Berita Internasional Terkini

Banjir dan Tanah Longsor Melanda Jepang, Tewaskan 1 Orang, 6 Orang Dikabarkan Hilang

Banjir dan tanah longsor melanda jepang bagian tengah beberapa bulan setelah gempa besar di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang pada Sabtu (21/9/2024).

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amelia Mutia Rachmah
AFP/Jiji Press
Banjir dan tanah longsor melanda jepang bagian tengah beberapa bulan setelah gempa besar di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang pada Sabtu (21/9/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO - Banjir dan tanah longsor melanda jepang bagian tengah beberapa bulan setelah gempa besar di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang pada Sabtu (21/9/2024).

Banjir dan tanah longsor tersebut menewaskan satu orang dan sedikitnya enam orang hilang di Jepang tengah.

Tim penyelamat dan pemulihan mulai bekerja melakukan pencarian pada hari Minggu (22/9/2024) di semenanjung terpencil yang telah hancur oleh gempa bumi besar awal tahun ini.

Hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu, meninggalkan genangan lumpur akibat kerusakan sementar.

Badan cuaca nasional pun menghimbau warga untuk tetap waspada terhadap tanah gembur dan bahaya lainnya.

Di kota Wajima, tumpukan dahan pohon yang patah dan pohon besar yang tumbang berkumpul di sebuah jembatan atas sungai yang airnya berwarna cokelat serta hampir mencapai permukaan tanah.

Baca juga: Banjir di Mahakam Ulu Hancurkan Arsip Penting SMPN 1 Long Bagun, Kehilangan Dokumen

Orang-orang terlihat mengarungi lumpur untuk mencoba menggali mobil yang setengah terkubur, sementara di tempat lain banjir merendam perumahan darurat yang dibangun bagi mereka yang kehilangan rumah akibat gempa bumi pada Hari Tahun Baru lalu yang menewaskan sedikitnya 318 orang.

Delapan kompleks perumahan sementara terkena dampak di Wajima dan Suzu, dua kota di Semenanjung Noto yang paling parah dilanda gempa berkekuatan 7,5 skala Richter, yang merobohkan bangunan, memicu gelombang tsunami, dan menimbulkan kebakaran besar.

Sungai berlumpur mengalir tinggi di Anamizu, sebuah kota di Semenanjung Noto , di mana kerusakan akibat gempa bulan Januari yang menewaskan sedikitnya 318 orang masih terlihat, kata wartawan AFP.

Lebih dari 540 mm curah hujan dalam 72 jam terakhir hingga Minggu pagi tercatat di Wajima - hujan terus menerus terberat sejak data perbandingan tersedia pada tahun 1976.

Tanah longsor memblokir jalan, mempersulit upaya penyelamatan, dan puluhan ribu orang di wilayah yang lebih luas telah didesak untuk mengungsi.

Sungai berlumpur mengalir deras di Anamizu, sebelah selatan Wajima, tempat hujan lebat turun pada Minggu pagi menimpa rumah-rumah yang rusak akibat gempa dan reruntuhan tiang-tiang batu kuil yang masih tergeletak di tanah beberapa bulan setelah dirobohkan.

Baca juga: Kim Jong-Un Mengamuk dan Eksekusi Mati 30 Pejabat Korea Utara Akibat Gagal Cegah Banjir

Hideaki Sato (74) berdiri di sebuah jembatan sambil memegang payung biru kecil, dengan cemas menatap air yang meluap di sebuah kanal kecil.

"Rumah saya hancur total akibat gempa," Ujar Sato.

"Saya sekarang tinggal di sebuah kamar apartemen kecil di sana," katanya sambil menunjuk ke sebuah bangunan kayu di belakangnya, Jika banjir melanda, itu akan menjadi masalah besar."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved