Pilkada Kukar 2024

Mimpi Cabup Independen Pilkada Kukar 2024 AYL, Bikin Lumbung Pangan di Hulu Mahakam

Calon Bupati Kukar dari jalur perseorangan, Awang Yacoub Luthman (AYL), bercita-cita menciptakan lumbung pangan besar di wilayah Hulu Mahakam

TRIBUNKALTIM.CO/MITHA AULIA ANGGRAINI
Calon Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dari jalur perseorangan, Awang Yacoub Luthman (AYL), bercita-cita menciptakan lumbung pangan besar di wilayah Hulu Mahakam.TRIBUNKALTIM.CO/MITHA AULIA ANGGRAINI 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Calon Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dari jalur perseorangan, Awang Yacoub Luthman (AYL), bercita-cita menciptakan lumbung pangan besar di wilayah Hulu Mahakam.

AYL menyebut potensi besar yang belum dimanfaatkan di kawasan tersebut, khususnya terkait ribuan hektare lahan tidur yang terbengkalai.

"Ada sekitar 4.000 hektare lahan yang tidak difungsikan. Ini sangat disayangkan. Padahal jika dikelola dengan baik, kita bisa menjadikan wilayah ini sebagai pusat lumbung pangan baru," ujar AYL, Minggu (13/10/2024).

AYL menyoroti pentingnya pemanfaatan lahan tidur yang terletak di wilayah Hulu Mahakam sebagai langkah strategis dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Kukar. 

Dari total 4.000 hektare lahan yang tersedia, ia menyarankan agar sekitar 2.000 hektare digunakan untuk proyek cetak sawah baru, yang diyakininya akan memberikan dampak signifikan bagi ketahanan pangan daerah.

Baca juga: Dana Kampanye Pilkada Kukar 2024 Dibatasi Maksimal Rp44,95 Miliar

Baca juga: Pilkada Kukar 2024, Edi Damansyah-Rendi Solihin Gaet Dukungan Kuat dari Loa Janan dan Samboja Barat

"Jika hanya 2.000 hektare saja dari lahan itu dipakai untuk cetak sawah baru, hasilnya akan sangat luar biasa. Kami akan menerapkan sistem pertanian terintegrasi yang modern, mulai dari pembibitan, penanaman, pemanenan, hingga proses pengeringan dengan teknologi canggih," ungkap AYL.

Sistem Pertanian Terintegrasi Berbasis Teknologi

AYL memaparkan lebih lanjut tentang rencana penggunaan teknologi modern dalam pengelolaan pertanian ini.

Sistem terintegrasi tersebut akan memaksimalkan efisiensi produksi melalui berbagai tahapan yang didukung oleh teknologi. 

Mulai dari penggunaan mesin otomatis untuk pembibitan, traktor dan alat pertanian modern untuk penanaman, hingga pengeringan hasil panen menggunakan alat pengering berskala besar, semua dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

Menurut AYL, penerapan teknologi dalam pertanian adalah kunci untuk mencapai swasembada pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat Kukar. 

Dengan teknologi yang ada, produksi beras bisa meningkat drastis. Bahkan, AYL optimis bahwa dalam waktu tiga bulan, lahan seluas 2.000 hektare itu akan mampu menghasilkan hingga 9 juta kilogram beras setiap siklus panen.

"Dalam perhitungan kami, setiap tiga bulan lahan tersebut mampu memproduksi hingga 9 juta kilogram beras. Dengan produksi sebanyak itu, kebutuhan beras bagi 482.000 penduduk Kukar dapat terpenuhi," jelas AYL penuh keyakinan.

Petani Milenial sebagai Penggerak

Tidak hanya menawarkan teknologi, AYL juga menargetkan keterlibatan generasi muda dalam pengelolaan lumbung pangan ini. 

Ia berencana menyerahkan pengelolaan lahan 2.000 hektare tersebut kepada petani milenial, yang diharapkannya akan membawa semangat baru serta inovasi dalam sektor pertanian di Kutai Kartanegara.

AYL berpendapat bahwa petani milenial, dengan kemampuan mengadopsi teknologi dan pengetahuan yang lebih modern, dapat menjadi kunci sukses dalam program ini. 

Mereka diharapkan mampu memanfaatkan teknologi pertanian secara optimal dan menjadikan proyek ini sebagai model bagi daerah lain di Kalimantan Timur.

"Kita ingin anak-anak muda yang terlibat aktif. Petani milenial akan menjadi penggerak utama, karena mereka lebih terbuka dengan inovasi dan teknologi. Ini akan menjadi langkah penting untuk memperbarui sektor pertanian kita," ujarnya.

Potensi Pengairan dari Anak Sungai Mahakam

Selain fokus pada lahan dan teknologi, AYL juga menekankan pentingnya daya dukung pengairan untuk memastikan keberlangsungan proyek pertanian ini. 

Ia menyebutkan bahwa air untuk irigasi pertanian akan didapat dari dua anak Sungai Mahakam, yaitu Sungai Buak dan Sungai Empanang, yang terletak di Kecamatan Kembang Janggut.

Dengan adanya akses air yang melimpah dari kedua sungai ini, AYL yakin bahwa sistem pengairan akan berjalan dengan baik, sehingga kebutuhan air untuk pertanian dapat terpenuhi sepanjang tahun. 

Baca juga: LPADKT Deklarasikan Dukungan 100 Persen untuk Edi Damansyah di Pilkada Kukar 2024

Pengelolaan irigasi yang tepat akan menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga produktivitas sawah dan mendukung keberhasilan program lumbung pangan.

"Kami optimis bahwa dengan dukungan dari Sungai Buak dan Sungai Empanang, program ini akan berjalan lancar. Air adalah komponen vital dalam pertanian, dan dengan sumber daya alam yang ada, kami yakin bisa mewujudkan lumbung pangan yang besar di Hulu Mahakam," jelasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved