Berita Penajam Terkini

Pemkab PPU Tiru Program Konservasi Lingkungan Gunung Kidul Yogyakarta

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berupaya melakukan konservasi lingkungan Penajam Paser Utara

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
HO/Pemkab PPU
Pemkab Penajam Paser Utara belajar ke Gunung Kidul Yogyakarta terkait konservasi lingkungan. Dalam upaya menciptakan perubahan yang lebih baik, Zainal menyebutkan perlunya kolaborasi dengan daerah lain yang telah berhasil, seperti Gunung Kidul, serta dukungan dari pihak swasta.  

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berupaya melakukan konservasi lingkungan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

Salah satu yang dilakukan yakni, dengan studi tiru ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Gunung Kidul menjadi pilihan lokasi studi karena, keberhasilannya dalam menghijaukan lahan kritis.

Tidak hanya itu, kabupaten ini juga telah mengembangkan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Baca juga: Ajak Pelajar Tanam Pohon, Pj Gubernur Kaltim: Beringin Paling Banyak Menghasilkan Oksigen 

Penjabat (Pj) Bupati PPU, Muhammad Zainal Arifin mengungkapkan, kawasan Gunung Kidul sebelumnya merupakan lahan kritis, dengan topografi berbukit dan curah hujan relatif kecil.

Namun, hanya dalam waktu tujuh tahun, masyarakat sekitar mampu mengubahnya menjadi lahan yang produktif, dan bermanfaat.

“Tepat di kawasan wisata Wunung Giri Sela Kandha dan Banyumanik Research Center (BRC) dulunya merupakan lahan kritis dengan banyak kendala, seperti keterbatasan kepemilikan lahan, ketersediaan pupuk yang sedikit, dan ketersediaan air yang sangat terbatas,” ungkapnya kepada TribunKaltim.co pada Rabu (8/1/2025).

Menurut Zainal, keberhasilan dalam menghijaukan lahan kritis di Gunung Kidul, menjadi inspirasi bagi Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mengembangkan konsep ketahanan dan konservasi yang serupa. 

Ia melihat bahwa meskipun menghadapi berbagai kendala, masyarakat Gunung Kidul mampu memanfaatkan potensi lahan yang ada dengan baik.

Salah satunya melalui penanaman pohon jati, dan pemanfaatan lahan untuk pertanian tumpangsari.

“Tanaman tumpangsari ini dilakukan oleh petani dengan memanfaatkan kearifan lokal, seperti menanam tanaman umbi-umbian seperti kacang tanah dan singkong di antara tanaman pokok jati,” jelasnya.

Keberhasilan Gunung Kidul dalam menghijaukan lahan kritis kata dia tidak lepas dari kerja sama yang dilakukan antara berbagai pihak.

Termasuk pemerintah daerah, akademisi, dan swasta. 

Zainal melihat bahwa kolaborasi semacam ini menjadi kunci penting dalam menciptakan perubahan yang lebih baik, terutama dalam upaya meningkatkan ketahanan dan konservasi lingkungan.

“Jika kita terus mengandalkan pemerintah untuk mengelola sumber daya alam, tentu ini tidak akan cukup, terutama dalam hal pengelolaan air. Kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa mengelola air dengan baik, terutama dengan adanya siklus hidrologis yang rentan terhadap banjir dan kekeringan," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved