Maulid Nabi 2024

Siapa yang Pertama Kali Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW? Simak Sejarah Lengkap dan Amalannya

Siapa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW? Simak inilah sejarah lengkap dan amalan yang dapat dikerjakan.

Editor: Heriani AM
Canva.com
Siapa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW? Simak inilah sejarah lengkap dan amalan yang dapat dikerjakan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Siapa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW? Simak inilah sejarah lengkap dan amalan yang dapat dikerjakan.

Dalam bahasa Arab, Maulid Nabi dibaca Mawlid an-Nabī, yang artinya lahir.

Adapun Maulid Nabi sendiri merupakan sebuah peringatan hari lahir dari Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan tahun hijriyah.

Pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad ini biasanya diperingati oleh mayoritas umat muslim yang ada di dunia, termasuk di Indonesia.

Baca juga: Viral Seratusan Orang Datangi Puskesmas Sebulu Kukar, Diduga Keracunan Makanan Acara Maulid

Untuk diketahui, peringatan Maulid Nabi sebenarnya sudah ada jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat dan menjadi sebuah tradisi yang sudah berkembang di dalam masyarakat Islam.

Peringatan Maulid Nabi  bagi umat muslim merupakan sebuah penghormatan dan pengingat akan kebesaran serta keteladanan Nabi Muhammad yang dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan keagamaan, ritual dan budaya.

Walaupun begitu sampai saat ini masih ada beberapa kontroversi tentang peringatan Maulid Nabi diantaranya beberapa ulama yang menganggap sebagai Bid’ah atau bukan Bid’ah.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap

Mengutip dari berbagai sumber, peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan pada awal abad ke 7 Hijriyah oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang) yang bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri.

Ibnu Katsir dalam kitab Tarikh menjelaskan bahwa Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awal dan merayakannya secara besar-besaran.

Baca juga: 50 Ucapan Maulid Nabi 2024 yang Cocok Jadi Caption di IG/WA untuk Tanggal 16 September Nanti

Diceritakan Sultan Muzhaffar adalah seorang yang berani,  alim dan seorang yang adil.

Dijelaskan juga oleh Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi bahwa dalam peringatan Maulid Nabi tersebut, Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, para ahli tasawuf, dan yang lainnya.

Sebelum hari pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah melakukan berbagai persiapan dengan ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para tamu yang akan hadir dalam peringatan Maulid Nabi tersebut.

Para ulama pada saat itu menyetujui dan membenarkan terkait dengan peringatan Maulid Nabi yang telah dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar.

Mereka semua berpandangan dan menganggap baik peringatan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.

Dalam kitab Wafayat Al-A’yan Ibnu Khallikan menceritakan bahwa Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah sedang melakukan perjalanan dari Maroko menuju Syam dan ke Irak.

Baca juga: 6 Contoh Susunan Acara Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap dari Pembukaan hingga Penutup

Ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia bertemu dengan Sultan Al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut memiliki perhatian yang besar terhadap peringatan Maulid Nabi.

Oleh karena itu, Al-Hafizh Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul “Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir” lalu karya ini kemudian dijadikan hadiah untuk Sultan Al-Muzhaffar.

Semenjak zaman Sultan Al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga saat ini para ulama telah menganggap bahwa peringatan Maulid Nabi merupakan sesuatu hal yang baik.

Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadits telah menyatakan demikian, bahkan Al-Imam Al-Suyuthi menulis karya khusus tentang Maulid yang berjudul “Husn Al-Maqsid Fi Amal Al-Maulid”.

Karena itu peringatan Maulid Nabi, yang biasa diperingati pada bulan Rabiul Awal menjadi sebuah tradisi untuk umat Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa serta dalam setiap generasi ke generasi.

Para ahli sejarah, seperti, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi, Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir dan yang lainnya telah sepakat bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.

Namun ada juga pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi merupakan orang yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi.

Baca juga: 10 Contoh Surat Undangan Maulid Nabi 2024 yang Bisa Digunakan Sebagai Referensi Acara di Sekolah

Sultan Salahuddin pada kala itu mengadakan peringatan Maulid dengan tujuan untuk membangkitkan semangat umat islam yang telah padam agar bisa kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib.

Namun ide dari Salahuddin tentang memperingati Maulid Nabi tidak disetujui oleh beberapa ulama.

Hal ini lantaran dari zaman Nabi peringatan tersebut tidak pernah ada.

Lagi pula hari raya umat islam secara resmi menurut ajaran agama hanya ada dua, yaitu Idul fitri dan Idul Adha.

Akan tetapi Salahuddin menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi hanyalah sebuah kegiatan yang dapat menyemarakkan dalam menyiarkan agama, bukan perayaan yang memiliki sifat ritual, sehingga tidak bisa dikategorikan bid’ah yang terlarang.

Ketika itu Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah An-Nashir di Baghdad, dan khalifah memberikan setuju dengan apa yang sudah disampaikan Salahuddin terkait dengan peringatan Maulid Nabi.

Oleh karena itu, ketika ibadah haji pada bulan Dzulhijjah 579 Hijriyah (1183 Masehi), Sultan Salahuddin al-Ayyubi sebagai pemimpin Haramain memberikan instruksi kepada seluruh jemaah haji.

Baca juga: Inilah Dalil Tentang Maulid Nabi Lengkap Cara Nabi Muhammad SAW Memperingati Hari Kelahirannya

Instruksinya yaitu apabila mereka kembali ke kampung halaman masing-masing dengan segera untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat Islam di mana pun berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 Masehi) tanggal 12 Rabiul-Awwal ditetapkan sebagai Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang dapat membangkitkan semangat umat Islam.

Amalan yang Dapat Dikerjakan saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dalam memperingati Maulid Nabi bisa melakukan berbagai amalan baik.

Amalan baik ini perlu dilakukan, sehingga tidak hanya mengingat Rasulullah, tapi kita juga bisa terus meneladani ajarannya.

Berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan, untuk mengisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW:

1. Membaca shalawat Nabi

Peringatan Maulid Nabi tentu harus diisi dengan shalawat yang berisikan pujian kepada Rasulullah.

Ini merupakan salah satu bentuk syukur kita sebagai umat muslim karena Rasulullah telah memberikan teladan yang baik.

Bentuk bacaan shalawat Nabi seperti yang sering kita baca pada saat tasyahud akhir ketika shalat.

2. Melakukan puasa sunnah

Untuk memperingati Maulid Nabi, bisa juga dengan melakukan puasa Senin dan Kamis, dan puasa pada tengah bulan Ayyamul Bidh, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah.

Melakukan puasa pada tanggal-tanggal tersebut diyakini bisa melipat gandakan pahala kita, dan membuat kita senantiasa ingat akan Allah SWT. dan Rasulullah SAW.

3. Bersedekah

Bentuk amalan baik lainnya dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah dengan memberikan sedekah kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu dan membutuhkan.

Suka cita peringatan Maulid Nabi semestinya bisa dirasakan oleh seluruh umat Islam, terlepas untuk status yang mampu atau tidak mampu.

Dengan bersedekah kita juga dapat meneladani sifat dermawan yang dimiliki oleh Rasulullah.

4. Memperbanyak amalan kebaikan

Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tentu dengan melakukan banyak amalan yang baik.

Muhasabah diri dan memperbanyak amalan baik penting untuk dilakukan, agar kita bisa selalu meneladani ajaran kebaikan yang diberikan oleh Rasulullah SAW.

Demikian beberapa informasi tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, mulai dari sejarah hingga amalan yang dapat dikerjakan saat memperingatinya. Semoga bermanfaat! (TribunKaltim/Nisa Dzakiyah)

Sebagian artikel ini telah tayang di Gramedia.com dengan judul Apa Itu Maulid Nabi

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved