Berita Kutim Terkini
Upayakan Turunkan Angka Stunting, DPPKB Kutim Usulkan Program Rumah Layak Huni hingga Peluang Kerja
Achmad Junaidi mengusulkan, pemerintah kecamatan memasukkan program rumah layak huni dalam perencanaan pembangunan
Penulis: Ardiana | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) melakukan kegiatan Jemput Bola Stop Stunting di Desa Kelinjau Ulu, Kecamatan Muara Ancalong.
Dalam kunjungan tersebut, Kepala DPPKB Kutai Timur, Achmad Junaidi mengusulkan, pemerintah kecamatan memasukkan program rumah layak huni dalam perencanaan pembangunan.
Hal ini dilakukan demi mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut, selain upaya penyerahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) gratis pada keluarga berisiko stunting (KRS).
Baca juga: Percepat Penurunan Angka Stunting, DPPKB Kutim Kunjungi Warga di Muara Ancalong Serahan PMT
Terlebih, menurutnya, keluarga berisiko stunting membutuhkan tempat tinggal yang lebih baik untuk mendukung kesehatan anak.
Bahkan, ia juga mengusulkan, agar KRS mendapat rumah dengan fasilitas yang lengkap.
"Jika memungkinkan, fasilitasi mereka agar memiliki rumah sendiri, lengkap dengan akses air bersih melalui PDAM," ungkapnya, Senin (6/1/2025).
Tak hanya itu, Junaidi juga menyarankan keluarga berisiko stunting diberikan peluang kerja, demi memenuhi kebutuhan sekaligus memastikan perawatan anaknya.
Sehingga, baginya, pencegahan dini sangat penting dilakukan agar angka stunting tidak terus meningkat. Dengan begitu, anak berisiko stunting harus mendapatkan perhatian lebih sejak awal.
"Misalnya orangtua bisa dipekerjakan sebagai tenaga kebersihan di kantor desa atau di perkebunan sawit.
Sehingga mereka tetap dapat merawat anak sambil memperoleh penghasilan yang layak," jelasnya.
Sementara itu, Camat Muara Ancalong, Harun Al-Rasyid, membeberkan, berdasarkan data terbaru, terdapat lebih dari 500 warga berisiko stunting dan 42 anak yang sudah teridentifikasi mengalami stunting di wilayah tersebut.
Tak ayal, penurunan angka stunting memang masih menjadi tantangan besar. Sehingga, langkah preventif harus segera dilakukan.
"Penyebabnya bukan hanya kesehatan, tetapi juga faktor lain seperti sanitasi buruk, air minum yang tidak sehat, dan rumah tidak layak huni.
Semoga kita dapat menuntaskan permasalahan ini dengan lebih optimal," pungkasnya. (*)
Disperkim Kutim Dapat Rp1,3 Triliun di APBD 2025, Fokus Rumah Layak Huni |
![]() |
---|
Jalan Poros Sangatta-Rantau Pulung di Kutai Timur Bakal Diperbaiki Bertahap hingga 2028 |
![]() |
---|
Pemkab Kutim Klarifikasi Isu Privilege Absensi Sekda dan Dokter Spesialis |
![]() |
---|
Kutai Timur Bangun 1.000 Rumah Layak Huni untuk Warga Berpenghasilan Rendah |
![]() |
---|
Atasi Macet Sangatta, Dishub Kutai Timur Tawarkan Jalur Khusus Bus Karyawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.