Tribun Kaltim Hari Ini

2 Relawan Dimakamkan Berdampingan, Mobil Alami Kecelakaan Saat Menuju Lokasi Kebakaran di Samarinda

Tiga relawan GMS yang tewas usai mengalami kecelakaan tunggal saat menuju TKP kebakaran di Pasar Harapan Baru Samarinda telah dikebumikan

Editor: Doan Pardede
Tribun Kaltim
Headline Tribun Kaltim 11 Desember 2024. Dua relawan dimakamkan berdampingan, mobil alami kecelakaan saat menuju lokasi kebakaran di Samarinda 

Waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA saat enam pemuda terlihat asyik bercengkerama di sebuah posko semi permanen di kawasan Perumahan Griya Mukti Sejahtera Samarinda, Senin (9/12). 

Posko sederhana yang dulunya tempat Pos Ronda tersebut rupanya memang beberapa tahun belakangan sudah menjadi markas relawan Griya Mukti Sajahtera (GMS) Samarinda.

Para pemuda itu tidak lain merupakan 6 dari 15 anggota relawan Griya Mukti Sejahtera (GMS) yang tengah berjaga di posko. 

Mereka adalah Dody (22), Yuda (21), Ronal (21), Hikmal (22), Dede (21) dan Khoirul (20). Memasuki Pukul 23.10 WITA handy talky (HT) mereka bersahut-sahutan.

Diperoleh informasi si jago merah mendadak berkobar di kawasan Pasar Harapan Baru, di Jalan Kurnia Makmur, RT 15, Kelurahan Harapan
Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir. 

Tanpa berfikir panjang para pemuda ini langsung menggunakan perlengkapan tempur melawan si jago mereka.

Mobil carry pickup berplat KT 678 GMS berkelir dominan biru tua yang lengkap dengan mesin pompa air portable kebanggaan mereka juga telah siap dioperasikan mengantarkan mereka melakukan misi kemanusiaan. 

"Mobil kami itu baru saja diperbaiki. Kami yakin kondisi rem, ban dan mesin semua aman dan siap beroperasi. Kami berenam yang berangkat karena kebetulan kami yang ada di posko," kata Dody (22), driver dari GMS di malam nahas itu saat dijumpai Tribunkaltim.co di pemakaman rekan-rekannya, Selasa (10/12). 

Pukul 23.30 WITA mereka melajukan mobil carry mereka ke TKP kebakaran.

Kala itu di bagian depan ia ditemani Yuda. Di bak belakang ada Ronal, Hikmal, Dede dan Khairul. 

Awalnya perjalanan berjalan tanpa kendala.

Sesekali mereka mendapat teriakan penyemangat dari masyarakat yang berpapasan.

Namun, semangat juang kemanusiaan itu berubah menjadi tragedi saat mereka melewati jalur turunan dan menikung di Jalan AW Syahranie Samarinda, 20 meter sebelum Masjid Muhammad Cheng Ho. 

Lepas tikungan tajam Dody mengaku melihat seekor kucing hendak menyeberang. Refleks saja Dody berupaya menghindar dengan menginjak rem dan membanting setir ke kiri. Nahas, karena dalam kecepatan yang cukup tinggi membuat tindakan dadakan itu menyebabkan ban belakang selip. 

Mobil mulai kehilangan keseimbangan. Kendaraan mereka mulai menyerempet tiang dan pohon peneduh. 

Benturan pertama itu Dody mendengar teriakan rekannya bahwa salah satu rekannya terpental. 

Panik sudah pasti. Namun ia berupaya mengendalikan kendaraan mereka dengan mencoba mengambil jalur kanan.

Namun kecepatan begitu tinggi membuat mobil carry mereka justru terus menghantam sejumlah pohon peneduh di bahu jalan arah flyover Juanda tersebut. 

"Hantaman terakhir kuat sekali. Saya melihat teman saya Yuda tertunduk tidak sadarkan diri. Saya keluar melihat teman-teman saya sudah terpental ke sejumlah sisi jalan. Saya bingung mau apa. Saat itu jalan cukup sepi. Saya sangat ingin segera membawa teman-teman saya ke rumah sakit," kata Dody yang saat kejadian mengalami luka robek terbuka di bagian pelipis dan kakinya. 

Di lokasi penguburan itu juga hadir Dede Miftah Kurnia (21) yang masih diberi keselamatan.

Ia mendapat cidera pada bagian kepala sebelah kanan dan memar di tubuhnya.

Saat kejadian ia mengaku tidak mengingat apapun.

Bahkan rasa sakit akibat terpental sejauh 10 meter dari mobil merekapun sudah tidak bisa Dede ingat. 

"Teriakan teman-teman juga sudah samar. Saya hanya bisa pasrah. Sangat pasrah karena cukup sulit berpegangan dengan kuat karena sisi kiri badan mobil terus terhantam pohon dan kami satu persatu terpental," kata Dede. 

Pascamendapat perawatan medis, Dody dan Dede memaksakan diri menghadiri pemakaman tiga rekan mereka. Dody secara pribadi bahkan tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan rasa penyesalan dan rasa bersalahnya. 

"Selamat jalan teman-teman. Saya...," ucap Dody dengan mata berkaca-kaca dan tak sanggup melanjutkan satu katapun lagi. Ia dikuatkan oleh para relawan yang turut hadir. Saat ini, salah satu rekan mereka yakni Khoirul Anam (20) masih menjalani perawatan intensif di RSUD AW Sjahranie Samarinda. 

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved