Prevalensi Stunting di Bontang Capai 20,6 Persen, Sumardi: Tim Khusus Harus Dibentuk 

Prevalensi stunting di Bontang capai 20,6 persen pada Agustus 2024, Sumardi sebut tim khusus harus dibentuk.

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Muhammad Ridwan
Anggota DPRD Bontang periode 2024-2029 dari Partai Demokrat, Sumardi mengatakan, penanganan stunting memerlukan komitmen kuat dari pemerintah. Ia meminta dibentuk tim khusus untuk penanganannya. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Anggota DPRD Bontang, Sumardi, mendesak pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah naungan Dinas Kesehatan untuk mengatasi persoalan stunting yang kembali meningkat.

Merujuk data dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting di Kota Bontang mencapai 20,6 persen pada Agustus 2024 atau meningkat 18 persen dari Juli.

Sumardi menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan komitmen kuat dari pemerintah.

"Tim khusus harus dibentuk untuk UPTD. Suntikan anggaran melalui unit ini akan memfokuskan skema kerja," ungkapnya saat ditemui TribunKaltim.co pada Rabu (9/10/2024).

Baca juga: Jadi Ujung Tombak Penurunan Angka Stunting, DKK Balikpapan Ajukan DO Rp10 Miliar untuk Para Kader

Stunting bukanlah masalah sepele, kata Sumardi, dampaknya jangka panjang dapat merugikan generasi mendatang.

Termasuk gangguan pertumbuhan otak, rendahnya kemampuan kognitif, serta meningkatnya risiko penyakit kronis seperti hipertensi dan obesitas.

"Artinya, masa depan generasi kita ini akan bermasalah, ini bukan hal sepele. Perlu pendekatan kebijakan dan dukungan anggaran," terangnya.

Selain itu, Sumardi menambahkan bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi langsung kepada masyarakat, karena akar masalah stunting berkaitan dengan kemiskinan.

Kemudian ditambah dengan program pemberian makanan bergizi seimbang bagi balita dan ibu hamil harus dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Baca juga: Pemkab Kukar Gencar Intervensi Stunting, 2023 Berhasil Ditekan Menjadi 17 Persen

Sumardi mengungkapkan jumlah sasaran balita untuk pengentasan stunting mencapai 16 ribu orang.

Jika pemerintah menyalurkan subsidi sebesar Rp 500 ribu per bulan untuk masing-masing anak, total anggaran yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 96 miliar dalam setahun.

"Anggaran kita melimpah, Rp 3,3 triliun. Rp 96 miliar untuk masa depan generasi kita itu kecil sekali. Jangan sampai Bontang ini dikenal bukan lagi kota industri tapi kota stunting. ironis sekali," pungkasnya. (*)  

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved