dengan menjadikan kawasan Tepian Mahakam yang merupakan ikon ibukota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ruang publik yang berkualitas.
Meski sudah ada sejumlah fasilitas telah disiapkan Pemkot di Teras Samarinda demi kenyamanan pengunjung, namun ada beberapa hal yang disorot dari ikon baru ibukota Provinsi Kaltim ini.
Berikut 9 fakta Teras Samarinda yang baru saja dibuka ini:
Baca juga: Teras Samarinda Diresmikan, Pj Gubernur Akmal Malik Berharap Kota Tepian Masuk 250 Happy City Index
Baca juga: Dukung Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Ini Persyaratan Bagi UMKM yang Ingin Berjualan di Teras Samarinda
Baca juga: Dalam Semalam, DLH Angkut Setengah Truk Sampah dari Teras Samarinda
1. Tahap pertama: Zona Tetamu
Bagian Teras Samarinda yang telah diresmikan dan dibuka ini merupakan tahap pertama.
Tahap pertama Teras Samarinda di Jalan Gajah Mada ini menelan dana Rp 36,9 miliar.
Walikota Samarinda, Andi Harun mengatakan Teras Samarinda Tahap I yang baru saja diresmikan ini merupakan cakupan dari Zona Lobi Tetamu.
Zona Lobi Tetamu, diharapkan dapat menjadi gerbang Kota Samarinda untuk menunjukkan wajah baru Kota Tepian ini.
2. Dikembangkan hingga 6,3 km
Pemkot merencanakan proyek Teras Samarinda ini akan membentang hingga Jembatan Mahakam IV hingga kawasan Klenteng Thien Ie Kong.
Totalnya, panjang Teras Samarinda direncanakan mencapai 6,3 km.

3. Konsep Teras Samarinda ke depan
Andi Harun menjelaskan soal konsep pengembangan ikon terbaru ini.
Ke depannya, kawasan Teras Samarinda akan memadukan jalur pedestrian darat dan air, serta berbagai zona yang memiliki fungsi berbeda.
"Ada Zona Budaya, Zona Ruang Keluarga, Zona Lobi Tetamu dan Zona Kota Tua yang akan menjadi saksi bisu sejarah Samarinda," sebutnya.
Untuk Zona Lobi Tetamu nantinya juga terintegrasi dengan segmen Dermaga Dinas Perhubungan dan Dermaga Masjid Raya.
"Ini masuk di Teras Samarinda tahap II nanti," sebutnya.
Selanjutnya, Zona Budaya, akan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan.
Di sini, masyarakat dapat menikmati beragam aktivitas seni dan budaya, serta merasakan suasana religi yang kental.
Sementara itu, Zona Ruang Keluarga dirancang sebagai tempat berkumpul bagi keluarga dan masyarakat.
Zona ini terbagi menjadi Segmen Anjungan di Simpang Jalan Antasari, Segmen Galeri dan Teras Samarinda Tahap 3 (kawasan Teluk Lerong).
"Zona ini dirancang untuk menciptakan ruang interaksi keluarga yang nyaman dan ramah anak, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui ruang publik yang bersih dan aman," ujar Andi Harun.
Untuk Zona Kota Tua, Andi Harun menyebut bahwa zona ini mencakup Segmen Pelabuhan Pesut yang ada di Jalan Yos Sudarso hingga Segmen Silang Simpul di Pelabuhan Samarinda yang ada di depan Klenteng Thien Ie Kong.
4. DPRD kritik soal keamanan
Anggota DPRD Samarinda, Abdul Rohim mengatakan Pemkot Samarinda seharusnya tak berpuas diri dengan selesainya pembangunan Teras Samarinda tahap I.
Apalagi, masalah keamanan ini telah diprediksi sebelumnya dalam tinjauan Pansus LKPj (Laporan Kinerja Pertanggungjawaban) dan seharusnya menjadi perhatian utama.
"Pemkot jangan langsung berpuas diri, seolah-olah tidak akan ada masalah," katanya.
Ia kemudian menyoroti persoalan keamanan di Teras Samarinda.
"Belum 24 jam saja sudah ada masalah entah ada yang rusak.
Dan ada kehilangan helm berarti soal keamanan," ujar Rohim.
Ia menambahkan bahwa masalah keamanan yang minim dapat berdampak buruk pada citra wisata Samarinda.
"Karena banyak ikon wisata menjadi lumpuh lantaran ada ketidakamanan," lanjutnya.
Rohim menyarankan agar pemerintah kota melakukan pemantauan secara intensif selama beberapa pekan ke depan.
5. CCTV diharapkan bisa real time
Anggota DPRD Samarinda juga ini menekankan pentingnya pemantauan CCTV secara real-time, bukan hanya sekadar sebagai alat bukti setelah kejadian.
"Kalau perlu membuka semacam pengaduan terhadap warga atau masyarakat yang mengakses Teras Samarinda," usulnya.
Terakhir, Rohim mengingatkan bahwa keberhasilan suatu proyek tidak hanya dilihat dari outputnya, tetapi juga outcome-nya atau manfaat yang dirasakan masyarakat.
"Kalau warga datang dan ada yang kehilangan artinya outcome nya tidak tercapai," katanya.
6. Sampah berceceran jadi viral
Ikon baru ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini menarik perhatian masyarakat hingga Teras Samarinda dipadati pengunjung begitu pagar seng dibuka.
Namun, antusiasme masyarakat mengunjungi Teras Samarinda ini menimbulkan permasalahan baru, yakni sampah.
Sampah yang berserakan di area Teras Samarinda ini yang baru dibuka, Jumat (6/9/2024).
Sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan banyaknya sampah berserakan di area publik yang baru saja dibuka tersebut.
Padahal, Pemerintah Kota telah menyediakan sejumlah tempat sampah di berbagai titik untuk memudahkan pengunjung membuang sampah pada tempatnya.
Namun, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan tampaknya masih perlu ditingkatkan.
Dalam video lain terlihat juga para pengunjung yang membuang sampah sembarangan hingga Teras Samarinda kotor dipenuhi sampah di beberapa titik.
Pengelola Teras Samarinda telah menyediakan tempat sampah sesuai dengan jenis sampah tersebut.
Namun justru para pengunjung tidak memanfaatkan fasilitas tersebut sebaik mungkin.
7. DLH singgung tabiat
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah, mengungkapkan kekecewaannya akibat sampah berceceran di Teras Samarinda.
"Kira-kira sampah itu siapa yang buang kalau bukan pengunjung?
Pemerintah sudah menyiapkan fasilitas, tapi masyarakat tidak mau memanfaatkannya," tegas Endang saat ditemui TribunKaltim, Senin (9/9/2024).
Lebih lanjut, Endang menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
Menurutnya, masalah ini bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga soal kesadaran dan tanggung jawab individu.
"Ini sudah soal tabiat. Tidak ada rasa memiliki dan bertanggung jawab," ujarnya.
Endang berharap agar masyarakat dapat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
"Kalau tidak mau membersihkan, jangan mengotori. Sudah buang saja di tempat sampah, kan nanti kami yang angkut," katanya.
8. Petugas kerja keras bersihkan sampah
Endang menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kebersihan Teras Samarinda.
Tak tanggung-tanggung, bahkan pihaknya menyediakan 15 tempat sampah dengan kapasitas 16 liter, ditambah lagi dengan 22 tempat sampah kecil, dua buah tempat sampah dengan kapasitas 50 liter.
Bahkan, petugas kebersihan juga bekerja hingga larut malam untuk membersihkan area tersebut.
"Tadi malam saja, kami mengumpulkan sampah setengah truk dari Teras Samarinda," ungkapnya.
9. Pembatas trotoar bergoyang viral
Kondisi fasilitas di Teras Samarinda, yang baru saja dibuka sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Salah satu yang paling mencolok adalah pembatas trotoar yang terlihat bergoyang.
Hal ini terungkap melalui sebuah video yang diunggah di akun TikTok @samarinda_sosmed pada Senin (9/9/2024).
Dalam video tersebut, terlihat sekelompok muda-mudi yang sedang bersantai dengan duduk di atas pembatas trotoar yang dicat putih.
Akibatnya, pembatas trotoar tersebut mulai terlihat tidak stabil dan bergoyang.
Diduga, hal ini disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang duduk di sepanjang pembatas tersebut, sehingga menyebabkan struktur pembatas menjadi lemah dan tidak kukuh lagi.
Selain itu, dalam video tersebut juga terlihat seorang pria yang sedang memeriksa kondisi pembatas trotoar.
Ia dengan hati-hati menyentuh dan menggoyangkan pembatas untuk mengecek bagian mana saja yang sudah tidak stabil.
Kemudian aksi ini memperlihatkan bahwa beberapa bagian trotoar sudah tidak lagi kuat menopang beban.
Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi masyarakat, terutama bagi para pengunjung yang diharapkan dapat lebih menjaga fasilitas umum.
Penggunaan yang tidak semestinya, seperti duduk di pembatas trotoar, dapat mempercepat kerusakan dan menurunkan kualitas infrastruktur yang seharusnya bisa dinikmati dalam jangka panjang.
(TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari/Dzakkyah Putri)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Polemik Tunggakan Upah Pekerja Proyek Teras Samarinda, Ibu Kantin Ikut Terdampak |
![]() |
---|
Polemik Tunggakan Upah Pekerja Proyek Teras Samarinda, Disnaker Layangkan Anjuran pada Kontraktor |
![]() |
---|
6 Fakta Menarik Mengenai Teras Samarinda yang Bakal Diresmikan Senin Depan |
![]() |
---|
Kontraktor Proyek Teras Samarinda sudah 2 Kali Abaikan Disnaker, Viral Upah Pekerja Belum Dibayar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.