Demo Mahasiswa di Balikpapan
Aksi Demo di Kantor DPRD Balikpapan Sempat Ricuh, 7 Mahasiswa Mengaku Jadi Korban Represif Aparat
Aksi demo di Kantor DPRD Balikpapan sempat ricuh, 7 mahasiswa diduga jadi korban tindakan represif aparat.
Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Demo yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Kota Minyak di depan Kantor DPRD Balikpapan sempat ricuh, Jumat (21/2/2025).
Demo tersebut sempat diwarnai dengan aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan pendemo yang ingin memaksa masuk.
Salah satu korban, Maha Sakti Esa Jaya mengatakan, terdapat 7 pendemo, termasuk dirinya, yang diduga menjadi korban tindak represif dari aparat.
"Ada 7 korban di dalam. Pas coba masuk, kita semua diinjak. Sebagian teman-teman ada yang dipukul pakai tongkat," ungkapnya saat diwawancarai media di tengah aksi demo.
Baca juga: Demo di Depan Kantor DPRD Balikpapan, Aliansi Mahasiswa Kota Minyak Ajukan 14 Tuntutan
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua GMNI Cabang Balikpapan tersebut menyayangkan tindakan aparat yang diduga represif tersebut.
Sebab, menurutnya, para pendemo hanya menuntut ruang dialog namun tak disediakan.
Baca juga: Unjuk Rasa Mahasiswa di DPRD Balikpapan, Polisi Berlakukan Contraflow
Hal ini karena ketidakhadiran ketua DPRD Balikpapan saat demo berlangsung.
"Kita mendorong adanya ruang dialog, tapi ternyata pemerintah tidak menyediakan itu dengan alasan tak ada ketua DPRD di tempat, sehingga kita sepakat masuk (ke dalam kantor DPRD). Karena pemerintah adalah pengayom masyarakat, dan tak pantas melakukan tindak represif," pungkasnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250221_demo-Aliansi-Mahasiswa-Kota-Minyak-di-depan-Kantor-DPRD-Balikpapan-1.jpg)