Berita Bontang Terkini
Polder Tanjung Laut Siap Dibangun, Pemkot Bontang Anggarkan Rp 41 Miliar untuk Pembebasan Lahan
Untuk mempercepat realisasi proyek ini, Pemkot bersiap mengalokasikan Rp 41 miliar melalui APBD Perubahan tahun ini
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Pemerintah Kota Bontang memastikan rencana proyek pembangunan polder di Kelurahan Tanjung Laut tetap berjalan meskipun sempat menghadapi kendala dalam proses pembebasan lahan.
Untuk mempercepat realisasi proyek ini, Pemkot bersiap mengalokasikan Rp 41 miliar melalui APBD Perubahan tahun ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Bontang, Much Cholis Edi Prabowo, menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan kajian ulang terhadap Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT).
Baca juga: Perampok di Bontang Gasak Uang Rp 3 Juta, Ketua RT Usul Pasang CCTV Tapi Tidak Ditindaklanjuti
Dalam proses tersebut, dua bidang tanah dikeluarkan dari rencana pembebasan karena ahli warisnya berdomisili di luar negeri.
“Kami harus realistis dalam proses pembebasan lahan ini. Kalau dipaksakan, negosiasi bisa berlarut-larut dan justru menghambat proyek. Jadi, dua lahan yang secara administratif sulit dibebaskan kami keluarkan dari rencana,” ujar Cholis saat dihubungi, Senin (17/2/2025).
Setelah kajian rampung, sambungnya, pemerintah akan segera melanjutkan tahapan pembebasan lahan, agar konstruksi fisik polder bisa dimulai tahun depan.
Infrastruktur ini dirancang seluas 15.067 meter persegi dengan area genangan mencapai 10.018 meter persegi.
Cholis menjelaskan, pembangunan polder ini merupakan solusi utama untuk mengendalikan banjir di Tanjung Laut, terutama saat musim hujan dan air laut pasang.
Ia mencontohkan bagaimana sistem polder telah diterapkan di berbagai daerah, termasuk Jakarta, dengan hasil yang cukup efektif dalam mengatasi genangan air.
“Polder ini akan berfungsi seperti waduk kecil yang menampung aliran air dari parit-parit di sekitar Tanjung Laut. Ketika volume air meningkat, sistem polder akan menahannya sebelum akhirnya dialirkan ke laut secara bertahap,” jelasnya.
Ia menambahkan, tanpa infrastruktur pengendali seperti ini, risiko banjir di kawasan tersebut akan semakin tinggi.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan drainase yang ada, karena elevasi tanah di Tanjung Laut cukup rendah. Maka dari itu, polder adalah solusi paling efektif,” tegas Cholis.
Meski proyek ini telah direncanakan dengan matang, Cholis mengakui ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal pembebasan lahan.
“Kami berharap masyarakat mendukung proyek ini, karena manfaatnya akan dirasakan langsung oleh warga sekitar,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan memastikan bahwa pembangunan polder ini tidak hanya sekadar menampung air, tetapi juga memiliki sistem drainase yang terintegrasi dengan infrastruktur kota lainnya.
Jika semua berjalan sesuai rencana, pembangunan fisik polder di Tanjung Laut akan dimulai pada 2026.
Pemkot Bontang menargetkan proyek ini bisa selesai dalam waktu dua tahun, sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh warga.
“Ini bukan proyek jangka pendek, tapi investasi jangka panjang untuk melindungi Bontang dari ancaman banjir,” pungkasnya.(*)
Pegadaian Syariah Bontang Hadirkan Tempat Wudhu Nyaman untuk Jamaah Masjid |
![]() |
---|
Final Pupuk Kaltim Cup 2025, Loktuan vs Tanjung Laut, Adu Gengsi dan Ketajaman Ujung Tombak |
![]() |
---|
Peduli Pendidikan, Pegadaian Bontang Dukung Pembangunan Ruang Belajar di Panti Darul Aitam |
![]() |
---|
Belanja Daerah Bontang 2026 Capai Rp2,8 Triliun, 85 Persen Bergantung Dana Pusat |
![]() |
---|
Wali Kota Neni Minta Pajak Penghasilan Pekerja Industri Besar Kembali ke Bontang, Bukan ke Pusat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.