Berita Kutai Kartanegara Terkini

Nyoman Rasakan TMMD 122 Seperti Berkah dari Langit, Petani Desa Kerta Buana tak Lagi Merana

Pelaksanaan TMMD ke122 di Desa Kerta Buana berjalan satu bulan, cuaca tak menentu menjadi rintangan, namun TNI bersama rakyat terus berjuang.

HO KODAM VI MULAWARMAN
RESMIKAN SUMUR BOR - Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), Letjen TNI Tandyo Budi R datang untuk meresmikan sumur bor dan jaringan irigasi hasil dari program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 di Desa Kerta Buana. (HO/KODAM VI MULAWARMAN) 

Tak hanya itu, mesin-mesin pertanian berukuran besar yang sebenarnya dapat meringankan kerja petani tak mampu melintasi jalan setapak yang kecil dan terjal. Namun, kondisi yang penuh keterbatasan ini tak membuat petani Kerta Buana menyerah. Mereka tetap gigih bekerja, menghasilkan beras yang kini dinikmati warga Benua Etam.

“TMMD ini menjadi solusi terbaik untuk petani. Semua fasilitas kini terkoneksi, jalan yang dibangun bahkan akan tembus ke sejumlah wilayah. Arus distribusi hasil pertanian jadi jauh lebih mudah,” ungkap pria kelahiran Jembrana, Bali itu.

GOTONG ROYONG - Anggota Satgas TMMD bersama warga Desa Kertabuana bersinergi dan bergotong royong dalam mempersiapkan sarana pendukung TMAB pertanian berupa pipa dengan diameter yang besar yang nantinya akan difungsikan sebagai casing pipa di sumur bor. (HO KODAM VI MULAWARMAN)
GOTONG ROYONG - Anggota Satgas TMMD bersama warga Desa Kertabuana bersinergi dan bergotong royong dalam mempersiapkan sarana pendukung TMAB pertanian berupa pipa dengan diameter yang besar yang nantinya akan difungsikan sebagai casing pipa di sumur bor. (HO KODAM VI MULAWARMAN) (HO KODAM VI MULAWARMAN)

Gotong Royong TMMD 122

Pelaksanaan TMMD ke122 di Desa Kerta Buana berjalan satu bulan, cuaca tak menentu menjadi sebuah rintangan, namun TNI bersama rakyat terus berjuang. Mereka bersatu dengan tekad bulat memikul kayu satu per satu untuk pembangunan jembatan yang menghubungkan lokasi kegiatan TMMD.

Wajah-wajah mereka terlihat bersemangat saat menggali tanah untuk sumur bor, pekerjaan yang rampung dalam waktu sepekan. Kemanunggalan antara TNI dan masyarakat semakin kental, terlihat dari kebersamaan.

Warga tak hanya membantu dengan tenaga, tetapi juga membuka pintu rumah mereka sebagai tempat istirahat bagi para prajurit yang lelah bekerja.

Dengan kerelaan hati, warga desa bergotong-royong setiap hari untuk mendukung operasi TNI. Pembagian sif kerja pun dilakukan oleh masing-masing RT, menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi. Setidaknya, sekitar 50 warga dikerahkan untuk membantu 150 prajurit dalam kegiatan TMMD ini.

“Kehadiran TNI di sini sudah seperti keluarga kami. Awalnya kami merasa segan, tetapi seiring waktu, kami merasa nyaman,” ungkap Nyoman, mengekspresikan kedekatan yang terjalin antara warga dan TNI.

Sementara itu, Serda Abbas menambahkan, “Saya juga senang bisa berada di sini. Secara emosional, Pak Nyoman sudah seperti bapak sendiri bagi saya.”

Dandim 0906/KKR, Letkol Czi Adi Damai Setiawan, menjelaskan bahwa TNI hadir untuk mendengar dan menampung keluhan masyarakat. Kehadiran prajurit TNI di Desa Kerta Buana bukan hanya untuk memajukan sektor pertanian, tetapi juga melaksanakan berbagai program sosial sebagai bentuk harmoni dan sinergi dengan warga.

Program-program tersebut meliputi pencegahan stunting, pelatihan kader posyandu dan PKK, penyuluhan wawasan kebangsaan, sosialisasi rekrutmen calon prajurit TNI, serta sosialisasi hukum dan ketentraman masyarakat.

BEDAH RUMAH - Personel Satuan Tugas TMMD ke-122 Kodim 0906/KKR membedah  Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik guru ngaji di Desa Kerta Buana, Siti Akliyah. (HO KODAM VI MULAWARMAN)
BEDAH RUMAH - Personel Satuan Tugas TMMD ke-122 Kodim 0906/KKR membedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik guru ngaji di Desa Kerta Buana, Siti Akliyah. (HO KODAM VI MULAWARMAN) (HO KODAM VI MULAWARMAN)

Salah satu kegiatan sosial yang terasa langsung dampaknya adalah perbaikan rumah seorang guru ngaji, Siti Akliyah. Ia bercerita bahwa rumahnya sering digunakan anak-anak untuk mengaji, sudah lama mengalami kerusakan, dengan atap yang bocor. Kondisi ini membuat anak-anak harus berpindah-pindah tempat untuk menghindari tetesan air saat hujan.

Dengan adanya perbaikan pada atap, lantai, dan dinding rumahnya, kini 37 santrinya bisa belajar mengaji dengan lebih nyaman, bahkan saat hujan deras. “Kendalanya saat hujan, atap bocor, sehingga anak-anak terpaksa menepi karena air turun,” kata Siti Akliyah mengingat masa-masa sulit itu.

Selain mengajar mengaji, Siti Akliyah juga menjalankan usaha kecil-kecilan di rumah untuk menambah pemasukan, sambil membantu suaminya yang bekerja serabutan dan menjadi marbot di langgar. 

“Alhamdulillah dengan bantuan ini, anak-anak yang belajar mengaji sekarang punya tempat yang layak. Kami mengucapkan terima kasih kepada TNI. Semoga semua yang telah diberikan bermanfaat bagi kami,” terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved