Berita Berau Terkini

Kini Pulau Kakaban Dibuka Kembali, Wisatawan Dilarang Berenang, Aktivitas yang dapat Dilakukan

Kini Pulau Kakaban dibuka kembali. Wisatawan masih dilarang berenang. Ini aktivitas yang dapat dilakukan para wisatawan di Pulau Kakaban

|
Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
PULAU KAKABAN DIBUKA - Suasana di Pulau Kakaban yang berada di gugusan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Sempat ditutup 2024 lalu, kini Pulau Kakaban sudah dibuka kembali. Namun, wisatawan masih dilarang berenang di Danau Kakaban yang berada di Pulau Kakaban. (TribunKaltim.co/Renata Andini) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Sempat ditutup sejak tahun 2024 lalu, kini Pulau Kakaban yang berada di gugusan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau,  Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sudah dibuka kembali.

Meski Pulau Kakaban sudah dibuka kembali namun wisatawan masih dilarang berenang di danau Kakaban.

Diketahu Pulau Kakaban adalah salah satu pulau di guguran Kepulauan Derawan yang terkenal dengan Danau Kakabannya dengan ubur-ubur yang tidak menyengat.

Keunikan ubur-ubur di Danau Kakaban ini juga yang menjadi pertimbangan penutupan Pulau Kakaban untuk wisatawan. 

Baca juga: Anggota DPRD Berau Elita Dukung Pemprov Kaltim Jadikan Pulau Kakaban dan Maratua Wisata Premium

Alasan penutupan Pulau Kakaban untuk wisatawan ini demi melindungi ekosistem ubur-ubur tersebut lantaran tidak lagi terlihat di Danau Kakaban

Saat ini, Pulau Kakaban sudah kembali dibuka untuk wisata namun para pelancong tetap dilarang berenang di Danau Kakaban.

Kepala Kampung Payung-Payung, Rico mengatakan pulau Kakaban dapat dikunjungi wisatawan. 

Kendati demikian, wisatawan dilarang keras untuk berenang di danau atau laguna pulau tersebut.

“Sudah bisa dikunjungi, tatapi ada SOP untuk tidak berenang terlebih dahulu,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (16/2/2025). 

Adapun pembatasan kegiatan berenang tersebut itu, dilakukan agar menjaga habitat ubur-ubur yang sebelumnya sempat migrasi dari wilaya perairan di Kakaban sebelumnya. 

Sebab, ubur-ubur yang tak lagi muncul ke permukaan air sempat membuat resah pada Desember 2023 lalu.

Lantaran ubur-ubur tersebut tak bisa lagi menemani pengunjung untuk berenang.

Wisata Pulau Kakaban di Kabupaten Berau.
PULAU KAKABAN DIBUKA - Suasana di Pulau Kakaban tahun 2024 lalu. Pulau Kakaban ini berada di gugusan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Sempat ditutup 2024 lalu, kini Pulau Kakaban sudah dibuka kembali. Namun wisatawan masih dilarang berenang di Danau Kakaban yang berada di Pulau Kakaban. (TribunKaltim.co/Renata Andini)

“Pembatasan ini juga diambil dari diskusi bersama dengan banyak pihak, seperti Disbudpar dan Dinas Kelautan, Perikanan Provinsi,” ungkapnya. 

“Ini demi menjaga ekosistem ubur-ubur ini, jadi tidak boleh langsung dibuka begitu saja,” tegas dia.

Baca juga: Pengembangan Destinasi Wisata Pulau Kakaban pada Tahun Depan, Pemkab Berau Usulkan Anggaran Rp 2 M

Kendati tak diperbolehkan berenang, para wisatawan tetap mendapatkan sensasi liburan yang menarik di pulau tersebut.

Dengan melintasi tracking sepanjang lebih dari 2 kilometer yang dibangun pada 2024 lalu, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan tua dengan pohon yang menjulang tinggi ke langit.

Ditambah dengan keindahan hutan bakau yang tumbuh alami di gugusan Pulau Derawan tersebut.

“Masih banyak keindahan alam yang bisa dinikmati di pulau ini,” sebutnya.

Masa observasi pasca pembukaan ini, dilakukan selama tiga bulan ke depan.

Bila kondisi masih membaik, tak menutup kemungkinan para wisatawan akan diperbolehkan berenang bersama ubur-ubur langka tersebut.

“Kami observasi selama tiga bulan ke depan,” tutupnya. 

Penyebab Hilangnya Ubur-ubur Kakaban

Hilangnya keberadaan ubur-ubur di destinasi wisata Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur diakibatkan cuaca Kebupaten Berau yang semakin panas dan extrim.

Demikian dibeberkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Bina Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir kepada TribunKaltim.co pada Selasa (16/4/2024) sore di Berau, Kalimantan Timur.

Dia menjelaskan, penanganan ubur-ubur masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Berau.

Saat ini, hasil penelitian sementara menjelaskan ubur-ubur di Pulau Kakaban sementara bermutasi ke perairan yang lebih dingin.

Baca juga: Daftar 8 Pulau Kecil yang Masuk Tahap Sertifikasi Jadi Aset Pemkab Berau, Ada Kakaban dan Sangalaki

Memang Kabupaten Berau ini sempat dinobatkan sebagai kabupaten dengan suhu terpanas nomor dua di tingkat kabupaten di Kalimantan Timur. 

Jadi suhu panas itu berdampak ke perairan di Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

"Nah sedangkan ubur-ubur itu hanya bisa hidup di suhu 32 derajat celcius," jelasnya.

Solusi yang Diambil

Kepala Bidang Bina Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Berau, Samsiah Nawir, menjelaskan, pada bulan September tahun 2023 lalu, suhu di kawasan Kabupaten Berau tercatat mencapai 37 derajat celsius.

Guna menanggulangi persoalan tersebut makin meluas, kata dia, pihak Pemkab Berau menutup akses tempat wisata itu sementara waktu yang berlangsung hingga saat ini.

"Jadi memang kami tutup sampai sekarang, supaya tidak di ganggu dulu. Kami terus berkoordinasi dengan pihak pengurus di sana,” lanjutnya.

Meskipun begitu, pihaknya terus masih berupaya untuk menangani masalah tersebut.

Beberapa waktu lalu, cuaca menuju Pulau Kakaban Berau lumayan buruk dan menyebabkan penanganan masih terhambat.

Namun demikian, pihak Disbudpar Berau akan melakukan riset bersama pihak akademisi kembali guna mempercepat proses penanganan di destinasi wisata tersebut.

"Dinas akan bekerja sama bersama pihak Unmul untuk melakukan riset. Nanti kita lihat hasil risetnya.

Kalau sudah clear semua baru akan kita huka kembali," katanya.

Dua Kali Ambil Sampel

Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir menyebut ubur-ubur masih ada di sana, hanya saja tidak muncul ke permukaan.

Uji laboratorium tengah dilakukan pihak ketiga, sehingga pihaknya harus menunggu lebih lama.

Belum lagi, pengambilan sampel pertama gagal yang menyebabkan pihaknya harus mengambil sampel kedua yang dilaksanakan awal Februari lalu.

“Kemungkinan satu bulan setelah pengambilan sampel kedua, kita tunggu saja sama-sama,” ucapnya kepada TribunKaltim.co, Senin (19/2/2024).

Berdasarkan hasil pantauannya, ada sejumlah ubur-ubur yang ada di pintu masuk Pulau Kakaban, tapi jumlahnya sangat sedikit.

Di samping itu, pihaknya juga telah menyiapkan jalur pintu masuk baru di Pulau Kakaban tersebut.

Di mana di sana masih banyak ubur-ubur dewasa yang terlihat. 

Dengan penutupan sementara itu, diharapkan lokasi atau lingkungan di sana dapat memulihkan diri kembali.

“Anakan ubur-ubur juga masih banyak, hanya saja tidak terlihat yang dewasanya,” ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya meminta agar wisatawan tidak khawatir secara berlebih,, karena ubur-ubur tidak hilang.

Kemungkinan, kata dia, mereka hanya memulihkan diri saja lantaran masih banyak ubur-ubur di sisi lain danau.

Diperkirakan, ubur-ubur merasa terancam karena banyak wisatawan yang berenang sehingga memilih mengasingkan diri.

“Mungkin saja di pintu masuk lama itu ubur-ubur terkontaminasi, akibat kunjungan wisatawan yang membeludak," ungkapnya.

Baca juga: Tegaskan Komitmen Konservasi Lingkungan, Akmal: Penyu Sangalaki dan Ubur-Ubur Kakaban Harus Lestari

(TribunKaltim.co/Renata Andini Pangesti)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved