Berita Samarinda Terkini
Terhimpit Tiga Sekolah, SMPN 48 Samarinda Menanti Titik Terang Relokasi demi Jam Belajar Maksimal
SMP Negeri 48 Samarinda yang berada di kawasan padat permukiman Jalan Proklamasi, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Pihak sekolah menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang telah memberikan perhatian terhadap rencana relokasi;
- Relokasi merupakan langkah penting agar siswa SMPN 48 dapat mengikuti pembelajaran penuh waktu;
- Rombel dari SMP Negeri 48 ini ada 12 rombel dan bersama-sama SD.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA — SMP Negeri 48 Samarinda yang berada di kawasan padat permukiman Jalan Proklamasi, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur semakin menghadapi tekanan kapasitas dan keterbatasan ruang yang menghambat efektivitas pembelajaran.
Beroperasi di lokasi yang sama dengan SDN 016 dan SDN 004, sekolah menengah tersebut hanya memiliki kesempatan belajar pada jam siang hingga sore membuat sekolah ini tidak dapat menjalankan proses pendidikan secara optimal, di tengah jumlah murid yang terus meningkat setiap tahun.
Desakan relokasi kini semakin menguat setelah pihak sekolah menilai kondisi tersebut sudah tidak lagi layak untuk mendukung kualitas pendidikan.
Kepala SMPN 48 Samarinda, Suprayitna, menegaskan bahwa keterbatasan ruang, jadwal belajar yang sempit, serta lonjakan pendaftar setiap tahun menjadi beban struktural yang tidak bisa ditangani tanpa intervensi pemerintah.
Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Pilih Intervensi Lingkungan daripada Relokasi Sekolah Terdampak Banjir
Ia menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang telah memberikan perhatian terhadap rencana relokasi sekolah tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Wali yang sangat peduli terhadap relokasi SMP Negeri 48 Samarinda,” ujarnya.
Suprayitna menjelaskan bahwa SMPN 48 mulai berdiri pada 2019 sebagai respon atas kebutuhan masyarakat di kawasan Proklamasi dan Gerilya yang dahulu kesulitan mendapatkan akses pendidikan tingkat menengah pertama.
Karena kebutuhan mendesak, sekolah didirikan dengan memanfaatkan salah satu blok bangunan yang juga digunakan oleh SDN 016.
Namun kondisi berbagi gedung dengan sekolah dasar membuat proses pembelajaran SMP sangat terbatas.
Kegiatan belajar hanya dapat dimulai pada siang hari setelah SD selesai menggunakan fasilitas.
“Pembelajaran ini sangat-sangat kurang maksimal. Dimulai pada 13.00 baru mulai, kemudian sampai jam 17.00 Wita,” katanya.
Ia menekankan bahwa relokasi merupakan langkah penting agar siswa SMPN 48 dapat mengikuti pembelajaran penuh waktu, lebih kondusif, dan memungkinkan pengembangan bakat sesuai potensi masing-masing.
Baca juga: Disdikbud Kaltim Tegaskan Isu Pergantian Seragam Sekolah Baru Hanyalah Hoaks
“Sehingga sangat mengharapkan sekali perhatian dari bapak Wali Kota yang mau merelokasi SMP Negeri 48 Samarinda supaya pembelajaran ini bisa maksimal untuk mengembangkan bakat-bakat anak-anak didik kami,” tegasnya.
Terkait banjir, Suprayitna menjelaskan bahwa lingkungan sekolah sebenarnya relatif aman. Hanya satu ruang kelas di bagian depan yang kerap tergenang ketika hujan lebat, sementara area lain tetap bebas banjir.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251119_Sekolah-Negeri-di-Samarinda.jpg)