Ibu Kota Negara

Sederet Fakta Kereta Tanpa Rel di IKN Nusantara yang Dibanggakan Jokowi, Kini Berselimut Debu Proyek

Tengok sederet fakta kereta tanpa rel di IKN Nusantara Kaltim yang dibanggakan Jokowi. Kini berselimut debu proyek IKN Nusantara.

OIKN
Lihat Foto Trem Otonom Terpadu (TOT) - Tengok sederet fakta kereta tanpa rel di IKN Nusantara Kaltim yang dibanggakan Jokowi. Kini berselimut debu proyek IKN Nusantara. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tengok sederet fakta kereta tanpa rel di IKN Nusantara Kaltim yang dibanggakan Jokowi.

Kini kereta tanpa rel berselimut debu proyek IKN Nusantara.

Ya, kereta otonom tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) buatan CRRC Qingdao Sifang.

Kereta itu akhirnya bakal dikembalikan ke China, Februari 2025.

Kepastian pengembalian kereta otonom tanpa rel atau trem otonom terpadu (TOT)  IKN Kaltim ini telah disampaikan pihak Otorita IKN Nusantara lantaran ada sejumlah pertimbangan terkait teknis salah satunya adalah gagal berfungsi otonom.

Baca juga: Meski Kereta tanpa Rel di IKN Kaltim Gagal Berfungsi Otonom, Bina Marga tak akan Ubah Desain Jalan

Namun pengembalian kereta otonom tanpa rel IKN Kaltim ini tidak merugikan APBN lantaran uji cobanya tidak didanai dari anggaran negara.

Simak 7 fakta kereta otonam tanpa rel di IKN Kaltim yang sempat dibanggakan Jokowi:

  1. Dikembalikan ke China 

Rencananya, kereta otonom tanpa rel IKN Kaltim ini akan dikembalikan ke China, Februari 2025.

Jadwal pengembalian kereta otonom tanpa rel di IKN Kaltim ke China ini disampaikan Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Otorita IKN Tonny Agus Setiono.

"Kereta Sifang ini rencananya akan dikembalikan pada Februari 2025," ujar Tony.  

 2. Tak Gunakan APBN

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menegaskan, tak sepeser pun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk mendanai uji coba atau Proof od Concept (PoC) pendukung mobilitas pintar IKN.

Tonny menegaskan hal itu sekaligus menjawab tudingan bahwa dana APBN hilang sia-sia karena PoC TOT buatan CRRC Qingdao Sifang gagal berfungsi secara otonom. "Tanpa APBN, seluruh biaya ditanggung oleh para pihak yang melaksanakan PoC," ujar Tonny, Minggu (5/1/2025). 

Kesepakatan PoC tanpa dana APBN ini tertuang dalam nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).

KERETA OTONOM DI IKN DIKEMBALIKAN KE CHINA - Rolling stock trem buatan CRRC Sifang masih teronggok di Bundaran Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (8/11/2024)  Kereta otonom China di IKN Kaltim yang sempat dibanggakan Jokowi segera dikembalikan ke China bulan Februari 2025 ini.
7 FAKTA KERETA OTONOM DI IKN KALTIM - Rolling stock trem buatan CRRC Sifang masih teronggok di Bundaran Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (8/11/2024). 7 fakta kereta tanpa rel di IKN Kaltim, Februari 2025 dikembali ke China dan uji coba tanpa menggunakan dana APBN. (Kompas.com/Hilda B Alexander)

3. Beroperasi saat Upacara HUT RI 17 Agustus 2024

Kereta otonom tanpa rel atau TOT ini mulai mengaspal di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) sejak Agustus 2024.

Baca juga: Alasan Kereta Otonom tanpa Rel di IKN Kaltim Akhirnya akan Dikembalikan ke China, Proyeknya Lanjut?

Bahkan, moda transportasi ini menjadi favorit warga saat perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia yang berpusat di Lapangan Istana Negara IKN, pada 17 Agustus 2024 lalu.

4. Pengujian Otonom Usia 17 Agustus 2024

Uji Coba Otonom dilakukan seusai Upacara HUT RI 17 Agustus 2024.

Pengujian kereta otonom tanpa rel 

Namun, pengujian secara otonom berlangsung sejak 12 September 2024 hingga 22 Oktober 2024 di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan dua rute pengujian yang mencakup area di sekitar Kemenko 1–4, serta Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat dan Timur.

5. Gagal Berfungsi Otonom

Pertama, TOT CRRC Qingdao Sifang belum bisa berfungsi secara otonom.

Pengemudi masih tetap duduk memegang kemudi (steer) dan selalu bersiap untuk mengambil alih (override) kendali otomatis ke manual.

Hal ini memperlihatkan bahwa penyedia teknologi belum yakin penuh pada keandalan (realibilitas) sistem kendali otonomnya.

Catatan kedua adalah performa sistem otonom belum teruji sepenuhnya.

Tidak terdapat rencana kecepatan dan pengereman per rute jalan atau programmable route control.

Selain itu beberapa skenario perjalanan yang diminta untuk pengujian otomatisasi masih memerlukan pengaturan ulang di lapangan.

Dengan demikian, ART CRRC Qingdao Sifang ini belum terbukti memiliki sistem otonom yang adaptif terhadap berbagai kondisi yang mungkin terjadi selama operasional.

Baca juga: Kereta Otonom IKN Nusantara Bermasalah, Pemerintah Bakal Kembalikan ke China

Catatan ketiga, sistem pengereman otonom pada trem ini juga belum menunjukkan kemampuan pengereman, pengurangan kecepatan ataupun pemberian peringatan secara otomatis bila dijumpai adanya penghalang atau obyek yang melintas.

Dari berbagai hasil temuan dan pengujian di lapangan, Tim Penilai PoC TOT menyimpulkan bahwa mode otonom belum berfungsi optimal karena masih harus ada intervensi manual pengemudi dalam keadaan darurat.

Selain itu, sistem kendali otonom ART pada PoC belum menunjukkan kemampuan bidireksional (dua arah).

6. Kini Berselimut Debu Konstruksi

Saat ini, train set trem CRRC Qingdao Sifang masih teronggok di Bundaran Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur.

Trem CRRC Sifang yang mencakup tiga gerbong dalam satu rangkaian tersebut berselimut debu material konstruksi.

Sebentar-sebentar tersapu hujan, sejenak kemudian saat cuaca terang dengan mentari terik menyengat, debu menjejakkan noda pada outer skin kereta.

7. Dibanggakan Jokowi saat Rakernas Apeksi di Balikpapan

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengajak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki kemampuan anggaran untuk segera berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan dalam rangka membangun moda transportasi massal Autonomous Rapid Transit (ART).

Demikian dibeberkan oleh Jokowi di  acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke XVII di Gedung Dome, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (4/6/2024) pagi. 

"Bisa dibagi 50,50. APBD 50 persen, dan APBN 50 persen," kata Presiden Jokowi.

Pengertian atau definsi ART adalah transportasi publik seperti kereta tetapi berjalan di atas jalan dengan menggunakan virtual track sebagai pemandu.

ART berjalan dengan bantuan teknologi Sensor Light Detection and Ranging dan Global Positioning System.

Presiden Jokowi menyebutkan transportasi ART bagian dari terobosan alternatif yang lebih ekonomis dalam penyediaan angkutan umum yang layak dan bagus. 

Bandingkan saja, seperti kereta cepat butuh biaya Rp780 miliar per kilometer sedangkan Autonomous Rapid Transit atau kereta otonom tanpa rel hanya menggunakan magnet.

"Ini jauh lebih murah," tegas Presiden Jokowi yang merupakan alumuni Universitas Gadjah Mada. 

Baca juga: Kereta Otonom tanpa Rel di IKN Kaltim Bakal Dikembalikan China, Daftar 3 Evaluasi Pakar Transportasi

Karena itulah, Presiden Jokowi menegaskan, sebuah kota atau daerah tanpa perencanaan matang untuk transportasi umum, tentu semua kota di Indonesia akan menghadapi persoalan kemacetan.

"Akan macet parah dalam 10 hingga 20 tahun ke depan," beber Presiden Jokowi.

"Tidak percaya, kita lihat aja nanti kalau kota tidak menyiapkan diri untuk transportasi masal," tutur Jokowi yang merupakan pria kelahiran Kota Solo ini. (kompas.com/TribunKaltim.co/zainul)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved