Banjir Samarinda
Curah Hujan Tinggi, BPBD Samarinda: Status Siaga Darurat sampai Maret 2025, Rawan Banjir dan Longsor
Curah hujan diprediksi masih tinggi, BPBD Samarinda tetapkan status Siaga Darurat hingga Maret 2025. Sejumlah wilayah masih rawan banjir dan longsor.
Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hari ini, Sabtu (1/2/2025) banjir kawasan Bengkuring, salah satu lokasi yang terendam air di Samarinda sudah mulai surut.
Dari pantauan Tribun Kaltim.co, warga di Bengkuring, Samarinda sudah mulai bersih-bersih rumah.
Meski demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda tetap menetapkan status Siaga Darurat Bencana hingga Maret 2025.
Alasan BPBD menetapkan status Siaga Darurat ini hingga Maret 2025 lantaran perkiraan cuaca dari BMKG yang diprediksi mengalami curah hujan yang tinggi dua bulan ke depan.
Baca juga: Banjir Landa Samarinda, Puluhan Pelaku Usaha di di Kawasan Bengkuring Alami Kerugian Jutaan Rupiah
Demikian disampaikan oleh Kepala Pelaksanaan BPBD Kota Samarinda Suwarso kepada TribunKaltim.Co di area Dapur Umum Bengkuring, Sempaja Timur Kota Samarinda pada Sabtu, (1/2/2025).
"Sudah ditetapkan oleh Walikota dari Januari sampai dengan Maret itu status Siaga Darurat itu menjawab perkiraan cuaca dari BMKG bahwa pada di bulan-bulan tersebut terjadi curah hujan tinggi makanya pemerintah kota saya mengeluarkan itu," jelasnya.
Status Siaga Darurat tersebut tidak hanya untuk daerah-daerah dengan rawan terjadi banjir, tetapi termasuk pula daerah dengan dataran tinggi yang sering terjadi bencana longsor serta penetapan status tersebut bagi seluruh wilayah di Kota Samarinda.
"Hampir sama semua daerah dan itu sudah ditetapkan Pemerintah Kota Samarinda, Siaga Darurat hidrometeorologi," ujarnya.

Dalam menghadapi ancaman Status Siaga Darurat tersebut Kepala Pelaksanaan BPBD Kota Samarinda Suwarso menambahkan dirinya dan pihak terkait akan tetap siap dan untuk tetap waspada dalam penanganan bencana.
"Seluruh pihak yang berkompeten mempersiapkan diri dengan potensi-potensi yang dimiliki untuk penanganan," katanya.
Data BPBD: Wilayah dan Warga Terdampak Banjir
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Suwarso menyampaikan hingga Kamis (30/1/2025) hanya terdapat dua wilayah warga mengungsi dan yang lain tegap berada di rumah.
"Gunung Lingai ada 4 kk di rumah warga, kalau di Bengkuring itu ada 46 jiwa terbagi di masjid Al Muhajirin 26 kk di bangunan RKM yang di dalam itu 20 jiwa," ujarnya kepada TribunKaltim.Co Kamis, (30/1/2025) sore.
Dari ribuan warga terdampak dan puluhan masyarakat yang mengungsi pihaknya menjelaskan, telah melakukan berbagi upaya seperti memberi bantuan sembako hingga mendirikan dapur umum dilokasi yang terdampak.
Baca juga: Penanganan Banjir di Kaltim, Akmal Malik: Duduk Bersama dan Sampingkan Ego Sektoral
Dapur umum tersebut atas kerjasama dari Pemerintah melalui BPBD Provinsi Kalimantan Timur, BPBD Kota Samarinda, Dinsos, Kodim 0901 dan Polresta Samarinda serta sejumlah relawan baik dari masyarakat hingga mahasiswa yang turut membantu di lokasi.
Berikut rincian 9 Kelurahan di 6 wilayah Kecamatan, Kota Samarinda yang terdampak banjir sejak Selasa-Kamis (28-30/1) berdasarkan data BPBD Samarinda.
- Kelurahan Sempaja Timur terdapat di 29 RT dengan 1.270 KK atau 4.309 jiwa yang terdampak dan ada 1.189 Bangunan.
- Kelurahan Sempaja Barat terdapat dengan 496 KK atau 1.651 jiwa terdampak serta 497 Bangunan terdampak
- Kelurahan Gunung Lingai terdapat di 8 RT dengan 373 KK atau 1.628 jiwa serta 363 Bangunan terdampak.
- Kelurahan Temindung Permai 39 RT dengan 809 KK atau 2.432 jiwa serta 673 Bangunan terdampak.
- Kelurahan Bukuan terdampak 14 RT dengan 534 KK atau 1.747 jiwa serta Bangunan 534 yang terdampak.
- Kelurahan Handil Bakti, 6 RT terdampak dengan 6 KK atau 20 jiwa dan 6 bangunan.
- Kelurahan Tani Aman terdampak di 4 RT dengan 237 KK atau 936 jiwa dan 237 Bangunan.
- Kelurahan Sidodadi terdampak di 10 RT dengan 231 KK atau 631 jiwa dan 182 Bangunan.
- Kelurahan Selili terdampak 10 RT dengan 86 KK Atau 232 jiwa.
Dengan Total dari 6 Kecamatan dan 9 Kelurahan di Kota Samarinda yang terdampak yaitu 4.042 kk atau 13.586 jiwa dan 3.681 Bangunan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Suwarso menambahkan hingga Kamis (3]/1) sore ada penurunan ketinggian banjir mencapai 5 hingga 10 centimeter di berbagai lokasi, namun di lokasi daerah plantaran sungai masih ketinggian 30 hingga 150 centimeter.
"Kawasan paling terparah ada di sempaja Timur plantaran sungai dan rawa-rawa termasuk di Gunung Lingai dan Giri Mukti dataran rendah, sedangkan di Pemuda masih menunggu karena infonya terjadi penurunan," katanya.
Baca juga: Banjir Melanda Sejumlah Wilayah di Samarinda, Pemkot Identifikasi Penyebabnya
Pemkot Cek Aktivitas Pembukaan Lahan
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda pun intens menggelar rapat koordinasi terkait penanganan banjir.
Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun belum lama ini, dibahaslah berbagai langkah teknis untuk mengatasi permasalahan banjir secara komprehensif.
Andi Harun menyampaikan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi berbagai penyebab banjir sebagai bahan penjelasan kepada masyarakat.
Menurutnya, permasalahan banjir tidak bisa dijelaskan secara sederhana tanpa penelusuran mendalam.
"Ada tiga poin penting yang kami sepakati dalam rapat kemarin.
Pertama, kami sepakat untuk melanjutkan pembangunan tanggul guna menahan aliran air di kawasan rawan banjir," ujar Andi Harun.
Selain pembangunan tanggul, Pemkot Samarinda juga akan mengalokasikan anggaran rutin untuk pemeliharaan saluran air dan pengangkatan sedimentasi di bendungan serta drainase kota.
"Anggaran pemeliharaan sedimentasi tidak boleh kosong karena lumpur yang terbawa air akan terus memenuhi saluran meski telah dibersihkan," tambahnya.
Langkah ketiga yang menjadi perhatian pihaknya adalah pengawasan terhadap bukaan lahan, yang diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama banjir, khususnya di wilayah Loa Bakung.
Sebab itu tak heran jika kawasan ini juga terdampak setelah diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
"Kami telah menugaskan dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan BPBD untuk meninjau aktivitas di lahan yang terbuka.
Jika diperlukan, kami siap berkoordinasi dengan Polresta Samarinda dan Kejaksaan untuk penanganan hukum," tegas Andi Harun.
Wali Kota Samarinda juga mengungkapkan bahwa bukaan lahan menjadi salah satu penyebab utama banjir di kawasan Loa Bakung, Juanda, dan D.I. Panjaitan.
"Di Loa Bakung sudah teridentifikasi adanya bukaan lahan yang signifikan.
Begitu juga di Juanda dan Panjaitan, meski kami masih menyelidiki kegiatan apa yang dilakukan di sana," jelasnya.
Andi Harun berharap para pelaku usaha yang membuka lahan di Samarinda memiliki kesadaran kolektif untuk tidak menyebabkan dampak lingkungan yang merugikan masyarakat.
Selain faktor bukaan lahan, kelancaran saluran air juga menjadi perhatian Pemkot Samarinda.
“Perbaikan saluran air akan dilakukan secara bertahap untuk memastikan aliran air berjalan dengan baik,” kata Andi Harun.
Baca juga: Anggota DPR RI Nabil Husein Serahkan 387 Paket Sembako ke Korban Banjir di Samarinda
(TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari/Gregorius Agung Salmon)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Hujan Bukan Penyebab Banjir di Ibu Kota Kaltim, HMI Samarinda Beber Faktor Pendorongnya |
![]() |
---|
Korban Banjir di Bengkuring Samarinda Pilih Rumah Ibadah dan Sekolah untuk Tempat Pengungsian |
![]() |
---|
Berdasar Data BPBD Samarinda Ada 9 Kelurahan yang Terdampak Banjir di Kota Tepian |
![]() |
---|
Fokus pada Layanan Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Pemkot Samarinda Bangun 2 Posko |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.