Berita Nasional Terkini

Ahok akan Sering Bertemu dengan Anies Baswedan di Jakarta, Sempat Singgung Kejutan Tahun 2025

Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali bertemu dalam acara peluncuran buku di kawasan Jakarta Pusat, pada Sabtu (18/1/2025) sore.

Editor: Heriani AM
KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA
Dua Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta saat pertemuan mantan Gubernur Jakarta, Selasa (31/12/2024). Terlihat Ahok dengan santai merangkul Anies. 

TRIBUNKALTIM.CO - Dua mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali bertemu dalam acara peluncuran buku di kawasan Jakarta Pusat, pada Sabtu (18/1/2025) sore.

Belum diketahui agenda pertemuan mereka secara detail. Namun Ahok mengaku mereka akan sering bertemu.

“Dasarnya Ibu sama Pak Prabowo itu hubungannya sangat baik,” ucap Ahok saat ditanya wartawan terkait hubungan Megawati dan Prabowo, Sabtu (18/1/2025).

Baca juga: Respons Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo soal Putusan MK Hapus Presidential Threshold

Pertemuan ini berlangsung dalam sebuah acara peluncuran buku di Kawasan Jakarta.

"Kami ketemu karena jadi narasumber acara peluncuran bukunya Abigail dan Cania," ujar Ahok saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Sabtu (18/1/2025).

Meski keduanya bertemu, Ahok enggan mengungkapkan isi percakapan mereka. Menurut Ahok, ia hanya menjadi undangan di acara itu.

"Enggak (bahas isu kebangsaan)," ujar Ahok.

Dua Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta saat pertemuan mantan Gubernur Jakarta, Selasa (31/12/2024). Terlihat Ahok dengan santai merangkul Anies. Momen akrab Anies dan Ahok saat pertemuan mantan Gubernur Jakarta. Alasan Jokowi tidak hadir di pertemuan mantan Gubernur Jakarta tersebut.
Dua Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta saat pertemuan mantan Gubernur Jakarta, Selasa (31/12/2024). Terlihat Ahok dengan santai merangkul Anies. Momen akrab Anies dan Ahok saat pertemuan mantan Gubernur Jakarta. Alasan Jokowi tidak hadir di pertemuan mantan Gubernur Jakarta tersebut. (KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA)

Sebelumnya, kedua tokoh tersebut juga pernah bertemu di Balai Kota pada Selasa (31/12/2024) dalam acara bertajuk Bentang Harapan JakAsa.

Acara ini menjadi momen bersejarah karena menghadirkan para mantan gubernur Jakarta dari berbagai periode.

Di antara yang hadir adalah Gubernur Jakarta 1997-2007 Sutiyoso, Gubernur Jakarta 2007-2012 Fauzi Bowo (Foke), serta Gubernur Jakarta 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama dan Gubernur Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan.

Dalam acara tersebut, Ahok dan Anies, yang sebelumnya bersaing ketat dalam Pilkada Jakarta 2017, terlihat bertemu dalam suasana yang hangat.

Kejutan Tahun 2025

Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bakal beri kejutan di 2025, apa itu?

Diketahui, dua mantan Gubernur DKI Jakarta itu bertemu dalam acara "Bentang Harapan JasASA" pada Selasa (31/12/2024). 

Acara itu juga turut dihadiri oleh para mantan pemimpin Jakarta, seperti Djarot Syaiful Hidayat, Fauzi Bowo, dan Sutiyoso.

Momen pertemuan Anies dan Ahok pun paling menarik perhatian. Pasalnya, dua tokoh yang pernah bertarung dalam Pilkada Jakarta 2017 ini dikenal kerap berseberangan.

Dalam pertemuan itu, Anies dan Ahok mengatakan akan memberi kejutan kepada masyarakat pada Januari 2025.

Baca juga: Momen Akrab Anies dan Ahok saat Pertemuan Mantan Gubernur Jakarta, Alasan Jokowi Tidak Ikut Hadir

"Kejutan apa? Oh iya, nanti kita lihat aja. Biasalah, nanti kita kan cari waktu ngobrol-ngobrol sama beliau," ucap Ahok, Rabu (1/1/2025).

Lantas, bagaimana peluang bersatunya Anies dan Ahok?

Penjelasan Pengamat Politik

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, mengatakan bahwa kejutan dari Anies dan Ahok mengindikasikan keduanya akan melakukan kerja sama.

"Kalau mau jujur ya, ini ada kecenderungan bahwa keduanya itu akan bekerja sama di kemudian hari.

Entah bekerja sama di Pilkada, misalnya untuk membantu menyukseskan Pramono-Rano, ataupun kerja sama politik yang lain antara Anies dan PDI-P," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/1/2024).

Adi tak memungkiri bahwa Pilkada Jakarta 2024 menjadi momen rekonsiliasi politik antara Anies dengan PDI-P.

Menurutnya, kejutan ini menjadi penegas bahwa kerja sama politik antara Anies dengan Ahok atau PDI-P sangat mungkin terjadi.

Adi meyakini, kerja sama keduanya mungkin dimaksudkan untuk jangka panjang, yakni Pemilu 2029.

Titik Temu Anies, Ahok, dan PDIP

Adi menjelaskan bahwa kerja sama antara Anies dan Ahok sangat mungkin terjadi karena keduanya memiliki nasib politik yang sama, yakni menjadi oposisi pemerintahan.

"Jadi ini semacam indikasi kerja sama politik antara Anies, Ahok, dan PDI-P yang tentu saja baik untuk Jakarta, yaitu membantu Pramono dan Rano atau untuk jangka panjang," kata dia.

Di sisi lain, Adi menyampaikan bahwa Anies, Ahok, dan PDI-P memiliki common enemy atau musuh bersama yang sama, yaitu Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya, pada Pilpres 2024, Jokowi mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sementara itu, pada Pilkada Jakarta, Jokowi mendukung Ridwan Kamil-Suswono, bukan Pramono-Rano.

"Jadi titik temu bahwa Jokowi adalah 'musuh bersama' sepertinya yang kemudian membuat kenapa dua sosok ini mesra," tegas dia.

Jika Anies dan Ahok benar-benar bekerja sama, keduanya akan mampu mengonsolidasikan masing-masing pendukungnya untuk kepentingan Pilpres 2029.

Konsolidasi kekuatan pendukung Anies dan Ahok ini terbukti mengantarkan Pramono-Rano Karno memenangkan Pilkada Jakarta 2024.

Jubir Anies Sebut Komunikasi Makin Intens

Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Sahrin Hamid menyebut komunikasi antara Mantan Gubernur DKI seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Anies Baswedan, Cagub-cawagub terpilih Pramono Anung hingga Rano Karno semakin intens.

Terlebih pada Selasa (31/1/2024) lalu mereka baru saja berkumpul di Balai Kota Provinsi DKI Jakarta dalam acara akhir tahun 'Bentang Harapan JakASA' yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.

“Komunikasi Pak Anies bagus dengan Pak Ahok, Mas Pram dan juga Bang Doel,” ucap Sahrin saat dikonfirmasi, Kamis (2/1/2025).

Usai acara tersebut, Anies-Ahok kompak akan memberikan kejutan spesial kepada masyarakat dalam waktu dekat ini. 

Sahrin Hamid menyebut hanya Anies dan Ahok yang tahu soal apa kejutan yang disiapkan keduanya untuk masyarakat di masa mendatang. 

Menurutnya, keakraban Anies dan Ahok jadi sebuah momentum relaksasi politik usai pada tahun 2024 masyarakat dihadapi pilpres, pileg hingga pilkada. 

“Tentunya keakraban Mas Anies dan Pak Ahok adalah sesuatu yang membuat relaksasi otot politik yang kemarin-kemarin kita secara beruntun menghadapi pilpres, pileg dan kemudian pilkada,” ucap Sahrin.

“Tentunya kekakuan-kekakuan yang ada menjadi terurai. Publik pun menjadi relatif lebih rileks menghadapi kehidupan berbangsa bernegara,” tambahnya.

Sahrin mengatakan, dikarenakan Anies dan Ahok adalah tokoh nasional dengan pengikut di media sosial yang signifikan.

Maka, bila terjadi peristiwa terkait kedua tokoh tersebut tentunya akan menjadi rujukan bagi para pendukung.

Ahok dan Anies Bisik-bisik

Duduk berdampingan dan saling berbisik Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam acara Bentang Harapan JakAsa di Balai Kota Jakarta, mengindikasikan makin eratnya hubungan kedua tokoh nasional tersebut.

Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, hubungan harmonis Anies-Ahok diharapkan dapat tertular ke pendukungnya. 

Setidaknya hubungan pendukung Anies dan Ahok dapat lebih cair, sehingga warga Jakarta lebih tentram dan harmonis.

“Harmonisnya pendukung Anies dan Ahok dapat menjadi kekuatan dalam membantu Pramono-Rano membangun Jakarta. Hal itu akan memudahkan Pramono-Rano merealisir janji-janji politiknya saat kampanye Pilkada 2024,” ucap Jamil, Kamis (2/1/2024).

Jamil mengatakan, bisa jadi saling bisik Anies-Ahok salah satunya terkait hal itu.

Dua tokoh tersebut bisa saja secara bersama akan menyampaikan dukungan penuhnya kepada Pramono-Rano dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

“Meskipun dukungan itu sudah disampaikan saat Pramono dan Rano sebaga calon gubernur dan wakil gubernur, namun hal itu disampaikan secara terpisah," ucapnya. 

"Efek politis, psikologis, dan sosiologisnya akan berbeda bila disampaikan bersamaan,” ucapnya.

Selain itu, Anies dan Ahok tampaknya akan melakukan pidato politik bersama. 

Pidato politik itu bisa jadi respons mereka terhadap persoalan berbangsa dan bernegara kontemporer.

Di antaranya bisa jadi berkaitan dengan Pilkada melalui DPRD, kembali ke UUD 1945, PPN 12 persen, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), dan penanganan pelanggaran HAM. 

Isu-isu tersebut bisa jadi menjadi topik utama bila Anies dan Ahok melakukan pidato politik bersama.

 Jadi, Anies dan Ahok bisa saja menyampaikan hal-hal yang spesifik terkait Joko Widodo, terutama isu-isu sensitif terkait Jokowi pasca pensiun presiden.

Anies dan Ahok menyampaikan hal itu bisa jadi sebagai awal mendeklarasikan sebagai simbol oposisi. 

Mereka ingin menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang berkuasa saat ini.

Posisi itu berpeluang akan mereka ambil mengingat lemahnya partai oposisi saat ini. Hanya PDIP yang saat ini berada di luar kekuasaan.

Kalau Anies dan Ahok dapat memposisikan sebagai simbol oposisi non parlemen, maka kontrol terhadap pemerintah akan lebih berarti. 

Hal ini setidaknya dapat menyelamatkan demokrasi di tanah air.

Bahkan tak menutup kemungkinan peran oposisi itu mereka ambil untuk persiapan Pilpres 2029. 

Bisa saja dua sosok itu akan berpasangan pada Pilpres 2029. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahok dan Anies Bertemu Lagi di Jakarta, Ada Apa?

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved