Ibu Kota Negara
Otorita Tegaskan Uji Coba Moda Transportasi Cerdas IKN di Kaltim Tidak Gunakan APBN
Uji coba sejumlah moda transportasi di IKN Kaltim ini ternyata sama sekali tidak menggunakan anggaran negara atau APBN.
Dengan demikian, ART CRRC Qingdao Sifang ini belum terbukti memiliki sistem otonom yang adaptif terhadap berbagai kondisi yang mungkin terjadi selama operasional.
Catatan ketiga, sistem pengereman otonom pada trem ini juga belum menunjukkan kemampuan pengereman, pengurangan kecepatan ataupun pemberian peringatan secara otomatis bila dijumpai adanya penghalang atau obyek yang melintas.
Baca juga: Ekonom dari Unmul Samarinda Kritisi Taksi Terbang, Celah Bagi Investor Asing dan Kesenjangan
Dari berbagai hasil temuan dan pengujian di lapangan, Tim Penilai PoC TOT menyimpulkan bahwa mode otonom belum berfungsi optimal karena masih harus ada intervensi manual pengemudi dalam keadaan darurat.
Selain itu, sistem kendali otonom ART pada PoC belum menunjukkan kemampuan bidireksional (dua arah).
Sementara hasil uji coba smart mobility buatan Sergek menunjukkan keselarasan antara platform lalu lintas dan mobilitas berbasis AI dengan visi strategis Otorita IKN untuk mengembangkan trasportasi dalam ekosistem tiga kota IKN-Balikpapan-Samarinda, berdasarkan rencana induk mobilitas perkotaan.
Tim ahli teknis dari ITS Indonesia melakukan proses Verifikasi, Validasi dan Evaluasi (VV&E) fungsionalitas fitur dari platform Sergek.
Dengan mengadopsi serangkaian analisis yang ketat dan terperinci, tim menyimpulkan platform Sergek memenuhi kriteria dan standar yang ditetapkan.
Sedangkan taksi terbang buatan Hyundai Motors Company dan KARI saat ini sudah sampai pada tahapan proses kerjasama transfer teknologi yang melibatkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Baca juga: OIKN Upayakan Taksi Terbang Beroperasi Komersial pada Tahun 2029, Jadi Mobilitas Cerdas di IKN
HMC juga sedang merencanakan penerapan tiga tahap peta jalan mobilitas cerdas udara atau Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) dan mobilitas cerdas darat di Indonesia.
Tahap I dalam lini masa kerja sama dilaksanakan pada kurun 2024-2025 dengan agenda PoC.
Tahap I ini memiliki tujuan pelaksanaan investasi PoC, dan studi bersama untuk pengajuan kebijakan yang perlu dilengkapi.
Kemudian Tahap II 2026-2028 merupakan tahapan pelaksanaan jasa yang mencakup pembangunan pusat riset dan pengembangan atau Research and Development (R and D) terkait UAM-AAM, penelitian teknologi dan pembentukan model bisnis di Indonesia.
Tahap III mengupayakan komersialisasi taksi terbang sebagai mobilitas cerdas udara di IKN pada Tahun 2029 mendatang. (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Sepeser Pun APBN Digunakan untuk Uji Coba Trem, dan Taksi Terbang di IKN"
Qubika Hotel Gelar Nusantara 7K Run di IKN, Targetkan Okupansi Penuh 7 September Nanti |
![]() |
---|
15 Investor Kazakhstan Jajaki Peluang Investasi di Ibu Kota Nusantara |
![]() |
---|
JNE Ekspansi ke IKN, Hadirkan Layanan Pengiriman dan Pick Up di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan |
![]() |
---|
Okupansi Hotel di Kawasan IKN Meroket, Qubika Boutique Hotel Nusantara Tembus Hampir 50 Persen |
![]() |
---|
IKN Hadirkan Sentra Kuliner Nusantara Pertama di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.