Berita Nasional Terkini

Eks Kader PDIP Ungkap Jokowi lah yang Selama Ini Bela Hasto Kristiyanto dari Kejaran KPK

Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut telah melindungi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Kolase Tribunnews
Kolase foto Hasto Kristiyanto dan Joko Widodo (Jokowi). Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut telah melindungi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut telah melindungi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Sebagaimana diketahui, saat ini Hasto Kristiyanto telah berstatus sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam kasus Harun Masiku.

Jokowi melindungi Hasto sendiri diungkapkan oleh Effendi Simbolon.

Effendi Simbolon menyebut Hasto Kristiyanto dilindungi Jokowi sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Baca juga: Soal Siapa Pengganti Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP, Begini Jawaban Ahok BTP

Baca juga: Aneh, Jeruk Makan Jeruk, Respons Tim Hukum Hasto Kristiyanto Usai KPK Periksa Eks Penyidiknya

Effendi yang baru-baru ini dipecat PDIP menyebut, Hasto tidak segera menjadi tersangka karena mendapat perlindungan dari Jokowi.

Jokowi pun angkat bicara mengenai kabar tersebut.

“Melindungi seperti apa, tanya yang ngomong,” ujar Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/1/2024).

Pernyataan Effendi muncul ketika ia dimintai komentar soal dugaan politisasi dibalik status Hasto sebagai tersangka.

Effendi juga menyebut kasus ini sebagai "petaka besar" bagi PDIP, mengingat Hasto memegang peran penting di partai.

Effendi, mantan kader PDIP, menilai bahwa partai harus bertanggung jawab atas permasalahan ini.

Baca juga: KPK Geledah Rumah Hasto Kristiyanto, PDIP: Pengalihan Isu Jokowi Presiden Terkorup di Dunia

Menanggapi hal itu, Jokowi berulang kali meminta agar Effendi memberikan klarifikasi langsung.

“Tanyakan ke Pak Effendi, tanya ke Pak Effendi,” ucapnya.

Jokowi menegaskan bahwa dirinya sebagai mantan kader PDIP tidak seharusnya dikaitkan dengan urusan internal partai tersebut.

“Ya terserah sana, kok tanyakan ke saya. Ya komentar di sana, yang komentar di sini, nanti keliru lagi seperti itu,” tegas Jokowi.

Mengutip Tribunnews, Effendi Simbolon membantah adanya politisasi hukum terhadap penetapan tersangka oleh KPK RI terhadap Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.

Pernyataan itu disampaikan Effendi, merespons soal adanya penilaian kalau Hasto ditetapkan tersangka karena belakangan ini kerap berkomentar keras terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: KPK Bawa Satu Koper, Buku, hingga Flashdisk usai Geledah Rumah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Menurut Effendi, sejauh ini justru Jokowi menjadi salah satu pihak yang membantu Hasto dari kejaran KPK RI.

"Gak lah, setahu saya justru pak Jokowi bantu dia, setahu saya selama ini. Buktinya kan sampai dengan periode pimpinan KPK yang lama kan tidak ada dikutak-katik itu, ini kan periode yang baru ini gitu," kata Effendi saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Rabu (8/1/2025).

Penampilan Hasto Kristiyanto usai Ditetapkan Sebagai Tersangka

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto akhirnya muncul ke publik usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 24 Desember 2024.

Diketahui, Hasto ditetapkan sebagai tersangka dalam dua perkara.

Pertama, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terhadap mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan yang dilakukan bersama Harun Masiku.

Baca juga: Rumah Hasto Kristiyanto Digeledah KPK, Sekjen PDIP Bakal Diperiksa Usai HUT Partai

Kedua, kasus perintangan penyidikan yang dilakukan KPK ketika memburu Harun Masiku.

DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi lokasi pertama kemunculan Hasto usai ditetapkan sebagai tersangka.

Pantauan Kompas.com, Hasto tiba di lokasi konferensi pers di lantai 5 Kantor DPP PDI Perjuangan, sekitar pukul 14.06 WIB, untuk memberikan keterangan terkait rencana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 PDIP.

Rencananya, peringatan HUT tersebut akan dilaksanakan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan yang berada di bilangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

Saat tiba, ia didampingi oleh Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy dan Djarot Saiful Hidayat, serta Juru Bicara DPP PDIP Guntur Romli.

Hasto sendiri terlihat mengenakan setelan celana hitam dan kaus merah, berbalut jaket merah bertuliskan "PDIP" pada bagian punggung dan kepala banteng di dada sebelah kiri.

Baca juga: KPK Geledah Rumah Hasto Kristiyanto, PDIP: Pengalihan Isu Jokowi Presiden Terkorup di Dunia

Ada yang berbeda dari penampilan Hasto.  

Jika biasanya, rambut politikus asal Yogyakarta itu berkelir hitam putih karena uban, kali ini rambutnya berubah warna menjadi hitam pekat penuh.

Ia mengaku sengaja mengecat rambutnya berwarna hitam pekat untuk menghadapi pemanggilan penyidik Komisi Antirasuah pada 13 Januari mendatang.

"Kalau ada yang nanya persiapan apa? Setidaknya rambut saya sudah saya semir hitam. Jadi seperti lambang tidak ada yang abu-abu dalam hukum, dan ini kata Pak Djarot juga saya menjadi lebih muda," ungkapnya.

Pemanggilan tersebut merupakan pemanggilan kedua, usai dia ditetapkan sebagai tersangka.

KPK memanggil Hasto untuk diperiksa sebagai tersangka pada 6 Januari lalu.

Baca juga: Megawati Bakal Turun Tangan, Tak Biarkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Dikriminalisasi KPK

Namun, ia tak bisa memenuhi undangan tersebut, dan meminta Komisi Antirasuah untuk menjadwalkan ulang pemanggilan pemeriksaan usai HUT partai.

Wahyu Setiawan pada 6 Januari Pastikan hadiri panggilan Hasto menyatakan bahwa ia telah menerima surat panggilan kedua dari KPK untuk hadir pada 13 Januari 2025 pada pukul 10.00 WIB.  

Sebagai warga yang taat hukum, Hasto menegaskan bahwa ia akan memenuhi panggilan tersebut.

"Saya akan hadir memenuhi panggilan KPK tersebut dan memberikan keterangan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Ia menambahkan, akan menghadapi seluruh proses hukum yang berjalan di KPK dengan penuh tanggung jawab.

"Saya memahami keseluruhan jalan politik PDIP, jalan politik dari Bung Karno dan Bu Megawati Soekarnoputri. Sehingga, proses ini akan saya jalani dengan penuh tanggung jawab, dengan kepala tegak," ucapnya.

Baca juga: KPK Diminta tak Boleh Takut Intervensi Elit Politik di Kasus Harun Masiku dan Hasto Kristiyanto

"Karena saya juga tahu sejak awal segala konsekuensinya, ketika memperjuangkan demokrasi, prinsip-prinsip kerjanya negara hukum dicampur dengan kekuasaan yang sudah saya sampaikan di dalam disertasi saya tentang kelembagaan partai dan ketahanan partai politik," imbuhnya.

Usai memberikan keterangan selama kurang lebih 30 menit, Hasto mempersilakan awak media turun ke bawah untuk menikmati sajian bakso yang telah disediakan.

Berselang 15 menit, Hasto pun turun. Ia turut menikmati semangkuk bakso bersama wartawan didampingi stafnya, Kusnadi.

"Gimana penampilan saya?" tanya Hasto yang duduk mengemper di lobi basement Kantor DPP PDIP.

"Mudaan, Mas," jawab awak media.

"Hari Minggu besok pada ikut ya lari di GBK. Sudah pada daftar kan?" ajak Hasto kepada wartawan untuk mengikuti kegiatan lari maraton 5K dan 10K dalam rangka HUT ke-52 PDIP.

Setelah 10 menit bercengkerama dengan awak media, Hasto kemudian meninggalkan lokasi untuk menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Respons Jokowi Usai Disebut Melindungi Hasto Sebelum Jadi Tersangka KPK"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved