Berita Mahul Terkini
Menghadapi Tantangan dan Harapan, Perjuangan Seorang Guru PPG di Long Apari Mahulu Kaltim
Seorang guru Program Pendidikan Guru (PPG) asal Universitas Negeri Makassar (UNM), mengabdi di SMA Negeri 1 Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Di tengah hutan belantara Kalimantan Timur, Yusmuliadi, seorang guru Program Pendidikan Guru (PPG) asal Universitas Negeri Makassar (UNM), mengabdi di SMA Negeri 1 Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).
Di usianya yang baru 27 tahun, Ia telah mengalami berbagai tantangan dan keindahan dalam perjalanan mendidik generasi muda di daerah terpencil ini.
"Kalau cukup tidaknya itu tergantung orangnya sih, tapi kalau saya pribadi, cukup," katanya saat berbagi pengalaman hidup di Long Apari dengan mengandalkan gaji sebagai guru lulusan PPG.
Ia menekankan pentingnya penyesuaian diri dengan budaya setempat.
"Kalau culture shock itu ya, orang di sini kental dengan kebudayaan. Jadi, kalau mau bertindak, harus hati-hati," ucapnya, menunjukkan sikap respect terhadap budaya lokal.
Baca juga: Dari Makassar ke Mahulu Kaltim, Perjuangan Guru PPG di SMA Negeri 1 Long Apari
Baca juga: Pemkab Mahulu Tegaskan Melalui Workshop Inovatif Komitmen Penggunaan Produk Dalam Negeri
Meskipun ia merasa cukup dengan kondisi yang ada, Ia mengakui keterbatasan dalam fasilitas pembelajaran.
“Kalau mau menerapkan pembelajaran yang menggunakan media, sulit sekali. Untuk assessment yang menggunakan internet, itu susah karena jaringannya,” kisahnya, merujuk pada kesulitan akses internet di daerah tersebut.
Rekan seprofesinya, Suranto, seorang guru mata pelajaran Geografi asal Jawa berusia 30 tahun, menambahkan perspektifnya.
“Inovasi yang tidak mungkin terlintas di kepala kita di sini. Untuk survive, kami harus kembali ke cara manual,” tuturnya, menyoroti tantangan beradaptasi dengan lingkungan.
Ia melanjutkan, beberapa kali mereka melakukan pengamatan lingkungan di sekitar.
"Namun, mereka harus diperkaya dengan materi dasar tentang apa yang ada di sekitar mereka," ujarnya, menunjukkan usaha untuk mengaitkan pelajaran dengan konteks lokal.
Kedua guru ini sepakat bahwa meski ada banyak hambatan, siswa di Long Apari tetap bersemangat belajar.
"Mereka masih bisa menerima materi yang disampaikan. Ilmu geografi lebih banyak tentang lingkungan, jadi mereka lebih paham dengan karakteristik daerah mereka," jelasnya.
Namun, tidak semua tantangan datang dari aspek pendidikan.
“Salah satu yang menjadi hambatan adalah bahan pokok. Menurut saya, harga di sini terlalu mahal,” keluhnya, menggambarkan kesulitan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Debat Terbuka PSU Pilkada Mahulu 2024 Digelar Siang Ini, KPU Batasi Jumlah Pendukung yang Hadir |
![]() |
---|
Dampak TMMD di Laham Mahakam Ulu Kaltim, Petani Mudah Bawa Panen hingga Pelajar tak Berlumur Lumpur |
![]() |
---|
Pemulihan Long Pahangai Mahulu Usai Bencana Banjir, 6 Kampung Teraliri Listrik 24 Jam |
![]() |
---|
Disparpora Mahulu Kaltim Gelar Pelatihan Pramuwisata di Batu Majang untuk Dukung Ekowisata |
![]() |
---|
Warga Desak Gubernur Kaltim yang Baru Wajib Selesaikan Jalan Penghubung Kubar-Mahulu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.